chapter 1 [chance]

1K 85 8
                                    





[SELAMAT MEMBACA]





betapa terkejutnya dia adalah sosok yang Lio sudah kagumi sejak lama, hero no.1 di negara ini, sang simbol perdamaian.

Ia adalah.......

••••

Gracio.

"Graciooo!!" betapa terkejutnya Lio melihat tokoh idolanya sedang berada di depannya.

"Kamu tidak apa-apa, nak?" tanya Gracio.

"Hah? oh, iya aku tidak apa-apa,"

"Baiklah, kalau begitu saya pamit," saat hendak pergi. Ia terhenti saat mendengar suara Lio.

"Tunggu! Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan, padamu" pinta Lio.

Gracio terlihat berfikir sejenak. "Maaf, nak. Tapi saya tidak banyak waktu, mungkin lain kali. Bye bye!"

"Tunggu, ku mohon."

"Maaf. Tapi, lain kali saja." ia lalu melompat menggunakan quirknya. Saat sedang berada di udara,
Gracio merasakan ada yang bergelantungan di kaki kirinya. Ternyata, itu adalah Lio.

"Hey! Sedang apa kau? bergelantungan di kaki, ku!" ucap Gracio. Ia mencoba untuk melepaskan cengkraman Lio.

"Hentikan! apa kau akan menjatuhkan, ku. dari ketinggian seperti ini?! Itu akan membuatku mati!" pekik Lio.

"Oh, iya. Kau benar nak."

Gracio pun mendarat diatas sebuah bangunan. Guna untuk menurunkan Lio. Lio yang sudah melepas kaki Gracio. Kemudian, bertanya dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Apakah seorang yang tidak memiliki quirk, bisa menjadi pahlawan?" ucapnya sambil menunduk." Aku seorang quirkless. Dan ingin menjadi pahlawan," sambungnya dengan nada pelan. Tetapi, masih bisa didengar.

Gracio yang akan pergi pun tertahan oleh pertanyaan Lio.

"Kenapa kamu ingin menjadi pahlawan, nak?" tanya
Gracio.

Lio menatap langit sembari tersenyum tipis. "Aku ... hanya ingin melindungi semua orang khususnya Bunda. Aku ingin menjadi seperti, mu. Menolong seseorang sambil tersenyum --- tersenyum tanpa rasa takut. Itu alasannya."

Di tengah pernyataan dari Lio tadi. Ada seseorang yang diselimuti asap yang keluar dari tubuhnya dan otot-otot tubuhnya mengempis, sehingga tubuhnya terlihat kurus.

Lio menoleh kearah Gracio. Namun, bukan sosok yang berotot dan perawakan tinggi yang dia lihat. Tapi, seseorang dengan perawakan kurus'lah yang dia lihat.

Lio melihat di sekelilingnya, lalu bertanya pada seseorang didepannya. "Eh ... dimana Gracio? siapa lu?!"

"Ini aku! Gracio," jawabnya. Terlihat dimulutnya mengalir cairan berwarna merah.

"Ehhhhhhh?!" betapa terkejutnya, Lio. Melihat Gracio yang kurus tersebut. "Gak! lu pasti bohong kan?!" sambung Lio, tampaknya ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Untuk membuat percaya Lio, ia kembali mengencangkan ototnya. Tetapi, tidak lama setelah itu kembali mengempis kembali sembari batuk darah. "Sudah percaya? Karena kamu sudah melihat ku seperti ini. Jadi, tolong untuk merahasiakannya."Lio mengangguk dengan mempertahankan ekspresi terkejutnya.

"Tapi ... kenapa kamu menjadi seperti ini?" tanya Lio yang penasaran dengan apa yang terjadi.

"Karena ... ini." Gracio mengangkat setengah bajunya, memperlihatkan luka yang cukup besar di bagian rusuk bawah.

Hero AcademiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon