01: Magang

698 45 17
                                    

Kring! Kring!

Suara handphone yang bergetar membangunkan aku dari tidur panjangku. Detik itu juga aku teringat atas jadwal penting yang harus aku lakukan hari ini. Refleks tanganku mencari keberadaan handphone yang berdering tersebut untuk mengangkat panggilan masuk dari kekasihku.

"Iya sayang!" jawabku bahkan tanpa melihat nama yang melakukan panggilan masuk. Aku bangkit dengan perlahan untuk mendudukkan diri di kasur ini, mengumpulkan kesadaranku terlebih dahulu sebelum memulai hari. Sempat ku hembuskan napas lega saat menyadari waktu masih menunjukkan pukul enam dini hari. Beruntungnya aku berhasil terbangun dalam satu kali panggilan telepon yang dilakukan oleh kekasihku bernama Lee Jeno.

"Nuna, bangun! Ingat hari ini, hari pertama nuna magang! Jangan sampai terlambat yaa!" ucap Jeno begitu manja yang mampu membuatku tertawa pelan. Langsung aku jawab ucapan kekasihku tersebut dengan nada yang manja pula, "Iya sayang, nuna sudah bangun ini. Terima kasih yaa sudah membangunkan nuna. Nuna mau siap-siap dulu, kamu lanjut tidur gih!".

Aku tahu, Jeno tertawa pelan di seberang telepon sana. "Iya nuna sayang. Aku matikan ya telponnya! Semoga hari ini berjalan lancar! Love you!" yang langsung ku jawab dengan, "Iya Jeno sayang, love you too~". Tepat setelah membalas ucapan selama tinggalku, Jeno akhiri panggilan tersebut yang memancing diriku berjalan menuju kamar mandi dalam apartemenku.

Aku bersihkan diri dan berdandan serapi mungkin. Aku gunakan pakaian kerja formal yang sengaja Jeno belikan untuk menunjang penampilanku setiap harinya. Tak lupa aku sempatkan diri menyantap sarapan dan meminum segelas susu hangat sebagai pengganjal perut.

Setelah aku rasa telah siap memulai hari, aku keluar dari apartemen ini dengan senyuman penuh keceriaan di wajahku. Semua perlengkapan untuk bekerja kantoran telah ku bawa, tak lupa aku menyiapkan mental untuk memulai hari yang panjang dan melewati berbagai pengalaman baru yang menanti di depan sana.

Sambil menunggu bus tujuan kantor tempatku magang, aku sempatkan diri mengirim beberapa foto untuk kekasihku yang baik hati. Mulai dari foro selfie sampai foto satu badan yang aku ambil di sela perjalanan menuju halye ini. Namun, pesanku tersebut tak langsung dibalas Jeno karena aku yakin Jeno pasti melanjutkan tidurnya.

Wajar saja, karena semalam penuh lelaki itu sibuk berkutat dengan tugas akhirnya yang hampir rampung. Itulah sebabnya aku meminta kekasihku tersebut untuk membangunkan aku dari tidurku. Sekarang waktunya untuk Jeno beristirahat dan aku juga harus fokus pada berbagai kegiatan yang menungguku hari ini.

Hari pertama bekerja sebagai pegawai magang cukup membuatku gugup, terlebih lagi aku tak begitu ahli dalam bidang studi yang aku ambil ini. Padahal aku telah mendapatkan ijazah S1 yang harus aku tempuh selama7 tahun lamanya.

Aku gugup karena aku merasa tak percaya diri atas kemampuan diriku sendiri. Walau begitu, tak boleh aku gunakan alasan tersebut untuk menahan mimpiku yang sangat ingin mendapatkan pekerjaan halal, karena biar bagaimana pun banyak sekali anggota keluarga yang bergantung padaku. Aku tak boleh berlama-lama menganggur, kesempatan sekecil apapun harus aku coba demi mendapatkan sesuap nasi hari ini.

Ya, terdengar optimis sebagai penyemangat di pagi hari. Tak tahu beberapa menit setelahnya, keadaan dapat dengan mudah menghilangkan semangat dalam diriku ini.

Bus yang aku tunggu pun tiba, aku pilih bangku yang paling belakang agar dapat menghabiskan waktu dengan belajar dasar akuntansi yang telah banyak aku lupa. Ya, aku magang di perusahaan tersebut pada bagian akuntansi sesuai dengan jurusan kuliah yang aku ambil.

15 menit perjalanan yang harus aku tempuh menuju kantor tersebut. Sesampainya di kantor, aku juga harus menunggu sekitar satu setengah jam sebelum seorang HRD datang menemui dan mengajakku berkeliling gedung kantor ini.

NO LIMIT (JENO) Where stories live. Discover now