dua puluh tida "Album"

488 32 6
                                    

                  Happy reading~!
                      (⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡

Malam telah tiba, sinar rembulan begitu menerangi langit malam yang gelap gulita. Hewan nokturnal mulai melakukan aktivitasnya setelah tertidur pulas sekian lama.

Pemilik manik madu itu masih terpejam erat setelah luka yang didapat nya. Luka yang tidak di obati dengan benar membuat kakinya membengkak.

Hanya ada dirinya di dalam kamar yang gelap tak ada cahaya terang sedikitpun, bergantung pada cahaya purnama.

"Eunghh.." lenguhan dari mulut Alba terdengar. Kelopak matanya terbuka secara perlahan.

"Elap.." ucapnya saat manik madu itu bergulir melihat ke sekitar. Ia membuka selimutnya, matanya membelalak terkejut begitu melihat kedua kakinya.

"Tati Alba.. hiks.. tenapa dini.." ia begitu takut saat melihat lukanya sendiri.

"Mama lihat? Opa jahat.. tolong jemput Alba.." matanya menghadap ke sang bulan purnama yang memancarkan cahaya terang.

"Hiks.. Alba capek.. abang Len mana.." lirihnya. Ia ingin pergi dari sini, tapi kakinya begitu sakit.

Alba hanya bisa pasrah, kakinya sungguh membuatnya kesakitan setengah mati. Dan tak ada siapapun disini..

Setelah asik menangis, Alba mulai turun dari kasur. Sakit, kaki Alba melemah.. rasanya tidak kuat untuk menopang tubuh milik Alba sendiri.

Alba terus memaksakan kaki mungilnya hingga ke depan pintu. Tangannya memegang apapun yang ada disampingnya sebagai pegangan agar tak terjatuh.

Setelah sampai di depan pintu, perlahan ia membukanya dan.. berhasil! Pintu itu tidak di kunci.

Melihat lorong kamar yang nampak sepi Alba berpikir bahwa mereka sedang pergi keluar.

"Peuldi? Hiks.. Ndak ajak Alba.." sepertinya Alba kecewa, tak ingin lebih terhanyut ke dalam kekecewaan. Alba berjalan kembali, langkahnya begitu sempoyongan.

Tangga sudah berada di hadapannya, Alba ragu untuk menuruni anak tangga dengan keadaan seperti ini. Apa ia kembali ke kamar dan menunggu dayang atau bodyguard? Atau.. menuruni anak tangga yang cukup banyak ini untuk menemui mereka? Ukh.. pilihan yang sulit, Alba tak bisa memilihnya.

Tiba tiba, seorang bodyguard datang dari bawah. Alba yang melihat bodyguard itu melayangkan tatapan binar seakan menemukan harta Karun tersembunyi.

"Aman..(paman..) Tati Alba atit.." adunya sembari menunjukkan kedua kakinya yang membengkak.

"Tuan muda, kenapa bisa berada di sini? Ayo, kita kembali ke kamar.." bodyguard itu menggendong Alba ke dalam kamar.

"Alba jalan.." jawabnya. Ia memainkan telinga bodyguard itu dengan pelan.

                         ***

Luka Alba telah diobati. Sekarang Alba sendiri, bodyguard itu keluar setelah tugasnya selesai.

"Alba lindu Nanan.." lirihnya. Membayangkan wajah Kenan yang tertawa saja sudah membuat rasa rindu itu semakin membuncah.

"Hiks.. Nanan.. hiks.. Alba mau Nanan.." Alba benar benar merindukannya. Ingin mendatangi Kenan dan memeluknya erat supaya ia tak pergi kembali. Hanya Kenan, Galen yang dapat ia percaya.

"Oh iya, Abang miel udah banun belum yah..? Alba penasalan.." dengan segera Alba menghapus air matanya.

Manik madu itu menyapu seluruh ruangan, ia menginginkan iPad miliknya.
Sudah lama sekali ia tak memainkannya.

"iPad Alba mana ya..?" Tanyanya seraya terus menelusuri kamarnya.

Di sudut ruangan terdapat laci kecil, Alba turun dari kasurnya dan berjalan perlahan.

Membuka laci berdebu itu, terdapat album foto yang bertuliskan Dear Alba di sampulnya. Alba yang tertarik pun membukanya.

"Hatcuu!" Debu bertebaran dimana mana. Ya tuhan.. debunya banyak sekali..

Membawa album itu ke tempat tidurnya adalah pilihan yang bagus. Di bawah cahaya bulan Alba melihat lihat gambar yang ada didalamnya.

Ia melihat satu foto dimana, seorang wanita tengah menggendong bayi dan tersenyum hangat.

"Cantik ya.." di usapnya foto itu dengan sayang. Ia membalikkan foto itu, alangkah terkejutnya saat melihat ada pesan disana.

Dear, Alba..
Hai sayang.. foto disini adalah kenang kenangan waktu Alba masih kecil, lihat! Alba lucu sekali bukan? Hahaha, anak mama gitu loh. Mungkin saat Alba baca ini, mama udah nggak ketemu Alba lagi.. maaf ya, semua ini demi kamu, honey..
Besok, mama datang lagi dan jemput Alba pakai pesawat wuuuss!

"Emang talau Alba nomong (ngomong) batalan di denelin? Ndak Tan?"

-Raellyon Albara Gautama-

Haiii, sybill balik.. rasanya lelah sekali, organisasi yang sybill ikutin lagi sibuk..
Maklum yaa, 😆😆

Ai loop yuu all

BONEKA ALBA [Finished]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant