02🌻

174 25 17
                                    

Komennya jangan lupa, biar makin semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Komennya jangan lupa, biar makin semangat

*****




Pesta ulang tahun malam ini entah kenapa penuh antisipasi, saat Satoru dengan sebuket bunga berada di tangannya, dengan gugup melangkah mendekat saat ayahnya memperkenalkan nya sebagai sosok anak yang membanggakan.

Mata Satoru tertuju pada Shoko, wanita itu cantik dengan gaun birunya yang kontras dengan kulitnya, ia nampak anggun, saat Satoru berjalan mendekat dengan mata birunya yang tidak lepas dari wanita itu.

"Kita bertemu lagi, nona Ieri." Sapannya ramah, Shoko menoleh, senyumannya melebar.

"Senang bertemu lagi denganmu."

Buket bunga yang sengaja ia beli ia serahkan untuk Shoko, yang diterima wanita itu dengan senang hati. Membuat jantung Satoru sedikit berdebar, ia mengantisipasi bagaimana percakapan mereka akan berjalan selanjutnya, saat ia melihat Suguru, sahabatnya yang ia ajak juga berjalan keluar dari pesta dengan membawa segelas jus. Sudah pasti menghindari keramaian.

"Aku tidak tahu keluarga kita saling mengenal."

Ucapan Shoko membuat pandangan Satoru teralihkan ke wanita itu, ia tersenyum kecil dan mengangguk.

"Aku juga tidak tahu keluarga besarmu dokter pribadi keluargaku, haruskah aku menjadikanmu dokter pribadi ku juga?"

Shoko terkekeh kecil mendengarnya, membuat telinga Satoru memerah. Percakapan keduanya berjalan lancar, mereka terlalu asik dengan dunia mereka. Sampai tidak menyadari jika Utahime berdiri di samping Satoru dengan membawa hadiah juga buket bunga, keduanya baru menyadari saat Shoko melepaskan pandangannya dari Satoru.

"Hime."

Utahime tersenyum lebar, melambai pelan, Satoru yang juga baru menyadari keberadaan wanita itu mendadak menoleh.

Utahime memberikan kadonya untuk Shoko, baru Setelahnya ia melambai lagi, melongos pergi dari sana membuat kening Satoru berkerut bingung. Ia ingin bertanya pada Shoko tapi takut akan menyinggung jadi, ia hanya menatap punggung Utahime yang menjauh, meraih segelas jus, dan berjalan keluar di tempat yang sama di mana Suguru keluar tadi.


***

Kepungan asap rokok terlihat di udara yang dingin, Suguru menikmati nya, bagaimana asap-asap itu keluar dari mulutnya lalu terbang menjauh, satu tangannya bertumpu di besi pembatas, ini tempat kecil, lebih seperti balkon di mana ia bisa melihat ke bawah, melihat berbagai jenis mobil yang terparkir. Termasuk mobil Satoru.

Begitu langkah kaki mendekat dan jelas itu perempuan, Suguru langsung mematikan rokoknya, satu tangannya terangkat, menyapu-nyapu kepungan asap rokok yang kini tidak lagi terlihat, baru setelahnya ia melihat ke belakang. Melihat Utahime yang tersenyum sopan padanya sambil membawa jus dan paperbag yang ia sendiri tidak tahu isinya apa, wanita itu duduk di pojok di bawah kursi kayu yang nampak mengkilat, mengeluarkan sisi paperbag tadi yang ternyata buku agak tebal, lebih tepatnya novel.

Rompita vitro ENDWhere stories live. Discover now