Bab 52

892 113 35
                                    

Siang ini Biu sungguh tidak bisa fokus.

Dirinya tengah bersama si kembar sekarang.

Si kembar tampak sedang bermain dengan alat mainnya, mereka terlalu sibuk dengan hal itu sampai tidak memperhatikan Bubu mereka yang sedang berkecimpung dengan pikirannya.

" Dia adalah mantan kekasih pertama Bible "

Sialan!

Itu berputar-putar di otak Biu!

Apalagi setelah temannya itu mengirim poto wanita yang bernama Giska itu, aih itu sangat cantik.

Biu akui.

Bahkan lebih cantik dan tampak sempurna dibanding Aira.

Ah...

Mengapa Biu membandingkan?

Entahlah...

Tapi jika dibandingkan dengan dia, yah.. Masih cantik dan sempurna dia lah.

Anak bungsu keluarga Emerson.

Siapa yang bisa menandingi?

Tapi Giska itu juga bisa sih, huhu.

Dan wanita itu juga berasal dari keluarga yang tidak main.

Salah satu anak dari petinggi juga.

Tapi mengapa bisa wanita itu menjadi sekretaris suaminya?

Ah.. Biu mengapa kau jadi berpikir yang tidak-tidak.

Apa juga masalahnya?

Wanita itu hanya masa lalu suami mu.

Sudahlah, jangan berpikir.

Tapi.. Tidak bisa huhu, ini sungguh membuat kepalanya menjadi berat.

Entah mengapa dia terganggu dengan hal ini.

Takut-takut...

Ah tidak mungkin kan, Bible akan berkhianat padanya?

Ck...

Biu masih sibuk dengan pikirannya, sampai tidak menyadari bahwa pintu kamarnya dari tadi di ketuk oleh seseorang.

" Biu.. Nak " itu adalah suara nyonya Rose.

Tok.. Tok.. Tok...

Baru dirinya sadar akan suara itu, setelah hampir lima kali nyonya Rose mengetuk pintu kamarnya.

Dia dengan segera membuka pintu tersebut.

Ceklek!

" Ah, iya bu.. Maaf Biu di kamar mandi tadi " terpaksa dirinya berbohong.

" Tidak apa-apa. Boleh ibu masuk? Ibu ingin melihat si kembar " jawab nyonya Rose, Biu mengangguk menyetujui lalu mempersilahkan mertua nya itu untuk masuk ke kamar nya itu.

Si kembar yang melihat sang nenek tentu menjadi riuh.

Ibu Rose menghampiri cucu nya, lalu duduk di samping tempat si kembar sedang bermain. Biu hanya memperhatikan, tiba-tiba terpikir dirinya akan sesuatu.

Dilihat nya ibu Rose yang tengah menggendong Davan.

" Bu " panggil nya

" Iya, kenapa sayang? "

" Biu ingin bertanya sesuatu, bolehkah? " ibu Rose mengangguk, lalu kembali meletakkan Davan ke tempat bermainnya, tak lupa mencium dahi sang cucu. Lalu mendekati sang menantu.

" Kenapa, sayang? Tampak kamu rupa banyak pikiran? " ungkap nyonya Rose.

Biu terdiam sebentar, lalu bertanya.

FATE -BIBLEBUILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang