08🌻 END

269 27 30
                                    

Males uppp, wkwkwkw tapi kangen komenan kalian whahaha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Males uppp, wkwkwkw tapi kangen komenan kalian whahaha...

Ayoo tunjukkan emosi kalian di chap ini..

***




Flashback


Malam itu agak berbeda, saat Utahime yang hendak menutup kedainya, melihat Suguru berdiri di depan pintu kedai, masih berpakaian kantor, itulah yang membuatnya formal dengan sebuket bunga mawar di pelukannya, Suguru Tersenyum manis, yang sejenak membuat Utahime tidak bisa bernafas dengan benar.

"Suguru."

Melambai, Suguru mendekat.

"Aku ingin mengantarmu pulang, jalan kaki, tidak papa, kan? Ada yang ingin aku bicarakan."

Terdiam, Utahime nampak berpikir sebelum mengangguk, ia kemudian berbalik mengunci kedainya, lalu kembali menatap Suguru.

"Ayo..."

Tentunya Utahime tidak meninggalkan sepedanya di sana, ia membawanya berjalan bersama, menjadi sedikit pemisah diantara dirinya dan Suguru.

"Ini bunga untukmu..."

Suguru menyerahkan mawar tadi, membuat Utahime menghentikan langkah, ia menurunkan standar sepedanya agar kedua tangannya bisa meraih mawar itu, warnanya merah pekat, seperti darah. Baunya harum, khas bunga mawar, ia mendongak, menatap Suguru.

"Hime..."

Merubah posisinya, Suguru memarkirkan sepeda agak jauh, sesaat kemudian ia memegang bahu wanita itu, memintanya untuk fokus pada apa yang akan dia jelaskan.

"Dengarkan aku baik-baik, okay?"

Utahime mengangguk mengerti, terkekeh kecil dengan keseriusan Suguru, meski begitu, jantungnya berdebar penuh antisipasi.

"Kau tahu? Mengenalmu itu, diluar rencanaku."

Kalimat pertama yang keluar dari mulut Suguru setelah meminta Utahime untuk fokus padanya, gerakan tangannya pelan tapi pasti, seolah memastikan semuanya tersusun dengan benar agak Utahime paham, yang sejenak membuat hati wanita itu menghangat, apa bahkan Suguru lupa betapa Utahime menghargai usaha yang ia lakukan agar bisa berkomunikasi dengannya?

"Hime..aku tidak akan memberikan banyak kata manis, karena aku tahu, kau mungkin sudah terbiasa dengan itu semua, aku hanya ingin kau tahu."

Suguru menjeda, ia menatap wanita itu dengan pandangan tulus.

"Betapa kau sudah membuatku banyak memikirkan tentang, bagaimana rasanya berada di dunia yang sama dan membagi pendengaranku denganmu..."

Utahime tersentak, ia meremas bunga pemberian Suguru dengan mata agak berkaca.

"Aku ingin menjadi telingamu, Hime, aku ingin menjadi tempat untukmu bisa mengatakan semua hal dengan nyaman, aku ingin menjadi, bagian dari ceritamu, aku akan senang jika kau membiarkanku masuk dan menjadi bagian dari duniamu."

Rompita vitro ENDWhere stories live. Discover now