CHAPTER 10

17 7 0
                                    

"See? Dia Ezra, apa yang bakal lo lakuin setelah ini?"

Setelah berbisik demikian, Revan kembali ke posisi nya semula.

Zeya diam. Tidak tahu harus mengatakan apa.

"Lo yang namanya Zeya?" tanya Kesya.

Zeya mengangguk. Dalam hati ia memikirkan bagaimana Kesya tahu mengenai dirinya. Apakah Ezra sering bercerita kepada dia? Jika itu benar, berarti hubungan mereka lebih dari sekedar teman 'minum', kan?

Ia menatap Ezra yang juga tengah menatapnya. Di detik keempat Zeya memalingkan wajahnya. Tidak tahan dengan tatapan intens dari Ezra. Sungguh aneh! Zeya dibuat heran malam ini.

"Gue muak banget liatnya, lo gak bisa jujur, heh?" sinis Revan yang ditujukan pada Ezra.

"Bukan urusan lo!"  ketus Ezra.

"Kalian berdua kenapa sih?" tanya Zeya dengan jiwa penasaran nya. Ia baru menyadari jika kedua cowok itu saling mengenal.

Revan terkekeh geli. "Tanya aja sama cowok di depan lo itu."

Lalu Zeya beralih menatap Ezra kembali. Ezra terlihat memasang wajah datar nya, seolah tak ingin mengatakan apapun pada Zeya. Zeya pun menghela napas pelan.

"Zey!"

Itu suara Jaziel. Zeya lantas bangkit dari duduknya lalu memilih menghampiri Jaziel tanpa berpamitan kepada ketiga orang disana.

Seperti biasa Jaziel menggandeng tangan Zeya.

Samar-samar Zeya dapat mendengar perkataan Revan sebelum melangkah pergi.

"Lo keberatan kalo dia jadi pacar gue?"

***

Kantin biasanya menjadi tempat favorit para murid untuk membolos saat jam pelajaran maupun saat sedang jam kosong. Hal itu dikarenakan Guru BK hampir-tidak pernah menginjakkan kaki di kantin walaupun mereka tau jika anak murid nya sering membolos kesana.

Begitu pula dengan Zeya yang saat ini tengah asik menikmati soto kantin sendirian. Karena kedua sahabatnya sudah pergi, ia jadi tak mempunyai teman untuk membolos ke kantin. Mungkin ada sih yang mau menemaninya, namun ia memilih untuk pergi sendiri saja.

Zeya menyeruput Es Jeruknya sembari memperhatikan sekeliling kantin. Tidak banyak yang berada di kantin, mungkin bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Setelahnya, Zeya beralih kepada ponsel nya, menscroll beranda Tiktok karena ia dilanda gabut.

Dan kebetulan sekali, Jaziel hari ini tidak masuk dikarenakan ada acara keluarga. Ya, tentu saja dari keluarga Ayah Jaziel. Jika dari keluarga Ibu sudah pasti Zeya akan turut izin juga.

"Zey, gue ikut duduk, ya?" Zeya menoleh kesamping mendapati Kinan sedang menarik kursi di sebelahnya. Cewek itu juga membawa sebuah nampan berisi semangkuk bakso dan Lemon Tea.

"Jamkos?" tanya Zeya.

Kinan mengangguk. "Guru-guru lagi pada rapat. Lo udah dari tadi disini?" jawab Kinan.

"Gak juga, paling sekitar dua puluh menit yang lalu."

"Itumah lama, Zey!" dengus Kinan yang dibalas kekehan oleh Zeya.

Kinan memakan bakso nya dengan tenang sementara Zeya kembali mengutak-atik ponsel nya.

"Gue denger-denger, anak basket sekolah kita bakal sparing sama anak basket SMA Volanz," ujar Kinan.

"Hah? Serius? Kapan?"

"Abis istirahat kedua, di lapangan indoor. Kita juga bakal pulang cepet kayaknya."

Something About YouWhere stories live. Discover now