Bab 61. Mempercayakan Anak

74 17 6
                                    

Tai Furen buru-buru mengelus punggungnya supaya dia bisa mengambil nafas.

Beberapa saat kemudian, barulah Yuan Niang berhenti batuk.

Begitu membuka telapak tangannya, terlihat segumpal darah segar berwarna merah gelap.

Da Taitai yang melihatnya sampai terkejut, tetapi tidak menunjukkan di wajahnya, buru-buru dia memanggil para pelayan datang untuk membersihkan Yuan Niang, mulutnya terus menenangkan Yuan Niang: "Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Kamu ini karena terlalu emosi sampai menyerang hati, sekarang sudah memuntahkannya, sebentar lagi sudah akan baik kembali."

Sedangkan Yuan Niang melihat darah di telapak tangannya, ujung matanya menetes setetes air mata.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa." Nafas Tai Furen sampai terengah-engah ketika menenangkannya, "Kamu ini terlalu emosi sampai menyerang hati, sudah memuntahkannya sudah tidak ada masalah."

Para pelayan yang tangkas sudah masuk membawa wadah air di depannya, baik yang berlutut maupun yang memegang nampan perunggu, baik yang membungkuk membantu dia melepaskan gelangnya, dengan cekatan membantu dia mencuci bersih tangannya.

Pelayan utama Yuan Niang, Lu'e yang matanya berkaca-kaca maju kedepan menyuap teh untuk dia minum: "Nyonya, nyonya kumur-kumur dahulu!"

Yuan Niang yang tercenung membiarkan dia melayani berkumur dengan teh, dengan wajah kosong dia membiarkan dirinya dibantu untuk berbaring kembali.

Melihat menantu perempuan yang begitu lesu tanpa kehidupan, mau tidak mau dalam hati Tai Furen menjadi trenyuh, teringat ketika dia baru saja menikah masuk ke dalam kediaman.

Wajah kecilnya seperti batu giok seukuran telapak tangan, ketika melihat orang matanya jernih dan terang. Ketika Xiao Si memandangnya, di dalam bola matanya bisa berbinar memancarkan kegembiraan... sebenarnya sejak kapan mata berbinar itu mulai hilang? Ketika anak ini keguguran, walaupun dia sakit hati, tetapi masih bisa menenangkan Xiao Si; ketika menerima Nyonya Wen sebagai selir, walaupun dia tidak senang, tetapi kadang-kadang masih bisa memandang Xiao Si dengan pandangan menggoda; berkata kelak kalau dia sulit untuk mengandung lagi, walaupun sedih tetapi sikapnya seperti rumput pampass yang tidak akan menyerah... sebenarnya sejak kapan?

Sepertinya sejak Yizhen pindah ke halaman Shaohua... setelah An'er meninggal, Yizhen terus tinggal di ruang utama, beberapa kali terus mengungkit hendak pindah ke halaman Shaohua yang terletak di taman bunga belakang, tetapi terus dicegah oleh Xiao Si. Belakangan ada orang yang memperkenalkan seorang ahli fengshui kepada Yuan Niang, kata orang itu tempat tinggal Yuan Niang tidak cocok dengan bazi-nya, karena itu dia sulit mengandung keturunan pria, masih mengarahkan dia supaya tinggal di posisi unsur tanah, dengan demikian akan mudah melahirkan anak lelaki... posisi unsur tanah di kediaman Xu tepat berada di ruang utama. Yizhen begitu mendengarnya, memaksa untuk pindah keluar... setelah itu, waktu mereka bersama-sama perlahan-lahan semakin sedikit, terus terakhir, Xiao Si pergi berperang, diantara mereka berdua sepertinya tidak berbicara lagi!

Ujung mata Tai Furen sedikit berat, melihat Lu'e yang sudah selesai melayani Yuan Niang undur diri, Yuan Niang malahan 'melompat' sekali dan bangkit duduk. Dia mencengkeram erat-erat lengan Tai Furen, seperti mencengkeram setangkai jerami penyelamat hidupnya: "Ibu, ibu, saya tidak bisa meninggalkan Zhun Ge, saya tidak bisa meninggalkan Zhun Ge... ibu tolong Zhun Ge-ku... ibu masih ingat tidak, tabib berkata saya sudah tidak bisa melahirkan lagi, saya tidak percaya, ibu juga tidak percaya, sampai pergi kemana-mana mencari obat dan tabib. Ibu menghormati segala macam dukun, baik kalajengking dan katak saya coba semuanya... dengan susah payah akhirnya hamil Zhun Ge, ibu membawa saya pergi ke kuil untuk berterima kasih kepada Buddha. Malam hari di dalam kuil dingin, ibu takut saya tidak tahan, masih merangkul kakiku di pelukan..."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang