Sebuah Kutukan

251 15 0
                                    

"Turunlah ke dunia manusia, cari seorang malaikat yang menyamar disana."

"Dazai Osamu, hanya dia seorang yang mampu mematahkan kutukanmu."

.
.
.

Chuuya dengan setitik rasa enggan, memutuskan untuk pergi ke dunia manusia. Membayangkan dirinya harus berinteraksi dengan malaikat; yang notabenenya adalah musuh bagi iblis, ia menghela nafas berat.

Chuuya menatap sekeliling, saat dirinya terbang di udara. Ia merasakan energi sihir yang memancar begitu kuat; entah darimana asalnya.

"Itu pasti energi Malaikat.." Chuuya menerka, merasakan energi yang semakin kuat saat ia mendarat di tepi sebuah taman yang sepi. Ia melihat aura kuat itu berasal dari seorang pria brunette bertubuh jangkung yang tengah berjalan di tepi taman sendirian.

Chuuya perlahan berjalan ke arah pria itu, gelapnya malam membuat dirinya tidak perlu menyembunyikan wujud iblisnya. "Kau pasti Malaikat yang selama ini aku cari, ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu."

Dazai menatap dengan tatapan terkejut, ia kemudian menatap bingung sosok dihadapannya, "Siapa kau?"

"Aku Chuuya, aku diutus oleh Tuhanku untuk mencari Malaikat yang akan menyelamatkanku dari takdirku." Kata Chuuya, tatapannya terlihat begitu angkuh.

"Tuhan? Malaikat?" Dazai menatapnya dengan alis berkerut. "Apa yang kau bicarakan?"

"Haha, jangan bertingkah bodoh. Kau tahu betul apa yang aku bicarakan." Kata Chuuya sambil berjalan mendekat, memangkas jarak diantara mereka.

Dazai terkekeh pelan, "Ah... Aku ketahuan ya? Aktingku bagus kan?" katanya sambil tersenyum nakal.

"Jangan menguji kesabaranku, Malaikat." Kata Chuuya sambil menatap langsung ke mata Dazai, aura magisnya mengelilingi tubuh Dazai.

Dazai melepaskan aura magisnya, menghempaskan aura magis Chuuya dalam satu gerakan. Ia menatap Chuuya dengan mata memincing. "Apa yang kau inginkan dariku?"

"Tujuanku cukup sederhana, aku ingin kau menyelamatkanku dari takdirku." Kata Chuuya dengan senyuman penuh arti di bibirnya.

Dazai menyeringai ditempatnya, "Oh? Kau mencoba lari dari takdir?"

"Tidak, aku hanya berusaha menghindarinya." Kata Chuuya. Ia berdiri tepat di depan Dazai, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci.

"Takdir macam apa yang ingin kau hindari sampai repot-repot mencariku seperti ini?" Dazai berkata, suaranya nyaris seperti bisikan.

"Ceritanya panjang," kata Chuuya sambil menghela napas, "Tapi singkatnya, aku dikutuk untuk hidup selamanya dalam kesepian dan keputusasaan. Kudengar kau bisa mematahkan kutukan seperti itu."

Dazai mengangkat bahu, dengan acuh tak acuh. "Kau ingin aku mematahkan kutukan itu?"

"Ya, benar." Kata Chuuya sambil mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai garis rahang Dazai dengan jemarinya.

Dazai menyeringai, "Imbalan apa yang akan kudapat?" Mata Chuuya terbelalak kaget mendengar pertanyaan Dazai.

"Kau... kau ingin imbalan?" tanyanya, jelas terkejut. Dazai terkekeh pelan dengan respon Chuuya. "Aku hanya bercanda."

Dazai tersenyum kecil. "Aku akan mematahkan kutukanmu." Mendengarnya membuat Chuuya menghela nafas lega. Dia mencondongkan tubuh lebih dekat, bibir mereka hampir bersentuhan. "Sekarang, bagaimana cara kita mematahkan kutukan ini?"

"Tuhan tidak memberitahumu?" Dazai memandangnya sambil tersenyum geli. Chuuya menggeleng, "Tidak, dia tidak mengatakan apapun." Jawab Chuuya.

Chuuya menatap penasaran, jantungnya berdebar kencang saat tubuh mereka saling bersentuhan. "Apa yang harus kita lakukan?"

.
.
.
.

TBC.





Love and Curse Where stories live. Discover now