salam perpisahan

510 24 0
                                    

Haii, Sybill ada tambahan niih
Happy reading all~!

Hari itu, Asher baru saja pulang sekolah. Dirinya berjalan menuju halaman dengan lesu, hari ini hari yang melelahkan karena pelajaran olah raga.

Semakin mendekat, dirinya melihat ke sekeliling.. kenapa banyak karangan bunga disini.

Melangkah mendekat, berniat membaca isi dari karangan. Begitu membaca, matanya terbelalak melihat tulisannya.

"Kenapa mereka tulis begini?"

"Apasih, bercandanya enggak lucu tau, bawa bawa kematian!" Asher menangis. Kenapa harus adiknya yang tertulis?

Lalu dirinya menghancurkan karangan bunga satu per satu sebelum alunan lembut menyapa indra pendengarannya.

"Asher sudah pulang ya? Masuk yuk," Ana memakai pakaian serba hitam dan tertutup hari itu.

"Bunda! Mereka jahat! Hiks.. hiks.. mereka doain hiks.. El meninggal!" Adunya seraya melangkah mendekat ke arah sang bunda.

"Hm? Asher.. dengar bunda ya? Kita masuk, emangnya Asher enggak mau ngucapin salam perpisahan?"

"Perpisahan apa, Bun? Emang ada yang mau pergi?" Tanyanya di selingi isakan kecil.

"Masuk aja ya," Ana menuntun dirinya masuk ke dalam. Terpampanglah para penduduk yang memakai baju berwarna sama dengan Ana, ditengah-tengah nya terdapat anak kecil yang di selimuti kain kafan. Bibirnya pucat membiru begitupun dengan yang lainnya.

Asher membelalak, "EL! EL KENAPA KAYAK GINI?!" teriaknya kalang kabut. Lagi lagi, bulir bulir air matanya menjatuhi pipi chubby.

Memeluk raga kaku itu dengan cepat dan menatap semuanya sengit, "kalian apain adik aku! Masih belum puas? Hiks.."

Ana ikut menangis, "Asher.. El udah pergi.. El udah nggak ngerasain sakit lagi, Asher ikhlas ya?"

"Maksud bunda apasih? Aku nggak paham," Asher menggeleng ribut.

"El sudah pergi.. Asher,"

"ENGGAK! ENGGAK! KEMARIN MASIH MAIN BARENG AKU! HIKS.. KALIAN JAHAT!" teriakan Asher begitu menggema di seluruh mansion.

"Tolong di cium ya, adiknya.. usahakan untuk tidak meneteskan air mata, sebentar lagi almarhum akan di makamkan,"

"Asher, Asher boleh cium El sepuasnya, tapi Asher habis ini ikhlas ya?" Pinta Ana.

"KALIAN PADA KENAPA SIH? HIKS.."

tak ayal Asher ikut mencium untuk yang terakhir kalinya setelah Avas.

Begitupun setelahnya Asher menjerit kesetanan saat Alba di bungkus oleh kain kafan.

"AKH! KALIAN APA IN ADIK AKU!! HIKS.. DIA NGGAK BISA NAPAS NANTI!! HUAA!! TOLONG LEPASIN!" Asher berteriak histeris mencoba mencopot kain kafan itu dari tubuh Alba.

"Asher! Ikhlas nak," mungkin ini yang ia dengar terakhir kalinya sebelum kegelapan merenggut segalanya.

Karena kejadian itu, Asher mengurung diri di dalam kamar dan tidak mau makan, mandi. Baju yang ia gunakan sama seperti dua Minggu lalu. Seragam sekolah yang ia gunakan untuk memeluk Alba.

Alba meninggalkan surat untuknya, meski tidak terlalu terbaca Asher memahaminya.

"Ian Jangan lupain El ya? El mau pergi duluu.. dadah."

Hanya itu yang ia ingat dari banyaknya kalimat yang ada dalam sepucuk surat.

Perlu Alba ketahui, Asher tak akan pernah melupakan Alba. Ia amat menyayanginya.

"Ian sayang El,"

***

Haloo semua, kalian selesai baca ini di umur berapa? Kalau Sybill sendiri selesai nulis ini di umur tiga belas tahun.

Hm.. gimana kabar kalian? Semoga baik baik saja, Aamiin.

Alhamdulillah sekali, cerita ini selesai setelah lima bulan lebih aku tulis karya ini.

Terimakasih banyak sudah mendukung karya iniii!!

Segenap hati Alba yang sudah hancur tak henti hentinya berterima kasih atas vote kalian. Mwah!

Sybill pamit undur diri dari cerita inii.. pay pay!

Always sweet-Sybilla







You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BONEKA ALBA [Finished]Where stories live. Discover now