8. Perkara Roti Sobek

205 48 54
                                    


Hari sudah menjelang siang, Sinzi terduduk pada kursi taman seraya memainkan ponsel.

Hari sudah menjelang siang, Sinzi terduduk pada kursi taman seraya memainkan ponsel

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Beralih ke ruang obrolan lain, ia merengut membaca pesan grup jika praktek renang dikonfirmasikan akan dilaksanakan siang ini

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Beralih ke ruang obrolan lain, ia merengut membaca pesan grup jika praktek renang dikonfirmasikan akan dilaksanakan siang ini.

"Hey!"

Tepukan cukup kencang di bahu membuatnya terperanjat. Sinzi hendak protes, namun urung kala mendapati es krim coklat terjulur tepat di depan wajahnya. Ia menyampirkan senyum manis. "Aaa makasiiii, sobatnya Zizi yang paling ganteeeng~!"

Farrel mendengus. "Lo kalo nggak gue suap kayaknya nggak bakalan muji," tukasnya.

"Engga gituuu. Lo kan sering dipuji ganteng sama orang lain, jadi pengakuan gue tuh bukan apa-apa kalo dibanding sama orang yang muji lo itu. Hamba kan hanya sekadar wortel bengkok."

Sinzi membungkukkan badannya sembilan puluh derajat dengan es krim di atas kedua telapak tangan menengadah, meminta agar bungkusnya dikuliti.

Setelah itu, Farrel menyerahkannya pada Sinzi yang menerima dengan wajah girang. Tapi ia menarik tangan gadis itu kembali, mencecap sensasi dingin serta manisnya es krim dalam mulut. Berbagi suapan sudah biasa kok~

"Ehh engga juga sih. Maksud gue tuh, kalo gue muji lo tanpa imbalan itu artinya gue boong karna gue jujurnya pas muji bias-bias gue doang."

Farrel tak menyauti ucapan Sinzi. Terserah apa katanya saja lah, ia sungguh tak mau kena hantam jika meladeni. Farrel membuka aplikasi game untuk dimainkan sembari menunggu Sinzi menghabisi santapannya.

"Paling nggak suka deh gue kalo praktek-praktek begitu."

Celetukan selanjutnya membuat Farrel menjeda kegiatan. Ia menoleh, dirinya pikir setelah membawakan camilan favorit gadis itu, ia tak akan mendapat komplain lagi karena sedari tadi sudah menjaga sikap.

"Cuma renang, Zi, bukan ngapalin rumus matematika. Lagian juga buat narik tulang punggung, biar lo tinggian dikit."

Sinzi mendengus, ia memang tak menyukai pelajaran menghitung sejenis matematika, tetapi lebih tidak senang lagi menghadapi pelajaran yang diajari oleh guru menyebalkan. Karena itu, ketidak sukaanya pada yang mengajar berimbas pada pelajaran yang diajarkan.

Uncanny GirlWo Geschichten leben. Entdecke jetzt