Sebuah Pilihan

183 14 0
                                    

Dazai mendekat ke telinga Chuuya, membisikkan satu kata yang mampu membuat Chuuya bergidik ngeri.

Chuuya melangkah mundur, ia menatap dengan tatapan kaget, wajahnya memerah. "M-maksudmu...kita harus..." Dia tergagap tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

Dazai mengangguk dengan tatapan serius. "Apa kau yakin?"

"Aku...kurasa tidak ada jalan untuk kembali sekarang." Jawab Chuuya ragu-ragu, jantungnya berdebar kencang.

Dazai mengangkat bahu, "Yah... itu keputusanmu." Chuuya menarik nafas dalam-dalam, "Aku akan melakukannya." Katanya tegas.

"Kalau begitu ubahlah wujud mu." Dazai menyilangkan tangannya di depan dada. "Kau akan ikut aku ke rumahku."

Chuuya mengangguk mengerti maksud Dazai. Dia berkonsentrasi untuk mengubah penampilannya, merasakan tubuhnya berubah menjadi bentuk manusia. Begitu dia selesai, dia melihat ke bawah pada dirinya sendiri, mengagumi penampilan tubuh barunya.

Dazai mengangguk, "Penampilan itu terlihat lebih cocok untukmu." Chuuya melirik ke arah Dazai, "Kalau begitu, ayo pergi." Ucapnya pelan.

Sesampainya di rumahnya, Dazai masuk bersama Chuuya ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. “Kau gugup?” Chuuya mengangguk sambil menggigit bibirnya.

"Sedikit." Dia mengakuinya sambil melirik ke sekeliling ruangan. Dazai terkekeh pelan, "Bahkan iblis sepertimu pun bisa merasa gugup, ya?" Tangannya terulur untuk membawa Chuuya ke tempat tidur.

Chuuya menelan ludahnya, "Ku rasa begitu." Ucapnya gemetar sambil duduk di tepi tempat tidur. Dazai tersenyum lembut, "Kalau begitu aku akan memberimu pilihan..."

"Pilihan?" Chuuya bertanya penasaran, sambil sedikit memiringkan kepalanya

Dazai mengangguk singkat, "Kau ingin segera mematahkan kutukanmu dengan berhubungan denganku... atau... Aku bisa mematahkan kutukanmu dalam waktu satu tahun hanya dengan ciuman."

Chuuya mempertimbangkan hal itu sejenak. “Apa perbedaan antara kedua pilihan itu?” tanyanya sambil bertanya-tanya kenapa bisa ada perbedaan waktu yang begitu signifikan.

"Kau benar-benar tidak tahu apa-apa, ya?" Dazai menghela nafas panjang sebelum menjelaskan. “Aku hanya bisa mengirimkan sedikit sihirku saat berciuman, tidak seperti saat kita menjadi lebih intim dan terhubung sepenuhnya.”

"Karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk mematahkan kutukanmu dengan ciuman lebih lama." Chuuya mendengarkan baik-baik penjelasan Dazai sambil mengangguk pelan.

"Jadi... jika aku memilih opsi kedua, kau tidak akan bisa mematahkan kutukanku sampai satu tahun dari sekarang?"

Dazai menambahkan penjelasannya. “Satu tahun hanya perkiraanku, bisa bertambah tapi bisa juga berkurang.”

Chuuya memikirkannya lebih lama sebelum mengambil keputusan. "Aku akan mengambil opsi kedua kalau begitu," ucapnya tegas sambil menatap langsung ke arah Dazai.

"Baiklah.. itu keputusanmu." Dazai membelai pipi Chuuya. "Boleh aku mulai sekarang?"

Chuuya mengangguk, tatapannya tertuju pada mata Dazai. "Ya... mulai sekarang."

Dazai memangkas jarak di antara mereka, menangkap bibir Chuuya dalam ciuman yang dalam. Aura di sekitar mereka berubah saat Dazai mulai menyalurkan sihirnya ke tubuh Chuuya melalui ciuman.

.
.
.
.

TBC.

Ngawur dikit
Sisanya ngawur banget ;v

Love and Curse Where stories live. Discover now