Eps3

95 6 2
                                    

Seperti biasa di jam istirahat Difa, Sevan dan Ader merokok di atap sekolah. Mereka bertiga sibuk bermain ponsel masing- masing sesekali tertawa melihat fyp yang random. Ader mengscroll story kontak di hpnya ia melihat Cia update story fotonya.

"Eh cok liat deh, tutor dapetin spek gemoy kayak Cia gimana?" Ader memperlihatkan story Cia kepada Difa dan Sevan.

"Kalo suka bilang cok" Sevan meledek.

"Halah lo juga pernah ngebet sama dia kan" Ader nenyahut.

"Yaudah tinggal chat aja, hai Cia ayo pacaran hahaha" Sevan tertawa renyah meledek Ader.

"Tapi kata anak-anak sebelah Cia udah punya pacar" Ader melihat Sevan serius.

"Liat, minjem hp lo " Difa merebut Hp milik Ader .

Lalu membuka kontak yang bertuliskan Vecia dan mengetuk tombol send ke chat Difa.

"Makasih Ader" Difa menepuk pundak sohib nya itu .

"Jangan bilang lo send kontak dia?" Sevan beranjak dari matras.

"Bodo" Difa terkekeh kecil .

"Katanya udah gak tertarik sama cewek" Ader meliriknya .

"Iya kemaren. Sekarang gue berubah pikiran" Difa menghisap rokoknya dan sedikit tersenyum.

"Dahlah kacau ini, kalo Difa duluan yang ngegas Cia" Sevan menoleh Difa malas.

"Tapi gapapa cok, kabarin ya kalo udah dapetin Cia" Ader menyemangati Difa.

Bel tanda masuk berbunyi, Sevan dan Ader buru- buru mematikan rokoknya dan saling menyemprot parfum agar aroma rokok hilang dari mereka.

"Cok abis ini kita ulangan harian jam ke 2 kan?"

"Kita Van, kalo Difa udah dapet jam ke 1 tadi" Ader menimpali.

"Kalian sok silakan ulangan mapel sejarah memusingkan" Difa giliran menepuk pundak kedua bespren nya itu.

"Si anjing udah dapet jam duluan yaudah ntar kita balik kesini kalo selesai jam" Sevan bergegas duluan.

"Tiati di rooftop banyak setan" Ader bergidik ngeri menakut- nakuti Difa.

"Bodo, gue mau tidur" Difa acuh tak peduli .

Di waktu yang sama Cia menaiki rooftop karena ia sudah ulangan saat jam ke 1, sebenarnya Cia ini memiliki banyak teman tetapi dia lebih suka sendirian karena menurutnya itu adalah ketenangan. Ia menelisik sekitar melihat Difa yang tertidur di matras tak terpakai. Cia menghampiri Difa melihat rokok di asbak masih menyala berniat untuk mengambil nya.

Tiba-tiba Difa memegang tangannya .

"Kalo dateng itu permisi, jangan sembarangan matiin rokok orang"

"Maaf gue kira lo tadi tidur" Cia membuang muka mendapati Difa membuka mata.

"Lah ini tidur, mau ikut?" Difa menarik Cia hampir memeluknya.

"Gak mau lepas" Cia berusaha beranjak tapi Difa memaksanya.

Mata mereka bertemu, seolah terkunci menatap satu sama lain.

"Serius tidur sama gue itu nyaman" Difa beranjak lalu menarik Cia yang tubuhnya lebih kecil darinya.

"Difa ! " Cia menolak tapi Difa memaksanya.

Brugh !

Cia tubuhnya terhempas ke matras karena Difa menariknya kasar.

"Sakit" Cia mendesis.

"Maaf sini aku obatin" Difa mencium pergelangan tangan Cia.

Cia menatapnya ia tidak tau hilang akal atau bagaimana bahkan tidak bisa menolak. Setelah sekian lama tidak bertemu kenapa mereka bisa sedekat ini?

"Masih sakit?" Difa mengusap pergelangan tangan Cia.

"Udah engga" Cia memiringkan tubuhnya memasang muka badmood.

Difa tersenyum tipis menatapnya.

Ia berhadapan dengan Difa si cowok berambut cokelat terang dengan paras rupawan.

"Difa.." Cia memanggilnya lirih.

"Hmm?" Difa menatap Cia, ia tidak tau seolah dunianya berubah melihat cewek yang ada di hadapannya ini.

"Gue mau bilang sesuatu" Cia menggantungkan kalimatnya.

"Dulu waktu kecil, gue pernah ketemu sama lo cuma gue gak berani bilang banyak hal... dan lo tetep sama ganteng kayak dulu.. " Cia nyelonong jujur, lagi-lagi mulut nya tidak bisa di kontrol.

Difa tertawa kecil kenapa cewek ini punya banyak kepribadian dalam satu waktu? Padahal tadi ia cukup galak tiba-tiba sekarang menjadi cewek polos yang mengaku seperti bocil.

"Dasar bocil" Difa mengusap sekilas pipi Cia.

"Gue kira lo beneran hilang , tapi sekarang gue lega udah bilang kalo lo ganteng hehe" Lagi- lagi Cia sepolos ini.

"Iya banyak yang bilang kalo gue ganteng"

"Dih jadi songong gak tuh" Cia menatapnya kesal.

"Bocil toxic gak boleh galak"

"Gue bukan bocil Difaa"

"Ya bodo salah siapa toxic"

"Berisik Dif" Cia buru-buru bangun.

Cia mendorong Difa menjaga jarak, ia baru sadar dari tadi tiduran 1 matras bersama cowok itu.

"Mau kemana?"

"Mau balik kelas"

"Tak anter, gue pengen liat kelas lo mana?"

"Lo gak tau?"

"Enggak" Difa menggeleng.

"Sebelah kelas lo itu, kelas gue " Cia berjalan hendak menuruni rooftop .

Difa mengikuti dibelakangnya, sambil mengirim pesan kepada Cia.

Ting !

Pesan masuk dari kontak yang bertuliskan 'Radifa' Cia berbalik kebelakang. Difa diam seolah bertanya apa?

"Lo nyolong nomor gue darimana?" Cia mencurigai Difa.

"Gak nyolong, udah ayo masuk kelas jangan lupa sev nomor gue" Difa menepuk pundak Cia .

"Dasar mental colongan" Cia mengatainya.

"Bodo amat apa lo bocil toxic" Difa mengejeknya.

"Aishh mati lo" Cia berjalan cepat meninggalkan Difa.

Sementara Difa berjalan santai ia sedikit tertawa melihat tingkah cewek yang menurut nya konyol dan absurd itu.

Sesampainya di depan kelas mereka berpisah Difa melambai, sementara Cia acuh langsung masuk kelas. Kenapa cewek itu tiba-tiba cuek? Bener - bener cewek konyol Difa menggeleng tak mengerti.

Cia duduk di samping Kila sahabatnya, ia membuka ponselnya melihat chat sekilas dari Radifa tadi. Lalu mengetuk save menyimpan kontak cowok ganteng itu.

"Ngapain lo nyengir sendiri?" Kila heran .

"Gue di chat Difa" Cia menjawab sambil tersenyum.

"Anjir lah Difa murid baru sebelah spek bule itu?" Kila mangap ikutan nyengir.

"Iya gimana dong mana ganteng banget anjir lah cewe gila gue" Cia cemberut ia bimbang karena tau kalo statusnya masih bersama Gansa.

"Udah gakpapa lagian Gansa juga brengsek" Kila tersenyum licik.

"Gak bisa kalo nolak Difa" Cia salting sendirian.

Sementara Kila hanya tak habis pikir melihat bestie nya ini yang mulai salting tidak jelas dan sangat absurd.

------------

Bersambung ...

Vote + Comment

Dilarang keras plagiat !!!

Cool With You (New Jeans x Enhypen x BoyNextDoor)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ