》Rencana Licik

904 97 9
                                    

Tolong berikan book ini banyak cinta dengan berikan Vote dan Comment kalian di kolom Comment, yaw. Apabila tidak menyukai alur bxb dan KawaBoru. Mohon tinggalkan book ini tanpa meninggalkan Comment buruk, othe ? Selamat baca !!!

Setelah menghabiskan sore itu dengan menunggu pesanannya. Akhirnya, pesanan yang dia tunggu tunggu akhirnya siap. Wajah Kawaki yang awalnya cerah kini perlahan berubah kembali menjadi murung.

Teman teman yang ada disekitar Kawaki menundukkan kepalanya. Tak kuasa melihat sosok ceria itu kembali menjadi dingin. Boruto pergi begitu saja dari sana tanpa berbicara satu patah kata pun pada Kawaki.

Namun, selang beberapa lama Kawaki mendongakkan kepalanya dan tersenyum seolah mengatakan ia baik baik saja. Semua orang bernafas lega, tapi tanpa sepengetahuan mereka. Senyum miring itu terukir di wajah Kawaki.

Di malam harinya, ketenangan Boruto kembali terusik saat menyadari bahwa ada sesuatu yang Kawaki tinggalkan. Ia mengepalkan tangannya ketika ia membaca isi surat yang terselip pada makanannya. 

Sial ! Jadi, saat itu dia tidak bermimpi. Dia benar benar berciuman dengan pria sialan itu. Boruto menjatuhkan kertas itu dan perlahan mundur ke belakang dengan wajah yang pucat. Tangannya perlahan menyentuh bibirnya sendiri.

“Tidak, tidak mungkin. Tidak mungkin pria itu mencintaiku, kan ? Haha, tidak, kan ?!,” ucap Boruto diakhiri dengan pekikan yang keluar dari mulutnya

Ia lalu berakhir terduduk dengan posisi menyandar pada pohon besar yang ada di tengah hutan itu. Mata Boruto kembali melebar saat menyadari sebuah benda tajam menusuk lehernya.

Matanya menangkap kehadiran Kawaki. Sialan ! Boruto meledakkan kekuatannya yang mana menyebabkan Kawaki terpelanting ke belakang dengan suntikan yang ada di tangan kanannya. Kawaki tersenyum kemudian menyandarkan dirinya dengan santai ke pohon.

Berbanding terbalik dengan Kawaki yang terlihat santai ditemani senyuman miring di wajahnya. Boruto menatap Kawaki dengan tatapan tajam dengan tangan yang memegang leher tempat dimana Kawaki menancapkan suntikan itu. 

“Apa kau ini sudah kehilangan akal sehatmu, Kawaki ?!,” bentak Boruto pada Kawaki. Kawaki yang mendengar itu hanya terdiam dan menatap Boruto dengan alis yang naik sebelah ditemani senyuman miring seolah mengejek Boruto saat ini.

“Tentu, aku sudah kehilangan akal sehatku, Boruto,” ucap Kawaki dengan santai dan menolehkan pandangannya pada suntikan yang ada di tangannya. Tatapan Boruto pu ikut turun ke arah suntikan yang Kawaki bawa dan disuntikan ke dalam tubuhnya. Boruto mengepalkan tangannya.

“Apa yang kau suntikan pada tubuhku, Kawaki ?!,” tanya Boruto penuh dengan penekan dan kepalan tangan yang semakin kuat. Kawaki berkedip beberapa kali dan berakhir menatap suntikan yang ia bawa. Selang beberapa detik, senyum itu terukir di wajahnya. Yang berhasil membuat Boruto semakin murka.

FLASHBACK
1 Minggu yang lalu~

Kawaki mengalami penurunan kesehatan sejak terakhir Boruto meninggalkannya. Yang mana itu tentu saja membuat seluruh orang terdekat Kawaki khawatir. Sakura memberikan perawatan intensif pada Kawaki dan Himawari yang membantu Sakura dalam menjaga Kawaki. 

Sore itu, 17.00 waktu setempat

Kawaki tengah tiduran dengan santai di atas ranjangnya ditemani infus yang perlahan memasukkan obat ke dalam tubuhnya. Apa yang harus ia lakukan ? Ia tidak bisa asal membawa Boruto. Apalagi dengan kekuatannya sekarang yang ia akui tidak main main.

Drama apa yang harus ia buat ? Drama yang memungkinan Boruto senantiasa disampingnya. Atau, paling tidak ada di sekitarnya. Kawaki menutup kedua matanya ketika menyadari kehadiran seseorang yang kini mulai berjalan ke arah ruang inapnya. Selang beberapa detik, pintu ruang inap Kawaki terbuka.

“Jadi, obat apa yang baru saja anda selesaikan, Nyonya Uchiha ?,” tanya seorang perempuan yang Kawaki ketahui bernama Arin, tangan kanan Sakura. Dalam diam, Kawaki merasakan rasa penasaran dengan apa yang dibuat oleh Nyonya Uchiha itu. Sakura tersenyum pada Arin.

“Itu adalah obat yang menyerang kekebalan tubuh seseorang. Kau tau kan, banyak sekali tawanan yang keras kepala hendak pergi atau melepaskan diri dari jeratan hukuman Konoha. Maka dari itu, aku membuatnya,” ucap Sakura lalu memeriksa keadaan tubuh Kawaki yang kini terlihat lebih hidup.

“Obat penyerang kekebalan tubuh ?,” batin Kawaki. Obat jenis terbaru cetusan Nyonya Uchiha ? Arin yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya bingung dengan penjelasan yang Sakura jelaskan padanya. Sakura terkekeh kecil kemudian menulis beberapa hal di kertasnya.

“Ya, singkatnya. Obat itu termasuk obat bius. Jika disuntikan ke tubuh seseorang. Maka, efeknya menyerang kekebalan tubuhnya. Semakin banyak ia menggunakan kekuatan atau chakranya maka efeknya semakin besar. Bisa mengalami demam, pusing berkepanjangan tapi tidak sampai kematian,” ucap Sakura pada Arin.

“Lalu, penawarnya ?,” tanya Arin kemudian memberikan sebuah cairan infus baru pada Sakura yang hendak dipasangkan pada Kawaki. Sakura menerima itu dengan ucapan terima kasih lalu perlahan memasangnya ke infusan yang menggantung.

“Tidak ada, bius itu akan sembuh dengan sendirinya. Jika 3 sampai 4 minggu orang itu tidak menggunakan kekuatan atau chakra atau istirahat total. Maka otomatis, obat itu perlahan memudar dari tubuhnya,” ucap Sakura menatap puas cairan infus yang sudah terpasang ke tubuh Kawaki. 

“Syukurlah, dengan ini penjahat yang kita temui akan sulit menjauh dari jarak genggam kita,” ucap Arin pada Sakura. Sakura yang mendengar itu menganggukkan kepalanya dengan tangan yang mengelus halus rambut Kawaki dengan perlahan.

“Lalu, obat itu sekarang ada dimana ?,” tanya Arin pada Sakura. Sakura yang mendengar itu tersenyum dan menatap Arin.

“Ada diruangan ku di. Di lantai 15 gedung ini,” ucap Sakura pada Arin yang perlahan menjauh dan suara pintu yang tertutup itu, perlahan mata Kawaki terbuka dengan senyum miring yang perlahan terukir di wajahnya. Kawaki mengangkat kedua tangannya lalu memfokuskan dirinya.

“Kage bunshin no jutsu,” bisik Kawaki. Setelah ia mengucapkan hal itu, muncul asap bersamaan dengan bunshinnya yang berdiri di dekatnya. Tanpa perintah pun, bunshin Kawaki itu menganggukkan kepalanya dan detik berikutnya ia menghilang.

執着。(Obsession)Where stories live. Discover now