Sampah dan Berlian

1K 68 11
                                    

❤️🔥❤️🔥❤️

happy reading

Mengabai-kan keberadaan Love diruang keluarga, Net justru berlari menuju kearah lift setelah memasukki mansion-nya.

Ia ingin segera tiba dikamar-nya, karena ada sesuatu yang harus ia urus.

Teriakan Love yang memanggil nama-nya sangat tidak penting bagi-nya.

“NET!!!”

Brak!!

Love menendang kesal meja dihadapan-nya, Net lagi dan lagi mengabaikan-nya, kalau saja bukan karena Net itu kaya raya, sudah pasti ia akan meninggalkan lelaki itu.

Tapi selain karena kekayaan Net, Love juga mencintai lelaki itu.

“Sialan! Lihat saja nanti Net, tidak akan aku biar-kan kau terus memperlakukan-ku seperti ini,”desis Love, menatap lurus kearah lift yang telah tertutup rapat itu.

Tanpa tahu jika didalam lift saat ini, Net tengah membuat perhitungan pada-nya, karena kaki-nya yang Net anggap kotor itu dengan berani-nya menendang meja-nya.

“Dasar jalang murahan,”umpat Net dengan perasaan geram-nya.

•••

Setelah tiba dilantai lima mansion-nya, Net berlari menuju ruang kerja-nya yang berada tepat disebelah kamar-nya.

Bergerak masuk kedalam, mendekati meja kerja-nya, mendudukkan diri-nya dikursi kerja-nya dengan tegap.

Tangan-nya bergerak membuka laptop milik-nya, menunggu beberapa saat sebelum laptop itu menyala.

“Tidak lama lagi.. Semua ini akan aku selesai-kan. Tapi sebelum itu.. Aku perlu bermain-main sejenak, anggap saja hadiah terakhir dari-ku sebelum melepaskan-nya,”seru Net dengan nada suara yang terdengar tidak bersahabat, seulas senyuman miring bersemi diwajah tampan-nya yang tegas, terlihat mengerikan, dengan tatapan-nya menghunus tajam kearah layar laptop-nya yang sudah menyala, dan sedang membuka sebuah email berisikan sesuatu yang cukup penting, yang Jack temukan untuk-nya.

“Sampah. Bagaimana mungkin Mommy memungut sampah seperti dia untuk menjadi pendamping-ku? Bahkan James jauh lebih baik dari dia, ah.. Jangan bandingkan James dengan-nya.. James-ku itu berlian yang berharga, sedang-kan dia sama sekali tidak ada harga-nya.. Cihh..”

Entah sudah keberapa kalinya Net berdecih saat ini.

Tangan-nya dengan gesit memindah-kan semua yang Jack kirim-kan ke email-nya dilaptop menjadi keponsel-nya.

Setelah selesai, Net kembali mematikan laptop-nya, dan bergegas keluar dari ruang kerja-nya menuju kamar-nya untuk membersih-kan diri, lalu mengirim-kan makanan untuk kesayangan-nya.

•••

“Semua-nya James suka, jadi aku belikan semua-nya saja,”seru Net dengan tatapan mata-nya tertuju pada layar ponsel-nya ditangan.

Ia sudah selesai mandi tepat tiga puluh menit lalu.

Dan saat ini ia tengah terduduk bersandar diatas tempat tidur-nya, dengan celana pendek sebatas lutut berwarna hitam membalut tubuh-nya, yang hanya bertelanjang dada.

Seusai memesan makanan untuk James, yang sebentar lagi akan dikirim-kan keapartement pemuda cantik itu.

Net beralih membuka membuka aplikasi pesan, roomchat-nya bersama James menjadi tujuan-nya, semoga saja pemuda cantik itu sudah bisa ia hubungi.

Ia rindu sekali.

Menekan ikon telepon, Net menanti deringan itu menjadi suara lembut James menyapa-nya.

Semoga saja.

“Hallo Dad.. Ada apa?”

Net tersenyum senang, tentu saja! Kekasih-nya sudah bisa ia hubungi, bahkan menjawab panggilan telepon-nya.

“Sayang! Aku merindukan-mu..”kata Net menggebu-gebu.

Tubuh-nya terduduk tegap, tidak lagi bersandar.

Ia terlalu antusias.

“Hm, aku juga,”balas James diseberang saja, dengan nada datar-nya, namun tetap saja terdengar lembut ditelinga Net.

“Sedang apa? Makanan untuk-mu sebentar lagi sampai, jangan lupa dihabis-kan semua-nya Baby..

“Semua..?”

James berseru mengambang, mendengar kata semua.

Net mengangguk-anggukkan kepala-nya cepat.

“Iya semua! Aku memesan banyak makanan untuk-mu sayang,”kata-nya lagi, memperjelas.

Terdengar helaan nafas dari James diseberang sana.

“Kenapa tidak secukup-nya saja Dad? Bagaimana kalau aku tidak bisa menghabis-kan semua-nya?”

Net menahan senyuman-nya, mendapat-kan omelan dari kekasih-nya itu.

“Kalau tidak bisa menghabiskan-nya, kamu bisa menyimpan-nya dilemari es sayang, jadi kalau nanti kamu merasa lapar, kamu bisa memakan-nya lagi,”

“Hm, ya sudah.. Aku akan menyimpan sebagian-nya nanti,”

Net tersenyum lagi, padahal James sama sekali tidak dapat melihat senyuman-nya.

“Iya sayang, jadi.. Sekarang sedang apa hm? Kamu belum membalas pertanyaan-ku ini Baby..

“Aku sedang menonton movie..”

Asyik sekali, sudah pergi mandi?”

“Belum.. Sebentar lagi,”

“Oh Dad tunggu sebentar, bell-ku berbunyi, seperti-nya makanan dari-mu sudah datang,”

Karena memang terdengar suara bell berbunyi diseberang sana, meskipun samar.

“Silah-kan sayang, telepon-nya aku matikan saja ya? Kamu bisa langsung makan dan pergi mandi setelah-nya,”titah Net, agar James fokus pada kegiatan-nya diseberang sana.

“Um! Baik-lah Dad.. Sampai nanti.. Selamat beristirahat untuk-mu..”

Setelah-nya, sambungan telepon itu terputus-kan..

Oleh James.

Net menghela nafas-nya kasar, ia tidak bisa jika harus seperti ini.

Ia ingin terus menerus mengobrol sepuas hati-nya bersama James.

Ia ingin terus menerus bersama pemuda cantik-nya, dalam keadaan apa-pun itu.

Ia ingin James selalu berada disisi-nya, tanpa berjauh-jauhan.

Untuk mewujud-kan itu semua.

Net harus bersabar sedikit lagi.

Semoga saja James tidak akan pernah merasa bosan karena terus menerus ia minta untuk bersabar dan menunggu.

Karena sumpah demi apa-pun, Net tidak akan pernah bisa, jika harus menjalani hidup-nya tanpa sosok James disisi-nya.

“Demi diri-mu.. Aku rela jika harus bertengkar dengan orang tua-ku James..”gumam Net pelan.

Meletak-kan ponsel-nya keatas nakas disamping tempat tidur, lalu mulai membaring-kan tubuh tegap-nya yang terasa penat.

Memikir-kan semua yang telah ia lalui.




















Tbc.

𝐌𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒 [ON GOING]Where stories live. Discover now