15. zeedel dan segala masalahnya

636 86 6
                                    

geo, dion dan vero menarik zee menjauh dari kantin padahal zee sedang asik bercengkrama bersama ashel adel dan kathrina tapi ketiga laki-laki tiba-tiba datang dan berkata ingin meminjam zee sebentar saja. mereka membawa zee ke perpustakaan atas saran dion dan ya disinilah keempatnya duduk saling berhadap-hadapan

"kenapa?" tanya zee

"lu yang kenapa" balas vero

"gue? kenapa?" tanya zee lagi

"ya semalam lu kenapa? di apain sama bubu lu itu" kata dion

"cerita aja jangan dipendam sendiri" ujar geo melihat zee yang nampaknya ragu untuk bercerita

zee berpikir sejenak kemudian menceritakan semuanya pada ketiga sahabatnya itu, semuanya tanpa terkecuali. jika mengingat apa yang dikatakan bubunya zee kembali tidak mood hal itu terlihat dari perubahan ekspresi nya ketika sudah selesai menceritakan masalahnya

"serius dia bilang gitu?! sama lu?!" tanya vero tak sabaran

"iya bubu bilang gitu" jawan zee

"njir atas dasar apa tuh orang tua ngomong begitu sama lu"

"heh anjir" tegur dion pada geo

"kesel gue njir masa sahabat kita di bilangin gitu bukannya di kasih restu malah di suruh ngejauhin" kesal geo

"tapi tetap aja dia kan ortu nya zee gak boleh gitu lah" kata dion mengingatkan

"udahlah gapapa, anggap angin lalu aja pokoknya ashel tetap dihati"

"eh btw gue ntar pulang gak bareng kalian ya" sambung zee lagi mengundang tatapan bertanya dari ketiganya

"bareng adel ada urusan" ucap zee

ketiga laki-laki itu saling bertukar pandangan lalu menatap zee dengan sedih
"lu ada temen baru sekarang makanya gak mau pulang bareng kita"

"iya zee gak asik, sekarang udah temenan ama adel langsung lupain kita"

"zee sekarang temennya anak orang kaya, kita mah apa atuh"

zee menatap jengah pada ketiganya
"kiti mih ipi itihhh... kata gue lu bertiga mending bersyukur deh, rumah gede mobil ada, masa depan terjamin sama ortu. kurang apalagi lu pada itu udah termasuk berada berarti lu holang kaya stop deh kalian sebelum gue pukul pala lu satu-satu"

"satu lagi jangan drama, gue sama adel emang lagi ada urusan aja" lanjut zee ketiganya hanya terkekeh

_________________________________________

pulang sekolah seperti yang zee katakan dia tidak pulang bersama ketiga sahabat laki-laki nya lagi, kali ini dia bersama dengan adel. adel mengendarai mobil nya dalam diam sesekali dia melirik ke arah zee yang ada disampingnya merasakan ada yang aneh dengan anak itu hari ini dia tidak bertingkah seperti biasanya

"kenapa lu?" tanya adel matanya fokus pada jalanan didepannya

zee menoleh pada adel sebentar dan kembali melihat jalanan kota dari balik jendela mobil
"lagi banyak pikiran aja" jawab zee sekenanya

adel tertawa mengejek
"haha ada pikiran juga lu"

zee memutar bola matanya malas
"adalah anjir dikira lu, yang ada di pikiran cuman basket basket basket doang" balas zee

"dih kayak lu nggak aja.. oh atau lu mau jadi artis kek ortu lu?" tanya adel

"ck gak lah kalau gitu mending basket basket basket sampai mampus" kata zee, dia sedikit sensitif jika menyangkut dengan orang tuanya apalagi dengan orang tuanya yang bekerja di bidang entertainment. hal itu membuat zee sedikit kesusahan karir orangtuanya selalu menghantuinya apalagi ekpektasi orang-orang disekitarnya yang berharap dia juga mengikuti jejak kedua orangtuanya, jujur saja zee tidak ingin menjadi seperti orangtuanya dia ingin memilih jalannya sendiri

my way || (zeeshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang