5

251 30 4
                                    

At Restoran.

ShaniiOniel, mau tahu satu rahasia ku tentang kamu tidak?
Saat ini mereka berdua sudah berada disebuah restoran Jepang yang tak jauh dari kantor Oniell. Shani memasukkan potongan sushi kedalam mulut dan mungunyanya pelan, sedangkan Oniel, ia memakan Sasimi dengan tenang tanpa perlu menjawab pertanyaan Shani. Toh, tanpa dijawab pun kekasihnya itu akan berbicara juga, pikirnya.

Shani :  Mau tidak?  Tanyanya mengulang.
Oniel menganggukkan kepalanya sekilas,
Shani :  Kau itu ... kekasih yang tidak romantis, tahu.  Ujarnya sambil kembali menyantap makanannya.
Oniel meletakkan sendok dan garpunya diatas meja. Ia menatap Shani yang masih dengan santainya memakan makanannya sambil tersenyum pada Oniel seakan-akan kata-katanya tadi bukan sebuah kesalahan.
Oniel :  Apa kata mu?
Shani :  Kenapa? kau mau marah padaku? itu kan kenyataan, Nieel..
Oniel memilih diam dan meminum anggurnya.
Oniell :  Selesaikan makan mu, aku akan mengantar mu pulang.

Mendengar itu, Shani menatap Oniel dengan mulut yang bersiap marah. Jika saat ini ia sedang tidak dalam keadaan lapar, ia pasti akan menyemprot Oniel habis-habisan.
Sushi miliknya bahkan masih tinggal setengah, dan kekasihnya itu menyuruh menyelesaikan makannya ? itu sama saja dengan artian ayo kita pulang sekarang bagi Shani.
Well...lihat bukan? Selain tidak romantis, kekasihnya itu juga tidak pengertian, pikir Shani.
Ia kembali melanjutkan makannya dengan cepat sebelum mereka beranjak menuju apartment Shani.




SKIP.. Malam harinya..

Sepasang kekasih yang tak jauh berbeda usia itu duduk berduaan disalah satu sofa ruang tengah apartemen Shani dengan pandangan mata yang mengarah pada televisi hitam didepan mereka.
Shani dengan kaki yang bersila diatas sofa tengah fokus menonton sebuah acara komedi disalah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Sesekali ia akan tertawa girang sambil bertepuk tangan dengan kedua mata Indahnya yang menyipit saat para pemain di acara komedi itu membuat scene yang mampu mengocok perut para penonton di rumah untuk tertawa.

Berbeda sekali dengan ekspresi Oniel yang hanya berwajah tanpa ekspresi dengan kedua tangan yang terlipat dibawah dada disamping kiri Shani.
Pemuda itu mengambil alih remote tv dari tangan Shani dan mengganti siarannya dengan pertandingan sepak bola.
Oniel :  Ini baru seru!
Shani yang tak terima karena acara yang ia tonton tadi diganti dengan pertandingan sepak bola 'pun berusaha mengambil alih kembali remote tv dari tangan Oniel.

Shani : Nieel... kembalikan remote nya! aku mau menonton acara tadi, bukan sepak bola!
Shani berusaha menggapai remote tv ditangan kiri Oniell yang dijauhkan pemuda itu.
Shani :  Oniel.. Kembalikan!!

Namun Oniel malah semakin menjauhkan remote tv itu dari jangkauan Shani sambil memfokuskan matanya pada pertandingan sepak bola didepannya.
Merasa geram karena Oniel terus mengabaikannya, Shani segera menjambak rambut basah Oniel karena habis keramas dengan kedua tangannya dengan kuat.

OniellAaakkk.. Shan berhenti! "
Shani :  Tidak! kau jahat sekali pada ku. Sudah tidak romantis, jahat lagi. Aku tidak akan melepaskannya, aku ingin menjambak rambut mu ini sampai botak! Hiyaa...!

Shani semakin bersemangat menggerakkan jari-jari tangannya yang menjambak rambut hitam basah Oniel dengan kuat. Ia beralih menjadi duduk dipangkuan kekasihnya itu masih dengan tangannya yang menjambak-jambak rambut hitam milik Oniel.

My boyfriend is not romantic Where stories live. Discover now