Kejutan Giselle untuk Haikal

119 10 0
                                    

Giselle termenung di balkon dormnya. Ponselnya di atas meja menampilkan kontak sang kekasih. Selama 3 hari tidak membalas satu pun pesan dari Haikal ia merasa rindu dengan kekasihnya. Ia pun menyadari kalau sifat egoisnya menguasai dirinya kemarin.

Ditemani bunga-bunga lego dari kekasihnya. Sewaktu selesai manggung terakhir untuk promosi mereka, Taeil datang dan memberikan bunga lego itu kepadanya.

Pertengkaran kecil mereka berasal darinya. Hanya berbeda pemikiran membuatnya seperti kemarin. Bahkan Haikal pulang pun ia tidak memperdulikannya.

Jari telunjuknya bergerak maju mundur. Bibirnya ia manyunkan karena masih merasa malu untuk menghubungi kekasihnya.

"Masih belum ditelfon?" Ningning datang membawa selimut dari kamarnya.

"Kamu belum tidur?"

"Lagi pengen begadang. Mumpung besok dikasih libur tiga hari" Giselle hanya mengangguk menanggapi jawaban Ningning.

"Masih dilema atau gengsi?"

"Malu. Seharusnya kemarin aku tidak seperti itu"

"Tidak apa. Di dalam hubungan pasti ada masalahnya. Hubungin saja Haikal oppa"

"Apa dia mau mengangkatnya?"

"Rendi oppa selalu mengatakan kalau Haikal oppa selalu menunggu pesan dari eonni. Jadi kirimkan saja sebuah pesan atau telfon"

"Kamu dekat dengan Rendi?"

Seketika kedua pipinya memerah "Jangan mengalihkan, telfon saja Haikal oppa" Giselle tersenyum lucu.

Dengan ragu Giselle menelfon Haikal. Suara dering terdengar.

Kedua kakinya bergerak pertanda dirinya sedang gugup.

Ningning menatap Giselle dengan perasaan gugup juga. Walaupun ia yang menyarankan untuk menelfon tapi tetap saja, ia merasa takut.

"Halo" Giselle termenung mendengar suara serag dari kekasih. Pasti kekasihnya sedang tidur kemudian terbangun karena ia menelfon.

"Halo, kamu tidur ya? Maaf ya ganggu. Aku akan telfon besok saja"

"Giselle?"

"Iya?"

"Ini beneran Giselle?"

Giselle tersenyum sendu "Iya sayang ini aku"

Disana Haikal terkejut bukan main. Ia melihat layar ponselnya dan benar yang menelfonnya adalah kekasihnya.

"Sayang! Yaampun, aku tidak percaya kamu menelfonku. Giselle-ah maafkan aku dengan ucapanku kemarin, maafkan aku karena tidak mengerti kamu, maafkan aku!"

"Haikal-ah... Seharusnya aku yang meminta maaf. Kamu tidak salah aku yang salah karna aku masih egosi dan kekanakan. Tidak seharusnya aku seperti itu. Kamu mau memaafkanku?"

"Tentu! Aku selalu memaafkanmu"

"Terimakasih! Sayang, aku rindu kamu"

"Aku juga. Maaf waktu ku tidak panjang, aku harus berkuliah disini"

"Tidak apa. Aku juga minta maaf seharusnya kemarin aku mengantarmu ke bandara, tapi—"

"Jangan minta maaf lagi sayang. Aku tidak masalah, aku paham dengan perasaanmu. Ditinggalkan orang terdekat dengan tiba-tiba membuatmu merasa kesal"

"Kamu kenapa baik sekali"

"Sayang... "

Kedua mata Giselle sudah berkaca-kaca. Kebaikan Haikal memang selalu menjadi tarikan hati untuknya.

The Lucky FanboyWhere stories live. Discover now