4

227 30 2
                                    

.........Happy reading,...........


Tapi shani ingat saat ini ia masih marah karena sedari tadi diacuhkan oleh Oniel.
Seakan tahu bahwa saat ini Shani tidak bisa menjawab pertanyaannya lagi -karena kehabisan kata-kata untuk berkelak-, Oniel mengulurkan tangan kirinya untuk menyentuh pipi bulat kekasihnya itu.

Oniel :  Kau juga menangis,  Katanya sambil mengusap pipi kanan Shani.
Oniel :  dasar cengeng!  Tambahnya sebelum beranjak berdiri dari posisinya.
Oniel :  Berbaring!  Seru Oniel yang disambut tatapan heran dari Shani.
Shani :  Untuk apa?
Oniel :  Kamu bilang kaki mu sakit..? Aku akan memijat pergelangan kaki mu. Katanya masih dengan wajah datarnya.
Shani :  Tapi kan, kamu sedang sibuk memeriksa..
Oniel :  Berbaring sekarang atau aku akan..

Dengan gerakan cepat Shani langsung berbaring disofa yang ia duduki dengan kakinya yang menghadap ke arah Oniel.
Oniel memutar bola matanya malas saat mendapati rok pendek Shani terangkat lebih tinggi dari posisinya ketika gadisnya itu berganti posisi tadi.
Ia segera melepaskan jas hitam yang melekat ditubuhnya untuk menutupi paha mulus Shani yang terekpos jelas dihadapannya sebelum mendudukkan dirinya disamping kaki Shani.

Oniel :  Berhenti menggunakan rok pendek jika tidak sedang berjalan denganku!
Kata Oniel menatap tajam Shani sambil memijat pergelangan kaki gadisnya itu.
Shani hanya menganggukkan kepalanya patuh.
Shani :  Oniel..., Shani memandang wajah Oniel dengan serius.
Shani :  aku haus..  Ucapnya.
Oniel segera mengambil botol air meneral diatas meja yang tak jauh darinya sebelum membuka dan menuangkan isinya kedalam gelas.
Ia menyerahkan gelas itu pada Shani dan dengan sigap diraih oleh gadisnya.
Shani :  Makasih... Katanya sambil memberikan kembali gelas itu pada Oniell.
Oniel :   Dasar merepotkan!
Ucapnya masih dengan wajah datarnya.
Shani menekuk bibirnya kebawah saat lagi-lagi mendengar kata-kata 'bukan romantis' yang keluar dari bibir tebal Oniel untuknya.
Onel berdiri lalu kembali menuju kursinya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang baru selesai setengah.


Shani mengamati wajah serius Oniel yang tengah memeriksa laporan dari pegawainya dari sofa tempat ia berbaring.
Bias cahaya mata hari yang menerpa dibalik punggung kokoh yang sering Oniel jadikan sandaran itu membuat wajah Oniel bersinar layaknya seorang pangeran di cerita dongeng anak-anak TK. Gadis Sempurna itu terpesona lagi dengan ketampanan kekasih 'tidak romantis' nya itu yang tengah memeriksa laporan diatas meja kerjanya hanya dengan mengenakan kemeja putihnya saja,  karna jas hitam Oniel masih digunakan untuk menutupi paha Shani.

Oniel :  Semakin kau memandangiku dengan tatapan terpesona seperti itu kau akan semakin sulit lepas dariku!
Suara tegas dari Oniel yang bernada sombong membuat Shani mendengus kasar. Seketika st
Shani mengubah posisi berbaringnya menghadap sandaran sofa karena tidak mau memandangi wajah menyebalkan Oniel lagi.
Tanpa sepengetahuan Shani, Oniel menarik sudut bibir kirinya sangat tipis kala mendengar dengusan dari Shani. tadi.

Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya. Oniel yang baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya satu menit yang lalu memijat pelan pangkal hidung mancungnya sambil menyenderkan punggung tegapnya pada sandaran kursi.
Ia menoleh kedepan tepat dimana gadisnya tengah terbaring menghadap sandaran sofa yang ada diruangannya dengan mata terpejam. Perlahan ia mendorong kursinya kebelakang sebelum berdiri untuk menghampiri Shani.
Mata tajam bak elang itu mengamati tubuh gadisnya dari atas kepala hingga ujung kaki tanpa berkedip sedikit pun.
Oniel :  Sempurna.  Bisik Oniel pada dirinya sendiri.

Tubuh Shani yang tengah tertidur menghadap sandaran sofa cokelat itu menggeliat pelan. Gadis cantik itu membuka kedua kelopak matanya sehingga menampilkan iris hitam indahnya sebelum meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku karena tidur dengan posisi menyamping untuk waktu yang cukup lama.

Meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku karena tidur dengan posisi menyamping untuk waktu yang cukup lama.
Shani :  Jam berapa sekarang?
Tanya Shani sembari beranjak duduk dengan tangan kanan menutup mulutnya saat menguap.

Oniel melihat jam tangan yang melingkar manis dipergelangan tangan kirinya sebelum menjawab pertanyaan Shani.
Oniell :  Jam 14:12.
Shani membulatkan matanya.
Shani :  Kenapa tidak membangunkan ku? Aku harus makan siang Niell. Ini sudah lewat jam makan siang ku.
Ucap Shani dengan suara melengking karena tidak dibangunkan tepat jam 12 oleh Oniel.
Oniel memutar bola matanya malas.
Oniell :  Bangunlah.. kita makan siang sekarang. Katanya sambil mengambil jasnya kembali dan memakainya.

Ia berjalan menuju sebuah lemari berisikan deretan sepatu sneakers yang memang sengaja ia siapkan untuk dirinya dan Shani yang berada didekat pintu kamar mandi ruangannya.
Oniel :  Pakai ini, ini lebih baik daripada memakai sepatu mu itu.
Ujarnya sembari meletakkan sepasang sepatu sneakers berwarna putih disamping kaki shani.
Shani :  Pakein..  ucapnya sedikit manja.
Oniel menatap tajam gadisnya yang dibalas dengan tatapan puppy eyes oleh Shani.
Oniel : Merepotkan!
Seru Oniel lalu berjongkok dan memasangkan sepatu itu dikaki gadisnya.
Shani : ' Ini balasan dari ku karena kau jarang bersikap manis pada ku. Hahaha..' Kata Shani dalam hati sambil menjulurkan lidahnya pada Oniell dan tersenyum puppy eyes saat Oniel mendongak setelah selesai memasangkan sepatu dikedua kakinya.




My boyfriend is not romantic Where stories live. Discover now