X

151 4 0
                                    

Semuanya telah bersiap dan juga telah kumpul di suatu tempat. Mereka sengaja menyewa sebuah bis untuk membawanya ke villa yang sudah di pesan. Sekarang mereka sedang menunggu management bis tersebut.

"Kursi satu Tuan Jaehyun dan Nyonya Taeyong, kursi dua Tuan Johnny dan Nyonya Tenlee, kursi tiga Tuan Yuta dan Nyonya Winwin, Kursi empat Tuan Jeno dan Nona Jaemin, kursi lima Tuan Mark dan Nona Haechan, kursi enam Tuan Guanlin dan Nona Renjun, kursi tujuh Kak Beomgyu dan Tuan Lucas. Dan kursi-kursi selanjutnya di isi atau dibiarkan kosong?"
Management bis tersebut pun memberitahukan dan juga bertanya.

"Biar saya bawakan"
Jeno menawarkan dirinya untuk membatu Jaemin, Jaemin menatap Jeno dengan tatapan tajam.
"Yaudah ini"
Jeno pun mengambil koper Jaemin dan membawa dua koper, koper miliknya dan juga koper milik Jaemin.

"Jeno tadi kita kursi nomer berapa?"
Tanya Jaemin saat mereka berdua telah menaruh barang di bagasi bawah dan juga sudah berada di dalam bis.
"Empat Na"
Jaemin pun mencari kursi yang bertulisan empat.

"Udah dapat"
Jeno pun menyusul Jaemin dan ikut duduk di sampingnya. Bis yang diambil Jaehyun adalah bis elit.
"Jeno, lo bawa permen gak?"
Jeno menggeleng dan langsung dihadiahi wajah Jaemin yang merenggut.

"Aku punyaa"
Renjun yang tiba-tiba nyembul dari belakang membuat Jeno dan Jaemin sama-sama terkejut.
"Minta satu"
Renjun pun memberikan sebuah lolipop dan langsung memberikan nya kepada Jaemin.

"Makasih ya Njun"
Bukan Jaemin yang berbicara melainkan Jeno, Renjun pun mengangguk dan langsung duduk di samping Guanlin lagi.
"Habisin dulu baru tidur"
Jaemin pun mengangguk.

Jeno menarik Jaemin dan menaruhnya di dada bidangnya. Tak butuh waktu lama, suara dengkuran halus pun terdengar.

X

"Na, Nana"
Jeno menoel-noel pipi Jaemin yang berada di dadanya. Tak kunjung mendapatkan jawaban, Jeno pun menggendong Jaemin dan menuju bagasi bawah. Membawa dua koper dan menggendong satu orang.

"Loh Jaemin?"
Jaehyun yang melihatnya pun hampir jantungan sebelum Jeno menggeleng.
"Eh anjing!!"
Jaemin yang menyadari jika ia berada di gendongan Jeno pun langsung menjerit. Ia ingin melepaskan diri dari Jeno, tetapi gagal.

"Udah ayo masuk semuanya"
Mereka semua pun masuk ke dalam villa.
"Dunia serasa milik berdua ya"
Haechan dan Mark sengaja menyindir Jeno dan Jaemin.

"Kamar bawah ada tiga, kamar atas ada empat"
Jeno yang sudah menurunkan Jaemin, tetapi Jaemin yang masih berada di dekatnya.
"Kamar nya sesuai tempat duduk di bis ya anak-anak"
Jaemin yang mendengan ucapan Yuta langsung melotot kan matanya.

"Ayahhh!! Masa iya aku sama Jeno?"
Yuta pun mengangguk dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jeno.
"Kamar satu Mark dan Haechan, kamar dua Jeno dan Jaemin, kamar tiga Lucas dan Beomgyu, kamar empat Renjun dan Guanlin"
Mereka pun langsung berjalan menuju kamar atas dan mencari kamar masing-masing.

Sesampainya di dalam kamar, Jaemin langsung merebahkan dirinya di ranjang yang ada di sana. Berbeda dengan Jeno yang langsung menuju almari yang ada di sana. Jaemin memandang Jeno yang fokus menata baju-baju miliknya.

*No dulu lo ngak sedingin ini No. Maafin gw, gengsi gw tinggi, gw ngak bakal ngakuin kalo gw kangen lo No*
Jaemin pun memejamkan matanya, sekarang pikirannya berkecamuk. Pikirannya bertengkar dengan dunia, sedangkan raganya yang menanggung semuanya.

Jeno melihat ke arah Jaemin.
"Tata bajumu terlebih dahulu dan baru tidur, tenang saja, nanti saya tidur di sofa"
Mendengar Jeno yang berbicara Jaemin refleks langsung duduk dan mengangguk. Setelah nya Jeno langsung mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.

*Padahal gw ngak nyuruh lo tidur di sofa, gw kangen lo No. Lo dulu kalo liburan suka natain baju gw*
Jaemin beranjak dari tidurnya dan langsung menata baju-bajunya dan beberapa skincare nya.

*Sakit hati yang paling sakit adalah bukan karna disakiti seseorang, tapi menyesal pada perbuatan diri sendiri dan sadar sudah tidak bisa memperbaikinya lagi*
Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Jeno yang berjalan ke arahnya.

"Na, bawa hair dryer?"
Jaemin mengangguk dan memberikan hair dryer kepada Jeno tanpa sepatah kata apapun. Jaemin mengambil handuk dan piyamanya dan langsung menuju ke kamar mandi.

*Entah karena kebodohan saya atau karna kecerobohan saya, yang jelas saya menyesal karena telah membuatmu pergi*
Bukan Jaemin bukan Jeno, yang salah bukanlah mereka, dan juga bukan dunia. Tidak ada yang salah, hanya saja terlalu tinggi ego masing-masing.

Jeno pun selesai dan menaruh hair dryer di meja rias Jaemin. Jeno pun pergi keluar kamar dan langsung menuju ke bawah.
"Jeno udah ke bawah ya"
Jaemin pun tersenyum dan langsung hendak duduk di kursi meja riasnya.

Hingga Jaemin tiba-tiba melihat sebuah kertas, ia tak tau itu milik siapa. Jaemin pun membukanya dan langsung tercengang.
"J-Jeno punya penyakit Jantung Koroner"
Jaemin mendengar langkah kaki yang sepertinya mendekat, Jaemin pun dengan cepat langsung mengembalikan kertas tersebut di tempat awal.

"Kamu lihat hp saya"
Jaemin pun melihat-lihat ke arah mejanya. Benar, Di sana ada sebuah hp yang pasti itu milik Jeno.
"Ini?"
Jeno mengangguk dan mengambil hp nya.

Jeno kembali keluar, membuat Jaemin lega. Jaemin pun segera bersiap-siap dan akan bertanya kepada Gyu, apakah benar jika Jeno punya penyakit Jantung Koroner.

X

Jaemin yang sekarang sudah di bawah dan baru selesai makan bareng semua orang pun bergegas mengajak Gyu untuk ke taman luar yang ada di depan villa tersebut.
"Gyu, ayo"
"Ayyooooo"

Mereka berdua pun keluar dan duduk di salah satu kursi yang ada di taman kecil itu.
"Yang aku mau tanyain itu tentang Jeno"
Gyu pun menatap Jaemin dengan semangat, ini yang Gyu tunggu-tunggu.

"Apakah Jeno bener punya,,,,"
Gyu yang udah antusias pun tambah greget karena Jaemin yang tak melanjutkan ucapannya.
"Punya apa? Ayo cepat,,, punyaa,,,,,"
Jaemin pun menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya.

Gyu juga sudah berfikir apa yang akan di tanyakan oleh Jaemin. Hanya ada dua kemungkinan, satu apakah Jeno pernah masuk RSJ? Dua apakah Jeno beneran punya penyakit Jantung?
"Jeno,,, Apa Jeno punya penyakit Jantung Koroner?"
Tebakan Gyu benar.

Gyu mengangguk dan menatap Jaemin yang masih shock dan mencernanya.
"Ngak perlu kaget kak, penyakit bang Jen itu muncul setelah kakak pergi ke Swiss dan tambah parah setelah keluar dari RS"
Jaemin tambah bingung, kenapa bisa? Dan sakit apa?

"Tetapi,,, Jeno sakit apa?"
Pertanyaan Jaemin membuat Gyu langsung tersenyum dan menatap nya dengan intens. Menghela nafas terlebih dahulu dan baru menatap Jaemin lagi.
"Jiwa"

Jawaban dari Gyu membuat Jaemin langsung terbatuk-batuk.
"Uhuk-uhuk"
Gyu pun langsung menepuk-nepuk pelan punggung Jaemin. Jaemin menatap Gyu dengan tatapan mata tajam, ia berfikir jika Gyu sedang bercanda dengannya.

"Jangan bercanda Gyu"
Gyu pun terkekeh pelan dan menatap Jaemin dengan jahil.
"Bang Jen sakittt,,,,,"


X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

Huhu, maaf kalo jelek

After Break Up [NOMIN]Where stories live. Discover now