TRL. 17

1.4K 205 22
                                    

Di ruangan yang cukup privat terdapat tiga orang pria paruh baya yang sedang mengobrol sembari bercanda ria. Terdiri dari Keynal, Boby, dan Arkan. Mereka adalah teman bisnis yang kedudukan nya masih jauh di bawah Keynal.

"Boleh aku sedikit bercerita" Celetuk Arkan

Keduanya menoleh, "cerita apa Tuan Arkan" Tanya Keynal

"Aku mempunyai satu yayasan sekolah, dan aku baru saja tau bahwasanya di sekolah ku sendiri terjadi konflik" Ujar nya, Keynal yang tertarik dengan ucapan nya kini merubah posisi duduknya.

"Boleh kau ceritakan secara rinci permasalahan nya Tuan Arkan" Pinta Keynal.

"Di sekolah ku terjadi sebuah pemeringkatan yang di sebut kekuasaan, senioritas disana sangat berpengaruh, kau tahu yang kuat menindas yang lemah" Dia menjeda ucapan nya untuk sedikit mengambil nafas.

"Setiap tiga bulan sekali ada pemungutan uang yang di lakukan setiap pemimpin kelas, aku sudah mengurangi tiga kelas untuk sedikit mengikis tingkat kekuasaan para murid bedebah itu" Keynal Mengkerut kening mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Arkan.

"Jadi kau membuang tiga kelas dari setiap angkatan untuk menanggulangi itu" Tanya Keynal yang di beri anggukan oleh Arkan.

"Untuk apa uang itu" Tanya boby yang sedari tadi menyimak.

"Aku pernah mendengar dari beberapa siswa, katanya uang itu untuk menjaga mereka agar tidak di ganggu oleh siswa dari kelas lain, mungkin lebih di katakan menjaga"

"Dan siswa maupun siswi yang tidak membayar, ataupun tidak patuh dengan apa yang sudah terstruktur akan menjadi bahan bully, bahkan oleh kelas itu sendiri Tuan" Final nya, sampai sini Keynal paham dengan apa yang di jelaskan oleh teman nya ini.

"Bagaimana kalau mengendalikan pembully dengan pembully juga" Gumam Keynal, keduanya menoleh mendengar ucapan Keynal.

"Maksud anda Tuan, bisa di jelaskan lagi apa yang barusan anda katakan" Tanya Arkan, Boby ikut mengangguk, dan sepertinya dia sedikit setuju dengan apa yang Keynal katakan.

"Sebentar Tuan Keynal, aku sepertinya paham dengan apa yang kau katakan" Sengah Boby

"Tapi sebelum aku mau bertanya, apa kau jadi menjalankan apa yang waktu itu di inginkan oleh mendiang istri mu" Tanya Boby tertuju pada Keynal

"Tidak mungkin aku tidak menjalankan apa yang di inginkan oleh wanita yang sangat aku cintai Tuan Boby" Ucap Keynal

Boby mendengar itu shock, misi ini cukup mustahil pikir nya, namun dia berpikir kembali, dengan siapa dia sedang berbicara.

"Mohon maaf Tuan aku sempat meragukanmu"ucap Boby

"Baik aku yang akan membantumu menjelaskan pada Tuan Arkan" Tukas Boby, Keynal mengangguk sembari tersenyum

"Begini Tuan Arkan, Tuan Keynal bermaksud untuk mengendalikan pembully itu dengan (pembully) dengan kata lain, mesin pembunuh yang akan mengatur nyawa siswa iblis yang hinggap di sekolah mu" Tutur Boby

Arkan tampak menimang ucapan itu, "apa tidak akan terjadi sesuatu" Tanya Arkan

"Di sekolah mu sudah terlalu banyak kebusukannya,dan jangan sampai hal itu di ketahui publik" Celetuk Keynal

"Baiklah Tuan Keynal, kalau itu solusi terbaik, aku akan mencoba ikut dalam permainan mu" Ucap Arkan

"Ngomong-ngomong kau dari tadi tidak menyentuh minuman mu Tuan keynal" Ucap Boby

"Ah itu, anak ku tidak ingin aku mati dengan cepat" Ucap nya dengan tawa, kedua teman nya menggelengkan kepala dan mengikuti tawa keynal.

_______
_______

THE REAL LESSONWhere stories live. Discover now