Bab 10

190 21 13
                                    

"Jangan."

"Pergi!"

"Jangan mendekat."

"Hentikan! ja-ngan."

Di tengah cahaya temaram kamar, Chanyeol terbangun dari tidurnya saat mendengar suara di belakang. Ia segera menoleh dan melihat Baekhyun yang masih menutup mata dalam tidur, namun sepertinya istrinya itu tengah mengigau. Pria cantik tersebut terus meracau dengan peluh membanjiri keningnya.

Chanyeol segera beringsut mendekat. Tangan besarnya mengusap peluh yang bermunculan di dahi Baekhyun, mencoba membangunkan sang istri.

"Baekhyun-ah," panggil Chanyeol pelan.

"Hh. . cukup! Ja-jangan." Rintihan di bibir tipis itu terus keluar. Baekhyun tetap meracau tidak merespon panggilan Chanyeol.

Park Chanyeol kemudian lekas bangun, ia duduk bersimpuh dan mulai sedikit keras untuk membangunkan sang istri.

"Sayang. Hei! Baekhyun!!" panggil Chanyeol lagi dan ia jadi sedikit khawatir.

Baekhyun melemparkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Beberapa kali seperti itu lalu kemudian membelalak dan terbangun dengan nafas yang memburu.

Chanyeol menghela napas lega.

"Kau mimpi apa?" tanya Chanyeol seraya membantu Baekhyun untuk duduk. Pria tinggi itu berbalik mengambil segelas air yang ada di samping tempat tidur, lantas memperhatikan Baekhyun yang sedang mengusap wajah berpeluhnya. Tumben sekali mimpi sampai seperti itu. Pikir Chanyeol.

"Minum dulu."

Disodorkan segelas air tadi, Baekhyun hanya diam dan menerimanya. Lagi-lagi Chanyeol dibuat heran dengan sikap istrinya.

Sejak kepulangannya tadi sore. Baekhyun memang terlihat linglung. Pandangannya kosong dan tidak ada bentakan saat ia mengajak berbicara. Tak seperti biasanya, pria cantik itu menjawab dengan pelan dan kemudian menghindar. Chanyeol tidak bisa menebak, tapi ia yakin jika Baekhyun menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kau baik-baik saja? Atau merasa sakit?" tanya Chanyeol dengan hati-hati. Tetapi Baekhyun hanya menggeleng lemah dan setelah meletakkan gelasnya, ia pun kembali berbaring membelakangi Chanyeol.

Park Chanyeol menghela napas pelan. Meskipun ia sangat penasaran. Dirinya bisa apa jika Baekhyun tetap bungkam. Lalu ia pun menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya yang kini meringkuk seperti janin.

"Kembalilah tidur," ujarnya lalu mencium kepala belakang Baekhyun dengan sayang.

Tak ada jawaban maupun respon untuk membalas perlakuannya. Chanyeol juga kembali membaringkan tubuhnya. Ia menatap sendu pundak kurus yang mengintip dibalik selimut.

Melihat Baekhyun yang seperti ini. Selain rasa khawatir, selalu saja Chanyeol juga dirundung rasa bersalah.

Bertahun-tahun ia belum bisa membahagiakan orang yang dicintainya ini. Entah memang tidak becus atau hati Baekhyun yang terlampau keras.

Tidak pernah sedikitpun Chanyeol berniat menyakiti istrinya. Chanyeol sangat ingin membahagiakan Baekhyun, tapi jika kebahagiaan itu adalah dengan melepaskannya, itu sangat sulit.

Baekhyun-ah. . . maafkan aku.

Maaf jika aku tidak pernah ingin menyerah.

Aku sangat mencintaimu. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa aku sudah memberikan seluruhnya. Padamu juga anak kita.

Jadi berbaliklah dan lihat kami.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Windflower ; ChanbaekWhere stories live. Discover now