06🌻

174 31 19
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ayo ayo, komen jangan bosan, saya jadi semangat kan.

Bolehkan komen pendapat part ini, sebentar lagi tamat nih wkwkw



***



Suara pintu kamar yang ditutup terdengar, Satoru dengan segera melepas dasinya dan menyimpannya sembarangan, begitu juga dengan sepatunya saat ia memilih menjatuhkan diri di atas kasur, bahunya mendadak terasa berat karena kegagalan akuisisi pada salah bangunan yang sudah berusahaan mereka incar, padahal letak yang strategis itu bisa mereka gunakan untuk membuka hal baru dan menjalin merger bersama perusahaan lain.

Desahan kesal Satoru keluar, mendadak terpikirkan pada pertemuan singkatnya dengan ayah Shoko tadi, mengatakan jika ia akan sangat senang jika Satoru menikah dengan Shoko dan kedua keluarga mereka setuju, masalahnya, Satoru bahkan masih belum pasti, ayahnya pasti membicarakan ini pada keluarga Shoko tanpa persetujuan nya.

Lengang, hanya ada keheningan. Mata Satoru tertuju pada laptop rumahnya yang berada di meja, ia bangkit meraihnya, membawanya ke kasur dan mulai membuka, masuk ke halaman YouTube dan sekali lagi, menonton ulang pertunjukan ice skating Utahime.

Spin, spiral, jumps. Semua gerakan itu dilakukan tanpa hambatan, Utahime menari bagai tubuhnya seperti sebuah kapas, belum lagi saat bersama pasangan tarinya, tubuh wanita itu dipeluk, dilempar ke atas sebelum ditangkap lagi, di putar, Satoru mendesah pelan, membayangkan ia mungkin akan pusing melakukan gerakan-gerakan itu.

Tapi, semuanya terasa indah. Apalagi saat mereka membawakan salah satu tema beauty and the beast, Utahime memakai gaun kuning khas Belle, di atas lutut, rambutnya digerai, dengan ujungnya ditarik ke belakang dan dikenakan pita berwarna senada, sementara pasangannya mengenakan pakaian khas beast, tanduk dan wajah monster nya saja yang tidak ada.

Semua orang bertepuk tangan, ketika berakhir, Utahime akan melakukan gerakan kecil dengan mengelilingi pembatas hanya Untuk melambai mengucapkan terima kasih pada mereka yang telah mendukungnya.

Tersenyum kecil, betapa mimpi itu terasa menyenangkan sebelum ditarik menjauh. Satoru sudah tahu, pasangan ice skating Utahime meninggal pada kejadian itu, pecah otaknya karena reruntuhan, dan yang lebih mengenaskan, menggunakan tubuhnya untuk melindungi patner wanitanya, Utahime. Saat ditemukan wajah wanita itu pucat pasif, kedua telingannya berdarah, tidak mendengar apapun, seluruh wajahnya juga berdarah, dan yang lebih menakutkan trauma yang ditinggalkan.

Setidaknya, itulah kata berita yang Satoru dapatkan, karena setelah itu, Utahime benar-benar menghilang, keluarganya menolak semua kunjungan wartawan hingga kabar tentang nya lenyap tidak tersisah, menjadi Utahime yang sekarang ia kenal, wanita tuli dengan bekas luka, sahabat Shoko dan memiliki kedai makanan.

Semuanya, seolah ditarik mejauh, Satoru menghela nafas pelan saat merasakan sesuatu tidak nyaman menjalar di ulur hatinya, lelaki itu berdehem pelan, mengambil minum dan menegaknya, berharap yang ia rasakan hanya karena memang ia kurang minum, tapi nyatanya, itu tidak hilang sama sekali. Perasaan tidak nyaman itu masih ada.

Rompita vitro ENDWhere stories live. Discover now