2.3

467 67 9
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.

〰️

Still in Year 857 - Present Time

Eren memandang gadis yang sangat dia kenal sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit dari celah jendela kamar rumah sakit. Ini sudah masuk hari keempat (Name) tidak sadarkan diri dan hal tersebut membuat Eren cukup merasa sedih. Ragu-ragu, lelaki itu mulai membuka pintu kamar yang ditempati oleh (Name) dan masuk secara perlahan. Beberapa alat medis sederhana terpasang pada tubuh gadis itu untuk menopang tubuhnya yang tidak berdaya selama beberapa hari ini.

"Hai, (Name)."

Eren menyapa (Name) setelah menduduki salah satu kursi yang terdapat di sebelah ranjang gadis itu. Mata hijaunya memandang wajah kurus (Name) dengan tatapan tak tega.

"Maaf aku baru bisa datang sekarang saat Reiner tidak berada di sini. Kau pasti cukup menderita harus berbaring terus selama ini."

Eren menarik napasnya sesaat sebelum melanjutkan ucapannya, "Meskipun begitu, aku tahu Reiner merawatmu dengan baik. Jadi, kurasa aku tidak perlu terlalu khawatir." Lanjutnya.

Tangan Eren meraih tangan milik (Name) dan menggenggamnya dengan lembut. Sesekali Eren mengelus punggung tangan gadis itu dengan hati-hati untuk menyampaikan ketulusannya lewat genggaman tangan tersebut.

"Bangunlah. Banyak orang yang menunggumu di sini, termasuk aku. Setidaknya kita harus mengucapkan salam perpisahan dengan benar, bukan?" Ujar Eren lagi.

Selama beberapa menit Eren bertahan pada posisinya. Memandang wajah gadis yang selalu dia kagumi sejak dia mengenalnya. Gadis yang memberikannya pengalaman yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Gadis yang menariknya dari kegelapan hidupnya dan menyelimutinya dengan kehangatan. Gadis yang selalu mempercayainya dalam keadaan apapun. Gadis yang selalu tersenyum manis sambil melemparkan candaan yang menyenangkan. Gadis yang pada akhirnya tersakiti karena dirinya sendiri.

"Maafkan aku, (Name). Jika aku memiliki kesempatan kedua, aku pasti tidak akan menyia-nyiakan setiap waktu yang aku miliki denganmu. Aku—"

Eren menahan napasnya beberapa saat, "Aku pasti tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian di sini."

Rasa sesak yang seharusnya sudah tidak dapat dia rasakan, lagi-lagi kembali menggerogoti seluruh tubuh Eren. Lelaki itu bisa merasakan giginya yang saling beradu, berusaha menahan amarah yang muncul pada tubuhnya. Amarah yang dia tuju pada dirinya sendiri.

PETRICHOR // Eren x ReadersWhere stories live. Discover now