🥀Rencana Melia🥀

267 16 5
                                    

Vian mengelus puncak kepala Melia yang tertidur, belaian lembut Vian bisa dirasakan oleh Melia namun gadis itu tidak ingin bangun dari tidurnya.

"Aku tahu kamu sudah bangun Melia,"ucap Vian membuat Melia terkejut dia tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi dia takut disatu sisi dia juga merindukan Vian.

Karena Melia yang masih menutup mata nya dan tidak ingin bangun, Vian dengan nakal mengelus paha bagian dalam Melia membuat gadis itu seketika mendesah karena geli.

"Ahh Vian,"kesal Melia yang menggenggam tangan Vian untuk tidak masuk lebih dalam ke dalam rok nya.

Vian terkekeh melihat wajah Melia yang memerah karena malu.

Melia melihat dengan jelas sosok Vian, bukan sosok yang menyeramkan saat pertama kali mereka bertemu atau pun saat malam  pernikahan itu. Sekarang Melia melihat dengan jelas betapa tampan suami nya itu.

"Kamu beneran kak Vian?"tanya Melia yang diberi anggukan serta senyuman oleh Vian.

Melia pun tersenyum senang dan memeluk laki-laki itu dengan haru.

Melia tidak bisa berkata-kata dia sangat merindukan Vian, vian pun sama bahagianya akhir nya Melia sadar.

"Melia akhir nya kamu sadar,"ujar Vian.

Melia tanpa basa-basi mencium Vian saat itu juga, dia memeluk dan mencium Vian dengan panas.

Vian tersenyumlah lalu membalas ciuman panas itu.

"Tunggu!"kesal Melia mendapati tangan Vian yang begitu nakal meremas bukit kembarnya.

"Kenapa?"tanya Vian tersenyum sambil semakin meremas payudara Melia.

"Ahh jangan dipegang,"cegah Melia memegang tangan dingin itu.

"Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan Vian,"ucap Melia.

"Aku tidak akan menjawabnya sebelum aku memakan mu," goda Vian kepada Melia.

Vian tanpa aba-aba mencium Melia dengan kasar. Melia yang biasanya memberontak menerima ciuman itu dan membalasnya.

Dan mereka pun berhubungan intim dengan penuh gairah di kamar itu tanpa ada yang mengganggu.

Disisi lain Eveline sangat senang karena Melia bisa menerima Vian dengan kondisi seperti itu, ia menghirup bunga melati sambil memakan nya.

"Nathan, apa anak mu baik-baik saja?"tanya Eveline kepada asisten pribadi nya itu.

"Dia mengalami koma,"ucap Nathan.

"Maafkan aku Nathan, karena masalah ini keluarga mu ikut terlibat,"ujar Eveline merasa bersalah.

"Tidak, Raka baik-baik saja dia akan segera bangun dari koma nya. Setelah ini aku akan membawa nya pergi dan aku tidak akan melibatkan nya lagi,"ucap Nathan di beri anggukan kepala oleh Eveline.

"Bawa dia sejauh mungkin, kita bukan hanya berurusan dengan manusia,"ujar Eveline. Nathan pun mengerti.

"Melia, Sean akan menumbalkan adik nya sendiri, kamu akan kehilangan Shasa,"ujar Vian menatap Melia yang tertidur di pelukannya.

"Aku punya rencana,"ujar Melia.

"Rencana apa?"

Melia membisikan sesuatu ditelinga Vian, Vian yang mendengar itu terkejut dan tidak habis pikir dengan jalan pikiran Melia.

"Tapi itu mungkin akan beresiko,"ujar  Vian.

"Iya tapi tidak juga."

"Dia akan aman sayang, sudah kita lanjutkan tidurnya aku sudah lelah,"ucap Melia memeluk Vian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Red WeddingWhere stories live. Discover now