Chapter 3

55 21 4
                                    

Ekhem! Ekhem!

Haii guyss, Nanaaa kambekk!

Nana usahain up setiap hari sabtu pukul 10 malam ya, Fren!

Nana bakalan kasih tau kalau ada perubahan jadwal, Fren!

Silahkan baca cerita nya!

Enjoy!

================================

"𝘋𝘢𝘳𝘳𝘦𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨"

..........................

𝘋𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘵! 𝘋𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘳𝘵!

𝘛𝘦𝘭𝘰𝘭𝘦𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘰𝘭𝘦𝘵

𝘎𝘰𝘰𝘥 𝘮𝘰𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨, 𝘉𝘢𝘣𝘺

𝘌𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘮𝘶~

Berbagai suara yang berasal dari ponsel para bidadari khayalan, mereka memasang alarm untuk melaksanakan sholat tahajud. 𝘙𝘢𝘫𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪.

Yang bangun terlebih dahulu adalah Nayla, bagaimana tidak, ia memasang alarm dengan volume tinggi dan alarmnya adalah '𝘦𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘮𝘶'. Speaker hpnya tepat berada di telinga Nayla. "Auto budeg gue" Omelnya baru saja bangun tidur.

𝘛𝘦𝘭𝘰𝘭𝘦𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘰𝘭𝘦𝘵 𝘵𝘶𝘵 𝘵𝘶𝘵 𝘵𝘶𝘵

𝘎𝘰𝘰𝘥 𝘮𝘰𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘺, 𝘸𝘢𝘬𝘦 𝘶𝘱 𝘣𝘢𝘣𝘺

𝘋𝘳𝘳𝘳𝘳𝘵𝘵! 𝘋𝘳𝘳𝘳𝘳𝘵𝘵𝘵!

Sejauh nya yang Nayla dengar seperti itu, Queensa dengan telolet nya, Aluna dengan si paling di panggil Baby, sedangkan Alinea dengan getaran hatinya. 𝘏𝘦𝘩𝘦

Nayla mengambil ponsel mereka dan mematikan alarmnya. Tidak lama, Alinea pun bangun dengan matanya yang sedikit susah terbuka. "Gilaa, Petet amat mata lu, habis itu ya? " Pertanyaan dari Nayla sontak mengundang bantal yang tepat mengenai wajahnya. Iya, bantal itu dari Alinea.

Setelah Alinea selesai, ia pun membangunkan Queensa dan Aluna. Alvina mengetuk kamar mereka, menanyakan apakah mereka sudah bangun atau belum, Alinea yang menjawab pertanyaan dari mamanya itu.

Pintu kamar itu sedikit terbuka, karena Alinea malas menutupnya saat Alvina keluar. Alvina memang menutup pintu lagi. Tetapi, tidak begitu rapat. Di sela-sela pintu kamar itu, ia melihat Darren melewati kamarnya, mungkin baru selesai sholat dan mungkin baru mandi.

Bayangkan saja, wajah yang tampan, seragam putih dengan celana abu-abu dan juga didominasikan dengan rambut hitam yang basah. Sangat tidak ramah untuk jantung seorang perempuan. Tentu saja Alinea sempat terpesona.

Aluna, Alinea, Nayla, dan juga Queensa bergegas turun setelah mendengar panggilan dari mama Alvina menyuruh mereka ke dapur, karena jam sudah menunjukan pukul setengah 7. Darren dan Darrel akan pergi sekolah, Walaupun Darrel pergi dengan sedikit paksaan dari orang tua nya.

Awalnya Darrel tidak mau sekolah karena Aluna juga tidak. Alasannya dianggap tidak masuk akal oleh Alvina dan Zayyan. Akhirnya Darrel pasrah saja , dunia sedang tidak berpihak pada dirinya.

Di dapur, terlihat Zayyan dan Alvina yang sedang memasak bersama pembantu, dan ada Darren disana. Darren sudah memakai seragam sekolah dengan rapih. Sedangkan Darrel?, pria itu masih sibuk dikamarnya, mungkin memikirkan alasan lagi untuk tidak sekolah.

Our Story [On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora