7

1 0 0
                                    

Hari ini weekend dan keadaan Zakia pun sudah pulih. Zakia membuka ponselnya yang belum ia sentuh selain menelfon Amel semalam. Zakia mengerutkan keningnya melihat pesan dari Dio yang sudah dibuka “kapan gue buka chat dari Dio? Apa Putri kali ya?”

“Kia ayo! Keburu siang nih!” teriak Putri dari luar

“Iya!” teriak Zakia balik, ia menaruh ponselnya di saku celana training nya lalu berlari kecil keluar rumahnya. Hari ini ia akan jogging sambal mencari sarapan.

🖤~~~~~🖤

Putri mengajak Zakia untuk jogging ke alun-alun kota Bandung, sekalian cuci mata katanya. Duapuluh menit berlalu, Zakia langsung duduk di tengah-tengah jalan dengan kaki yang ia luruskan.

“Capek njir” ucap Zakia dengan dada yang naik turun, ia menatap Putri yang menatapnya dengan kedua tangan di pinggangnya.

“Cari makan yuk” ajak Putri, ia mengulurkan tangan nya pada Zakia. Yang diajak langsung tersenyum semangat “ayo” Zakia menggandeng tangan Putri lalu menggoyang-goyangkan nya sepanjang jalan.

“Za, kayak orang gila sumpah”

“Bodo amat” ucap Zakia tak peduli. Ia terus menggandeng tangan Putri dengan tidak bisa diam, matanya terus menatap setiap pedagang kaki lima. Langkahnya terhenti Ketika matanya menatap tukang ketoprak fovoritnya “makan ketoprak yuk!”

“Yuk”

Zakia langsung menarik tangan Putri ke stand tukang ketoprak favoritnya “mas ketopraknya dua ya pedes”

“Siap neng Kia…”

Zakia tersenyum senang, ia langsung duduk di kursi yang kebetulsn tersisa dua.

“Eh iya, kemaren si Yedam ulang taun kan ya?” ucap Putri yang membuka topik pembicaraan.

Zakia mengerutkan keningnya, sedetik kemudian ia mengangguk semangat “iya! Pasti trejo nge v-live ya…?”
“Iya, lo tau gak? Si Jihoon masa ngasih ikan mentah ke Yedam, kan gaje…”

“Masa?”

Putri mengangguk “mungkin dia laper kali ya? Ya tap ikan Yedam lagi ulang tahun…”

“Serah Park Jihoon deh, gue capek ngeliat kelakuan dia, untung cakep”

Putri mengangguk setuju, ia menyipitkan matanya Ketika melihat sosok laki-laki yang tidak begitu asing baginya “eum… Za, itu Dio bukan sih?” tunjuk nya pada sosok yang berdiri tak jauh dari dari stand yang mereka tempati. Zakia ikut menatap sosok laki-laki itu, ia ikut menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya “i…ya, sama cewek?”
“Mungkin?” jawab Putri ragu, ia menatap Zakia yang raut wajahnya berubah sendu “eh iya, kata Gio dia ada niatan buat jodohin lo sama Alfaro”

Zakia mengerutkan keningnya “Alfaro anak basket?” tanya nya memastikan
Putri mengangguk semangat “iya, ganteng loh…”

Zakia mengedikan bahunya acuh “bodo amat sih”

“Ini pesenan nya neng neng geulis…”

“Makasih mas…”

“Sami-sami neng Kia”

“Jangan lupa doa” ingat Putri

“Iyaa”

Setelah berdoa, Zakia dan Putri memakan sarapan nya

🖤~~~~~🖤

Pukul sepuluh Zakia memutuskan untuk pulang, katanya capek, mau tidur juga.

Pukul sepuluh Zakia memutuskan untuk pulang, katanya capek, mau tidur juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Gajee, Gio gaje bangsaaat” umpat Zakia

Putri menatap Zakia aneh “lo napa Za?” Zakia menggelengkan kepalanya, ia mematikan layer ponselnya lalu memejamkan matanya “ Put, salah gak sih kalo gue masih berharap sama Dio?” gumam nya.

“Salah salah enggak sih Za, Cuma gue mau saranin jangan terlalu berharap. Emangnya elo enggak capek?” tanya Putri

“Capek sih tapi… bodo amat ah” Zakia menutup tubuhnya dengan selimut koalanya dan memutuskan untuk tidur

🖤~~~~~🖤

Ting!

“Kia, ayo” ajak Putri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kia, ayo” ajak Putri

Zakia menatap Putri yang sedang menatapnya dengan tidak sabaran “eum… Put, lo duluan aja”

Putri mengerutkan keningnya bingung “lah?”

Zakia tersenyum bodoh “gue… Berangkat sama Dio”

“Yakin?”

Zakia mengangguk mantap “iya, duluan aja”

“Yaudah, gue duluan ya"

‘Iya, hati-hati”

“Lo juga, bye Za”

“Bye”

Setelah Putri pergi, lima menit kemudian Dio dating dengan motor maticnya “udah siap tuan putri?” tanya Dio

Zakia mengangguk, ia menerima helm yang diberi oleh Dio

“Bisa makenya kan?” tanya Dio lagi

“Ya bisa lah” Zakia memasang helmnya, setelah terdengar bunyi ‘klik’, Dio menyalakan motornya, mengulurkan tangannya pada Zakia sebagai tumpuannya “ayo naik”
Zakia mengangguk, ia menerima uluran tangan Dio lalu naik keatas motor Dio “udah”

“Pegangan”

Zakia menurut, ia memegang sisi jaket denim Dio. Dio berdecak, ia menarik tangan Zakia menjadi memeluk dirinya “biar-“

“Aman” potong Zakia cepat “ayo ih buruan, keburu macet nanti”

“Iyaa”

Perlahan Dio melajukan motornya, membelah jalanan kota Bandung yang terasa sejuk.

“Dio” panggil Zakia, ia mendekatkan wajahnya pada bahu Dio

“Iya?”

“Kemaren pagi-pagi kemana?” tanya Zakia penasaran, ia masih penasaran dengan gadis kemaren

“Ke alu-alun”

“Sama siapa?"
“Sama Shiela, bestie gue, kenapa?”

Zakia tersenyum tipis “gakpapa”

“Cemburu?” goda Dio

Zakia langsung menjauhkan wajahnya, matanya beralih menatap jalanan kota Bandung “ya enggak lah, ngapain juga cemburu? Kurang kerjaan banget” elaknya
“Yayaya”

"Gue udah sayang sama elo, bisa kan jangan buat perasaan ini jadi sia-sia?"

🖤~~~~~🖤

Perihal RasaWhere stories live. Discover now