33

1.2K 137 4
                                    

Saling berbohong untuk saling melindungi?

Kedua mata Wonwoo tak luput dari pandangannya menatap sang ayah yang masih terbaring kritis di atas ranjang ruang inap tersebut. Sudah dua hari berlalu tapi ayahnya juga belum sadar dan ia tidak bisa menanyakan siapa yang menembak sang ayah.

Wonwoo menghela napasnya panjang, ia yakin bukan Mingyu pelakunya dan Mingyu tidak pernah memiliki niatan buruk kepada ayahnya juga orang lain. Pistol? Wonwoo sangat tahu Mingyu, ia tahu kekasihnya itu tidak memiliki sebuah pistol, jika iya pun, dimana Mingyu mendapatkannya?

Pria Jeon itu bangkit dari duduknya, ia berjalan mendekati ranjang sang ayah yang wajahnya begitu pucat, bahkan memakai alat bantu pernapasan. "Ayah, aku mohon segeralah sadar dan katakan bahwa bukan Mingyu yang melakukannya." lirih Wonwoo.

Kepalanya menunduk dalam. "Selama ini aku selalu menurut pada ayah dan tidak pernah meminta apapun dari ayah jadi kumohon, sadarlah dan katakan Mingyu tidak bersalah." lanjutnya dengan sedih. Baru mengakhiri kalimatnya, pintu ruang inap tersebut terbuka, Wonwoo menoleh dan melihat adiknya masuk bersama sang ibu.

Jieun mendekat bersama Seokmin, ia menatap sang mantan suami yang tak berdaya dan hanya diam tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit itu. "Bagaimana keadaannya Wonwoo?" tanyanya kemudian.

"Masih sama, dokter belum bisa memastikan kapan ayah bangun dan besok.. Mingyu akan di sidang di pengadilan. Aku takut Mingyu akan disalahkan ibu." balas Wonwoo dengan khawatir.

Seokmin menatap sang kakak yang wajahnya begitu sedih. "Hyung, tapi kau yakin bukan Mingyu yang melakukannya kan?" tanyanya.

Wonwoo mengangguk mantap. "Aku sangat mengenal Mingyu, Seokmin. Ia bukan orang seperti itu." jawabnya.

Seokmin mengiyakan perkataan Wonwoo dengan mengangguk, ia lalu menatap ayahnya yang jarang sekali ia temui karena dirinya juga sama-sama sibuk. "Atau mungkin.. ada orang yang menjebak Mingyu?" gumam Seokmin.

Dahi Wonwoo mengernyit bingung. "Menjebak Mingyu?"

"Mungkin orang itu tahu Mingyu akan datang, itu sebabnya ia meletakkan pistol itu begitu saja di depan pintu seperti yang hyung ceritakan." jawab Seokmin, ia mendekat ke arah Wonwoo. "Hyung, coba pikirkan baik-baik, siapa yang diuntungkan jika ayah terluka seperti ini? Atau.. Mingyu masuk penjara." lanjutnya.

Wonwoo terdiam selama beberapa saat, ia memikirkan jawaban pertanyaan Seokmin dan hanya satu nama yang muncul di kepalanya. Kedua matanya membulat lebar. "Aku akan pergi sebentar." ucapnya dan ia bergegas keluar dari ruangan tersebut.

Wonwoo berlari di koridor rumah sakit, memasuki lift dan turun ke lantai pertama, ia terus berlari hingga sampai di tempat parkir, dirinya memasuki mobilnya, langsung melajukannya kembali ke rumah, rumah dimana ia tinggal bersama Seungcheol selama kurang lebih tiga tahun lamanya.

Ia terus menancapkan gas hingga dirinya sampai di rumah tersebut dan ia bergegas masuk. "Seungcheol!" panggilnya seru, tidak peduli di rumah tersebut ada Jeonghan atau pun ibunya Jeonghan.

"Wonwoo hyung? ada apa?" tanya Jeonghan yang baru keluar dari area dapur.

Wonwoo menatap sekeliling. "Di mana Seungcheol?" tanyanya kemudian.

"Kenapa Wonwoo?" Seungcheol menghampiri keduanya yang berada di area ruang tamu.

Wonwoo menoleh, ia langsung mendekat ke arah Seungcheol. "Kau pasti sudah tahu apa yang terjadi." ucapnya tegas, ia menatap pria yang akan menjadi mantan suaminya itu dengan tajam. "Katakan bahwa bukan kau atau ayah Choi yang melakukannya." tegas Wonwoo.

Seungcheol mengernyitkan dahinya bingung. "Kenapa kau menuduhku?"

"Hyung, Seungcheol bersamaku seharian penuh saat kejadian. Ia membantuku di kafe." bela Jeonghan, karena itulah yang terjadi.

Unless It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang