4

1 0 0
                                    

Seminggu berlalu, hari ini Zakia mengantar keluarga nya sampai depan rumah nya “hati-hati ya”

“Iya, Kakak jaga diri baik-baik ya”

“Iya Bu”

Fitri tersenyum, ia memeluk tubuh Zakia lalu mengecup kening Zakia penuh sayang “kita pulang ya, assalamu’alaikum”

Zakia mengangguk dengan senyum tipis nya “wa’alaikumsalam”

Zakia melambaikan tangan nya Ketika mobil keluarga nya sudah pergi dari hadapan nya. Zakia merantau ke Bandung karna memang ada tujuan yang harus ia capai, sedangkan keluarga nya menetap di Karawang. "Ya Allah, tolong selalu lindungi mereka, terutama Bapak dan Ibu" batin nya.

🖤~~~~~🖤

Pagi ini, Zakia datang agak terlambat karna ada hal yang harus di bicarakan oleh Dewi di ruang OSIS

“Kia!” panggil Wulan -teman gibah Zakia-

Zakia menoleh lalu mengerutkan keningnya bingung “napa?”

“Di kelas ada tamu”

“Tamu?” beo Zakia

Wulan mengangguk “gue duluan”

“O-okey”

Zakia terdiam sebentar, setelah itu ia mengedikan bahunya acuh

🖤~~~~~🖤

Ketika Zakia memasuki kelasnya, seluruh mata kaum hawa tertuju pada satu titik. Zakia mengikuti tatapan mereka disana terdapat seorang pria dengan seragam putih abu, rambut agak gondrong, hidung mancung dan bibir tipis nya “dia anak baru nya?” gumam Zakia

Putri mengangguk semangat “iya, Namanya Deni”

“Oh…”

“Ganteng gak Za?’ tanya Wulan
Zakia menatap Deni sekilas “biasa aja”

“Ya iyalah, orang type si Kia oppa oppa Korea” jawab Putri

Zakia tersenyum, ia mengangkat jempolnya tepat di depan wajah Putri “eh btw, jamkos nih?”

“Jangan harap, pasti Pak Rian bakalan masuk”

“Selamat pagi anak-anak”

“Tuh kan” gumam Putri kesal

🖤~~~~~🖤

“… terima kasih untuk hari ini-“
Zakia langsung mengangkat kepala nya Ketika Pak Rian mengatakan kalimat tersebut, senyumnya mengembang Ketika Pak Rian keluar dari kelas nya

“Jajan kuy” ajak Putri

Zakia menggeleng pelan, ia merogoh saku kemeja nya lalu memberi selembaran uang berwarna hijau pada Putri “gue nitip aja, Takoyaki goceng sama es nya. Balik lagi ke gue harus sepuluh ribu, gak boleh kurang, alhamdulillah kalo lebih”

Putri mencebikan bibirnya kesal, namun tetap mengambill uang di tangan Zakia “iya iya” setelah itu Putri keluar dari kelasnya. Setelah Putri pergi, ia  memainkan aplikasi kamera warna warni.

Duapuluh menit berlalu, Zakia melihat sekitar kelasnya yang masih sepi “si Putri kemana sulu sih? Lama banget njir” gerutu Zakia

“Permisi, paket…!” teriak Putri

Zakia memutar bola matanya malas “lama banget…” omel Zakia

“Ya sorry, lo kayak gak tau aja kantin pas istirahat. Kayak lautan manusia”

“Iya iya, mana sini kembalian nya?”

Putri merogoh saku kemeja nya, lalu memberikan selembaran uang berwarna ungu “nih”

Tok tok tok

“Permisi…”

Zakia dan Putri langsung menatap sosok yang tdi mengetuk pintu “iya, ada apa ya Dio?”

“Mau ke Kak Kia”

Zakia langsung menunjuk dirinya sendiri “gue?” tanya nya memastikan

Dio mengangguk “iya”

Zakia menatap Putri, setelah mendapat anggukan dari Putri, Zakia menghampiri Dio yang masih di depan pintu kelasnya, dengan papper bag di tangan kirinya “kenapa Yo?”

“Ini” Dio memberi papper bag yang tadi di tangan nya “jaket Kakak yang kemaren”

Zakia melihat isi papper bag nya lalu tersenyum tipis pada Dio “makasih”

Dio mengangguk “iya, eum… Aku udah denger berita soal ayahnya Kak Kia”

Zakia yang mengerti arah pembicaraan Dio hanya mengangguk singkat “Kakak yang kuat ya, aku yakin Tuhan udah ngerencanain yang terbaik buat keluarga Kakak” ucap Dio lembut. Zakia Kembali tersenyum tipis “makasih Yo”

“Iya, yaudah aku ke kelas ya Kak”

“Iya

🖤~~~~~🖤

Perihal RasaWhere stories live. Discover now