chapter 7 [persiapan festival olahraga]

520 52 5
                                    






[SELAMAT MEMBACA]





Gito tertawa kecil. "Lu, masih inget bukan janji kita sama dia?" ollan mengangguk.

"Kita, harus tetap bertiga ...." ucap Gito

"Sampai kita menjadi pro heros terkenal," ucap Gito dan Ollan secara bersamaan.

••••

Gito dan Ollan akhirnya pulang karena hari sudah hampir tengah malam. Mereka terus bercerita tentang masa lalu sembari berjalan.

Sesampainya di asrama 1A, mereka terheran karena lampu ruang tengah masih menyala.

"Lah, mereka belum pada tidur?" tanya Ollan sembari menoleh ke arah Gito, Gito hanya menggerakkan bahunya.

Ollan mendengus kesal kepada Gito. "Hadehh, balik lagi mode kulkasnya," batin Ollan sembari menatap malas Gito.

"Yaudah mending kita masuk, di luar jadi dingin banget!" sindir Ollan.

Setelah itu Ollan membuka pintu Asrama, mereka berdua terkejut karena sedari tadi ada gadis yang sedang berdiri di depan pintu sembari melipat tangannya di dada.

"Baguss! sekalian aja tidur di luar, gak usah pulang!" sarkas gadis tersebut.

Ollan terkekeh. "Eh, Muthe. Kok, lu belum tidur, Mut?" ucap Ollan mengalihkan pembicaraan.

"Kok, lu belum tidur, Mut?" beo Muthe.

"Masih nanya, lu begitu! gue itu dipercaya sama Aran Sensei buat ngurus bocah kayak, lu! sekarang gue tanya, kalian berdua abis dari mana, hah?!" sambung Muthe sembari berdecak pinggang lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ollan. Kini, wajah mereka berdua hanya berjarak satu jengkal.

Ollan yang kesal mendorong wajah Muthe menjauh dari wajahnya. "Mau tau aja, lu! minggir-minggir gue mau tidur, ngantuk!" lalu Ollan berjalan dengan santai melewati Muthe yang sedang menganga.

Begitu pun Gito. Dia hanya diam dan mengekor kepada Ollan. Muthe yang sudah sangat jengkel dengan sikap Ollan dan Gito, langsung menjewer mereka berdua dan menyeretnya ke arah dapur.

"Aduduh! lu, apa-apaan sih! gue kan udah bilang, gue ngantuk, mau tidur!" pekik Ollan sembari meringis kesakitan, karena dirinya dijewer oleh Muthe.

Bagaimana dengan Gito? dia terkena juga imbasnya, dia dijewer namun, wajahnya tetap saja datar. Ya ... mau gimana lagi, itulah Gito.

Muthe tidak menanggapi Ollan. Sesampainya di dapur dia melepas jewerannya. "Ini hukuman buat kalian! jangan harap kalian bisa tidur nyenyak selagi ini belum selesai!!" ujar Muthe, lalu dia pergi meninggalkan Ollan dan Gito.

Ollan melotot tidak percaya, karena ada banyak alat masak dan makan yang kotor di dalam wastafel. "Lah! Muthee!! apaansih, lu gak jelas banget! gue gak bakal cuci itu, woy!!" pekik Ollan, namun lagi-lagi tidak ditanggapi oleh Muthe.

"Udahlah ... kita turutin aja, biar bisa tidur," Ollan pun terpaksa untuk menuruti perintah Muthe.

Mereka pun mencuci semua peralatan masak dan makan yang kotor. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mereka pun selesai. Kini, mereka berdua pergi menuju kamarnya untuk pergi bertidur. Disaat Ollan membuka pintu kamar, mereka berdua melihat Daniel dan Cello yang sudah tertidur lelap di kasurnya masing-masing.

Hero AcademiWhere stories live. Discover now