Four%🐣

16 6 0
                                    

"Kenapa bulan LDRan sama bintang?"
🐣Lutfhan Vs 💢Azellia



Tinggalkan bintang ✨
"Jangan lupa geh🤡"

Waktu istirahat berjalan mulus seperti biasa nya, Lia juga Eva selalu bersama meskipun mereka mulai berbeda jurusan untuk ke depan nya. Akan tetapi, satu hal yang membuat suasana makan hari itu menjadi suram.

"Ini siapa sih li? Anak ilang dari mana? Kok tiba-tiba ngikut sama lo? Lo abis malak dia ya?" Eva bertanya seraya menatap Affan tajam.

"Ceritanya panjang kali lebar rumus segitiga jajar terbang yang bu Risma kasih kemarin Va." Lia memutar bola matanya, ia mencari tempat untuk mereka duduk.

Affan hanya diam, ia hanya mengikut dari belakang mereka berdua tanpa mengatakan apapun. (Jelas seperti anak anjing yang hilang).

Lia merasa aneh dengan posisi seperti itu, ia merasa jika dirinya menjadi pusat perhatian satu sekolah juga mata jahat dari orang-orang yang melihat nya.

'Pitik lo mau makan apa? Biar gue ambilin, lo duduk aja di sana ntar kita ke sana.' Lia berbisik seraya mendongak ke atas sedikit.

"Huh?"

Bukan nya menjawab, Affan malah melongok ke sana kemari seraya mencari orang yang Lia maksud tadi.

"Maksud gue itu lo fan, Astagfirullah."

"Sabar ya li, mungkin dia bingung. Lo sih, udah jelas tau namanya siapa, lo malah so soan manggil nya laen."

Lia terkekeh pelan dengan diikuti Affan yang pergi menuju tempat yang Lia maksudkan tadi. Dia juga tidak yakin kenapa dia menuruti apa yang Lia katakan padanya barusan.

Sedangkan Eva, ia merasa takut jika sesuatu yang tidak baik akan menimpa sahabat labil nya ini. Ia juga takut jika Lia akan mendapat masalah ke depan nya.

Disisi lain kantin..
"Lo liat itu ra? Ini kali pertama nya Affan gak sama temen-temen nya, plus dia sendiri yang minta buat makan bareng sama tuh cewe." Kompor Rania pada teman nya.

"Gue yakin demi sempak bapak gue, kalo tuh cewe dan ancem crush gue biar deket sama dia." Nara terlihat tidak suka dengan kehadiran Lia dalam kelas juga kehidupan romansa nya.

"Kalo Affan suka sama dia gimana?"

Peletak!!

"Lo monye* siapa sih? Lo dukung dia apa gue ha? Lo tau kan kalo gue suka sama dia dah dari lama. Masa iya gue kalah sama anak upil kek dia." Nara sangat kesal, sampai ia memukul punggung teman nya cukup keras.

"Santai dong ra, dia adik kandung nya mungkin." Kata Zena menyela kedua nya.

Kedua nya terdiam, mungkin saja apa yang di katakan Zena itu benar. Tapi Affan bilang saudara nya berada di luar negeri saat ini. Tapi.. Apa mungkin?

Ketiga nya tidak yakin, mana yang benar dan mana yang salah akan cewe yang mereka temui hari itu, disisi lain Nara menyakinkan diri nya sendiri jika dia memang adik nya Affan, tapi di sisi lain pula ia merasa jika cewe itu akan menjadi perusak dalam misi romansa nya.

(Well ini ga plotwis jadi tenang aja)

Tap.. Tap.. Tap..

Lia berjalan perlahan seraya membawa satu nampan di tangan nya.
"Nih." Ucap Lia sambil memberikan nampan yang ia bawa tadi.

"Makasih."

"Loh kamu nya nggak makan kah?" sambung nya lagi.

"Nggak ah, gue lagi puasa jadi lo tenang aja ya." Lia hanya tersenyum tipis sesaat sebelum ia menatap tajam ke arah sahabat nya.

"Maaf ya kita makan dulu, tapi ini gak sopan Li." Kata Affan, ia tidak berani untuk mengangkat sendok yang ia pegang.

Eva hanya menggeleng dengan apa yang Affan lakukan pada Lia, ini pertama kalinya ia melihat ada orang yang peduli dengan Lia selain dirinya.

"E-eh.. makan aja, si Lia dah kebal sama godaan nafsu syetan yang terkutuk kok. Lo nggak usah sungkan ya."

"Oh iya, Lo dah lama kenal Lia? Dimana? Kapan? Kok bisa? Kenapa gak DBM gue kalo lo kenal sama Lia..?" Sambung nya. Tepat ketika Eva ingin melanjutkan pertanyaan nya Lia kembali menatap tajam kearah nya.

'Singa depok makin garang aja anjir.'

Affan terdiam kemudian menatap Lia lembut. Gadis yang menyelamatkan hidup nya waktu itu ternyata sangat baik juga sopan, walau gaya bahasa nya sangat kasar tapi dia terlihat sangat lembut dari luar.

Lia tersadar jika ia tengah di tatap oleh pria di depan nya..

"Lo nggak usah dengerin dia yak, dia tuh laper, jadi kek kanibal gitu kalo nanya orang hehe.."

"Hehe.. Sorry yak gue gak maksud banyak tanya tadi, gue cuman penasaran aja."

Kedua nya terkekeh dengan wajah mereka yang datar.

"Kalian adik kakak ya? Muka kalian kayak kembar gitu gak sih?"

"Ptff bwuhahaha.. Apaan dia sama gue kembar? Heh mas bro, kita berdua beda liang kok. Mana ada kita kembar! Asal muasal kejadian nya gimana bisa kembar bjir.. Jahahaha." Eva tertawa lepas dengan apa yang di katakan Affan kepada mereka berdua.

Ini.. Ini.. Momen langka dari belahan bumi pertiwi tentang mereka berdua. Dan ini kali pertama Eva mendengar jika ia terlihat mirip dengan Lia, padahal mereka berdua tidak kenal satu sama lain sebelum nya, sebelum mereka masuk ke sekolah yang sama.

"Nggak kok fan, kita gak kembar. Kita cuman deket karena satu kesamaan versi cegil nya aja." Dengan tenang Lia menjawab apa yang Affan tanyakan kepada mereka berdua.

"Gitu?"

"Kalian makan aja, gue ada janji di perpus. Dan buat lo Va, jangan buat anak orang jadi gila kek lo."

"Gue pamit ya. Bye." Lia perlahan berjalan menjauh dari meja yang ia duduki tadi.

Ia bergumam pelan seraya memegangi perut nya yang lapar..
'Lapar banget, dah dua hari puasa. Ayah juga belum kirim uang.'

'Sabar ya perut, nanti kita makan kalo uang nya dah ada. Kita harus malu kalo di kasih sama Eva terus menerus..'

BLANK

Seketika pandangan nya menggelap. Ia tidak tau kenapa, tapi rasanya ia melihat kegelapan pekat menyergap penglihatan nya. Samar-samar ia juga mendengar suara Affan yang menggelegar di telinga nya.

"Li.....?"

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
four%🐣 well done.
Happy reading and give me a little star.

See u di next number%♡
Jangan lupa follow + add to your library biar tau up nya ya✨

The Secret Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang