Bab 5 - Prepare

13 4 0
                                    

"Apa itu barbeque?" Faylinn bertanya saat Dieter sedang melahap sarapannya sebelum berangkat kerja.

Mendengar pertanyaan itu, Dieter seketika tersedak dan membuat gestur tangan seolah menginginkan air minum.

Faylinn bergerak cepat untuk menolong. Ia memberi segelas air mineral pada Dieter dengan perasaan khawatir.

"Aku hampir lupa! Besok kita akan kedatangan tamu. Yah, sebenarnya ini teman-temanku di desa. Mereka kakak-beradik dari salah satu peternak di sini yang memaksa untuk mengadakan acara barbeque di rumahku." Dieter menjelaskan dengan singkat.

Faylinn membalas dengan berkata "oh" tak kalah singkat.

"Kenapa kamu bisa tahu ada jadwal barbeque?" tanya Dieter menyelidik.

Faylinn baru menjawab setelah menghabiskan segelas susunya dengan menjelaskan kejadian dering telpon yang dia angkat tadi pagi. "Ada yang mengingatkan tentang acara barbeque di telpon tadi pagi-pagi sekali, lalu saat kubilang kalau kau masih tidur, orang itu malah terkejut karena mendengar suaraku, dan dia bertanya siapa aku."

"Lalu kau jawab apa?" Dieter tampak penasaran sekaligus khawatir.

"Kusebut namaku, setelah itu dia bilang minta tolong sampaikan pesannya padamu dan langsung menutup telponnya."

Dieter tampak bernapas lega. Faylinn tidak mengerti, tetapi dia berpikir mungkin Dieter sedang mengkawatirkan sesuatu yang tidak diketahui gadis itu.

"Masih ingat dengan skenario kita ketika ada orang yang mempertanyakan identitasmu?" Dieter menatap Faylinn lekat. Mereka beradu pandang seakan memiliki arti yang sangat dalam dan menginginkan lebih.

"Aku sepupu jauhmu. Begitu, 'kan?"

Dieter mengangguk. Ia kemudian lanjut menghabiskan sarapannya dan hendak bersiap untuk berangkat ke klinik.

"Jadi, apa itu barbeque?" tanya Faylinn tiba-tiba. "Aku belum mendapatkan jawabannya."

Kali ini Dieter yang mengerutkan kening, heran. "Kau tidak tahu barbeque?" Pemuda itu memandang Faylinn curiga. Seakan tatapannya mengatakan perempuan ini memangnya hidup di gua mana sampai tidak tahu barbeque?

"Aku tidak tahu, makanya aku bertanya."

Mendengar jawaban Faylinn, Dieter mengambil posisi duduk tegap dan memandang lekat-lekat pemilik mata hijau itu untuk menjelaskan dengan sederhana.

"Singkatnya barbeque itu teknik memasak daging secara tidak langsung di atas alat pemanggang dan biasanya membutuhkan waktu yang lama sampai matang. Tapi, seringkali kami mengadakan acara barbeque yang santai dan memasukkan bahan makanan sesuka hati tanpa mengikuti aturan. Nah, mengingat aku punya janji untuk menepati kelangsungan acara santai itu, kurasa kita perlu mempersiapkan alat dan bahannya. Bagaimana kalau besok kita pergi berbelanja?"

Faylinn mengangguk. Ia sudah mendapat gambaran besarnya. Jadi, itu acara memanggang daging dan makan-makan yang santai. Meski tidak terbiasa dengan hidangan daging, Faylinn barangkali harus mencoba terlibat agar dapat berbaur dengan manusia lainnya.

"Apa hari ini kau pulang larut?" tanya Faylinn lagi.

Dieter tampak berpikir sebentar. "Kemungkinan tidak, tapi itu tergantung siatuasi yang akan terjadi hari ini. Kurasa ada jadwal operasi kecil untuk anjing milik Tuan Thomas, dan beberapa pemeriksaan untuk pasien yang rawat inap. Sisanya mungkin tidak akan terlalu sibuk. Memangnya kenapa?"

Faylinn menggelengkan kepala. Ia tidak ingin terlalu jujur memberitahu Dieter bahwa akan pergi lagi ke hutan untuk mencari petunjuk.

"Tidak ada apa-apa. Hanya bertanya saja."

For The Verdant HeartWhere stories live. Discover now