Lee Jeno Sang Manager Baru

80 10 1
                                    

Setelah berlibur di negara sang kekasih, Giselle kembali berkegiatan. Ia dan para member kembali latihan untuk konser mereka ditemani oleh manager baru yang bernama Lee Jeno. Pemuda dengan kacamata hitam dan senyuman manisnya yang ternyata seumuran dengannya dan Karina.

Kini mereka sedang berada diatas panggung, ada yang sedang merebahkan tubuh ada juga yang sedang meminum mineral yang sudah disiapkan. Latihan untuk konser benar-benar membuat tenaga mereka terkuras sekali.

"Jadi mau pakai koreografi yang mana?" Tanya pelatih dance mereka yang kini sedang bergabung beristirahat dengan tab yang ia bawa.

"Aku lebih suka yang tadi, lebih cocok dengan konser kita" Jawab Winter.

"Aku juga setuju. Bagaimana?" Karina bertanya pada pelatih.

"Yasudah kalau seperti itu. Sudah fix ya..." Keempat member mengangguk setuju. Sang pelatih pun beranjak kemudian pergi dari sana.

Giselle mengambil ponselnya di saku celana training yang ia pakai. Ponselnya terlihat sangat kosong, belum ada pesan yang dikirim oleh Haikal. Sepertinya ia benar-benar sibuk dengan kuliahnya.

"Ponselmu tidak akan berubah menjadi wajah Haikal" Sahut Karina. Ningning dan Winter mendengar ucapan Karina pun tertawa.

"Baru dua hari sehabis dari Jakarta sudah rindu saja" Ledek Ningning. Giselle berdecak kesal mendengar para member meledekinya.

"Kalian itu tidak punya pasangan, jadi tidak tau apa yang aku rasakan!"

"Aku melihat Giselle eonni saja sudah membayangkan bahwa kalau memiliki pasangan itu sangat menyusahkan!" Sahut Winter.

"Eonni! Jangan berkata seperti itu, nanti jika kau menyukai pria lain. Aku yang akan meledekimu dalam seumur hidupmu!" Sahut Ningning.

"Yak! Jangan seperti itu!!"

"Malah mereka yang bertengkar" Ucap Giselle lelah melihat dua maknae sedang bertengkar.

"Karina-shi, ini pesananmu" Lee Jeno, sang manager baru datang membawa plastik putih dan menyerahkannya pada Karina.

Giselle menatap Jeno "Kok hanya Karina saja yang dibelikan? Aku mana?" Entah ini benar-benar bertanya karena ia tidak diberikan barang yang sama seperti Karina atau Giselle hanya menggoda Jeno saja.

Karena ia sedikit tau kalau Jeno sebenarnya naksir dengan Karina. Melihat pemuda itu selalu menatap Karina dengan tatapan memuja dan tidak pernah mengalihkan perhatiannya ketika Karina sedang berbicara atau melakukan hal-hal lain.

Jeno menggaruk tengkuknya "A-ah itu—" Karina berdecak kesal "Ini aku minta tolong dengan Jeno, kau jangan mengatakan hal-hal aneh!"

"Biasa saja Karina-ya! Aku kan hanya bertanya" Giselle memutar bola matanya malas.

Sebuah dering telfon dari ponselnya mengalihkan perhatiannya. Ia melihat nama kontak dari sang kekasih. Senyuman lebar dan bahagianya terlihat sangat terang. Dengan cepat ia beranjak dari tempatnya menuju tempat yang lebih sepi.

"Halo"

"Sayang... maaf ya aku belum balas pesanmu tadi. Aku baru saja pulang dari kuliah"

"Iya tak apa. Kamu kan langsung telfon aku"

"Bagaimana latihan konsernya?"

"Berjalan baik. Ohya, sayang aku mau cerita!"

Disebrang sana Haikal menaikkan salah satu alisnya. Posisi duduknya di atas kursi belajar pun ia benarkan, seakan-akan ia mendengar cerita dari sosoknya langsung.

"Cerita apa?"

"Kamu tau kan manager baru aku?"

"Lee Jeno?"

The Lucky FanboyWhere stories live. Discover now