Giselle?

289 23 0
                                    

Selesai beristirahat di cafe, Haikal kembali berjalan tanpa tujuan. Sesekali ia memotret apapun dengan ponselnya, untuk dipamerkan kepada Rendi.

Haikal tak mengira kalau jalan-jalan sendiri cukup menyenangkan. Selama ini jika ia ingin berpergian selalu ditemani oleh Mahen atau Rendi. Dan lagi Haikal bisa mengeksplor tempat tanpa adanya protes dari abang atau temannya itu.

Seperti sekarang ia bisa pergi kesalah satu kedai jajanan Tteokbokki yang menjual berbagai macam jajanan lainnya.

Dengan bahasa Korea seadanya Haikal bisa mendapatkan satu bungkus tteokbokki serta gorengan yang entah gorengan apa namanya.

Ia kembali berjalan dan memotret. Sampai di persimpangan jalan menuju rumah, Haikal terdorong oleh seseorang sehingga ia terjatuh dan tteokbokki yang ia beli tumpah berserakan.

BUKK

"Aww" Desisnya.

Haikal mencoba untuk bangkit walaupun siku dan beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri. Ia melihat telapak tangannya lecet akibat mencium aspal.

"Tteokbokki" Lirihnya ketika melihat jajanan yang ia beli sudah tercampur dengan aspal.

"Permisi" Haikal memutar tubuhnya, menoleh ke sang pelaku.

Seorang gadis dengan hoodie hitam all size, topi menutupi rambut dan matanya, serta masker menutupi wajahnya.

"Apa yang kau lakukan? Kau menumpahkan tteokbokki ku!" Ucap Haikal.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja"

Haikal menghela nafasnya. Ia mengelus-ngelus dadanya sabar.

"Yasudah lah" Haikal mengambil bungkusan tteokbokki itu untuk dibuangnya ke tempat sampah, dan berjalan menjauh menghiraukan gadis itu.

Gadis itu hanya diam melihat Haikal berjalan jauh. Namun suara keramaian mendekat, ia pun berlari panik lalu menarik tangan Haikal.

"Hei hei! Apa yang kau lakukan?"

"Sebentar saja"

Mereka berlari lebih dari setengah kilo meter bahkan sudah melewati rumah halmoni dan aboji. Haikal tak kuat berlari lagi menghentikannya, ia melepaskan tangan gadis itu yang sudah seenaknya menggandeng tangannya tanpa izin.

"Apa yang—"

"Kau! Apa yang kau lakukan?!! Seenaknya menarikku tiba-tiba dan kita sudah berlari lebih dari setengah kilometer!"

"Tapi aku—"

"Begini saja, jika kau ingin melanjutkan berlari tak masalah, tapi jangan menarikku. Aku lelah" Haikal bersandar pada tembok pagar sambil mengatur nafasnya.

Gadis bertopi itu nampak bingung, Haikal melihat gadis itu seperti ada sesuatu yang mengganggunya. Jiwa kemanusiaan yang sangat mengental di dirinya apalagi untuk seorang gadis, Haikal menghampirinya.

"Kau tak apa?" Gadis yang tadinya nampak resah seketika terdiam.

"Siapa tau aku bisa membantumu" Sambungnya.

"Sebenarnya aku—"

Suara keramaian mulai terdengar lagi. Gadis itu kembali menarik tangan Haikal hingga Haikal hampir terjungkah kedepan.

Ia mulai menyadari ketika suara keramaian itu terdengar gadis yang didepannya ini berlari seperti orang ketakutan.

Haikal membenarkan gandengan tangan pada gadis itu ke yang lebih kuat, lalu ia berlari lebih kencang hingga ia menjadi pemimpin pelarian ini.

Gadis itu mendongak walaupun tak terlihat wajahnya dengan jelas tapi Haikal tau gadis itu terkejut.

Di pertigaan jalan Haikal belok ke kiri dimana itu adalah jalan buntu. Ya namanya juga orang baru, jadi gak tau jalan.

The Lucky FanboyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora