dua puluh dua "mama, ini sakit.."

755 37 5
                                    

            warning!! Mengandung kekerasan yang dapat menganggu! Diharapkan bijak dalam membaca!      

Happy reading~!

                          (⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡

Ctas!
Ctas!
Ctas!
Ctas!

Suara cambukan itu terdengar menggema dan saling bersahutan bagai burung yang bersiul.

Derga begitu emosi dan melampiaskannya dengan alat cambuk di tangan kanannya. Ia terus melayangkan cambukan itu pada tubuh mungil di depannya.

Alba sama sekali tak merintih, ia menggigit bibir bawahnya hingga berdarah agar tidak bersuara dan mengakibatkan keluarganya tau. Kali ini kakinya menjadi sasaran empuk Derga yang sangat sangat emosi melihat dirinya.

"Puas? PUAS HAH?! KAU HAMPIR SAJA MEMBUAT CUCUKU MATI, BODOH!" umpatan ia dengarkan dari mulut Derga. Derga yang melihat Alba diam dan tak bergeming mengeraskan cambukannya hingga tubuh Alba ambruk begitu saja ke lantai.

CTAS!!

bruk!

Alba menatap Derga was was, ia begitu terkejut saat Derga mencambuknya sangat kencang hingga kehilangan keseimbangan.

"Aku tanya, PUAS??" ulangnya kembali, Alba menggeleng ribut.

"Alba Ndak senaja.. hiks.. b-benelan.." ucapnya terbata. Tubuhnya merasakan sakit yang amat membuatnya lemah.

"Tak sengaja katamu? Kalau tak sengaja yang kamu maksud membuat Gamiel koma, lantas kalau kau senaja MAU MEMBUAT CUCUKU MATI?!" Sembur Derga dengan kencang. Urat uratnya begitu terlihat menonjol.

Tubuh Alba bergetar hebat, "Ndak.. ndaak.. hiks.. shutoop(stop) opa.. this is so painful and scaly(scary).." isakannya lolos dari bibir mungil Alba.

Derga hanya memandangnya tajam, sementara Alba membalas tatapan sayu. Kemana opa nya yang kemarin begitu khawatir kepadanya? Kemana Opa nya yang begitu tulus merawatnya saat sakit? Kemana Opanya yang menggendong dan menyanyikan lagu? Kemana itu semua?? Kemana? Disini hanya ada monster..

"Berdiri kamu!" Titah Derga. Dengan segera Alba berdiri, tapi ia tak kuat menahan beban dan ambruk kembali.

"Argh! Cepat, rantai dia! Dan bawakan padaku!" Ia menyuruh bodyguard yang sedari tadi menjaga di sampingnya.

Segera bodyguard itu merantai tangan dan kaki Alba. Ia begitu kasihan dan sedih saat melihat tangan mungil tuan mudanya memerah akibat rantai yang sudah berkarat.

Tapi ia bisa apa?

Setelah selesai, Derga langsung mencambuk punggung Alba sebanyak banyaknya. Alba sudah menangis kencang sekarang, sakit.

Mama.. satit, mama.. ini lasana satit..

Ctas!!

Ctas!!

"Diam kamu!"

Alba begitu mati Matian menahan tangisnya yang begitu pilu, tubuhnya sudah remuk sekarang hingga Alba tak bisa merasakan apa apa alias mati rasa.

Perlahan Alba kehilangan kesadarannya, mata indah itu terpejam dengan damai. Derga yang masih belum sadar terus mencambuk Alba, kali ini ia menaruh cambukannya dan menggantinya dengan tongkat bisbol.

Ia memukul punggung Alba, sekali saja. Setelahnya ia berhenti karena sudah tak mendengar suara tangisan Alba. Derga menengok, "cih, begitu saja tertidur? Lemah.."

Derga menjauh, ia mencuci wajahnya yang terkena cipratan darah Alba. Menyebalkan, darah itu mengenai kemeja putihnya. Harusnya ia bermain bersih tadi.

Bodyguard tadi membuka rantai Alba, ia menggendong Alba dengan santai. Tujuannya bukanlah rumah sakit, tapi kamar. Kamar Alba yang terletak paling ujung hingga memungkinkan tak akan mendengar suara.

"Tuan muda yang malang," ucap bodyguard tersebut. Setelah menaruh Alba di kasur, ia meminta pelayan untuk mengelap tubuh Alba dan menggantikan bajunya.

P3k yang selalu tersedia di kamar Alba kini habis, terpaksa ia membelinya kembali.

"Aku akan pergi sebentar membeli obat untuk tuan muda," pamitnya. Dayang itu mengangguk Tampa melepas pandangannya pada Alba. Jelas terlihat di matanya bahwa Alba tidak baik baik saja, namun ia berusaha abai. Disini tugasnya hanyalah membersihkan tubuh Alba dari darah.

Namun air matanya menetes, " andai saja nyonya tidak pergi.. sakit sekali aku melihat seorang malaikat kecil diperlakukan selayaknya pemuas ego, dilukai dan ditinggalkan begitu saja,"

Hai haii double update yaa!! Sybill sayang kalian🤗💗

BONEKA ALBA [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang