Ep.3 Nature's Pleasure

57.1K 154 0
                                    

Daniel mengajak Alice untuk berkemah sekaligus mendaki ke salah satu bukit yang tidak begitu jauh dari rumahnya, hanya membutuhkan waktu satu jam untuk ke perkemahan tersebut. Awalanya Alice menolak ajakan Daniel, tetapi Daniel memaksa Alice karena dia merasa bosan di rumah terus. Walaupun hari-hari liburan semesternya juga bersama Alice, tetapi dia ingin mencoba keluar rumah.

Alice keluar dari kamar dengan langkah yang sedikit malas. Rambutnya yang panjang digerai dengan bebas, ia memakai tank top berwarna hitam dengan celana hotpants. Tidak lupa dengan topi yang melindungi dirinya dari matahari panas diluar. Daniel yang sedang menyiapkan barang-barang di ruang tamu, pandangannya terhenti ketika melihat Alice.

"Kau terlihat sangat siap hari ini"ucap Daniel, Alice hanya memutar bola matanya. Ia sebenarnya sangat malas beraktivitas diluar rumah, apalagi dirinya akan berkemah.

Selama perjalanan, Alice hanya tidur. Setelah sampai, Alice turun bersama Daniel menuju meja registrasi dan mendapatkan satu set perlengkapan perkemahan, sudah disertai dengan bahan makanan dan tenda. Alice mencoba untuk membantu Daniel, tetapi ditolak olehnya.

Mereka berdua berjalan ke tempat membangun tenda, setelah itu mereka mulai berjalan mendaki bukit yang ada di sini. Selama pendakian mereka mengobrol tentang kehidupannya di kampus, tentang perkuliahan yang mereka jalani. Daniel yang merupakan mahasiswa akhir, sebentar lagi akan mengerjakan beberapa tugas akhir yang menjadi salah satu persyaratan untuk lulus.

Tak lama setelah itu, mereka sampai di puncak bukit. Tidak orang sama sekali di atas sini. Dari atas terlihat perkemahan yang mereka bangun tenda tadi, saat malam nanti lampu-lampu akan menyala dan pemandangan akan terlihat lebih cantik lagi.

"Hah! Sedikit sulit. Namun sedikit terbayarkan"ucap Alice, ia mengambil botol dari tas kecilnya dan meminumnya.

Daniel mendekat ke arah Alice, lengannya melingkari pinggangnya dari belakang. Daniel menempelkan pipinya ke pipi Alice, dan mengecup pipi itu.

"Apakah kamu menyukainya?"tanya Daniel.

"Ya. Aku menyukainya. Untung kamu mengajakku, mungkin saat malam nanti pemandangannya lebih bagus"

"Mmm, bagaimana kalau kita tinggal di sini sebentar?"

"Oke"

Maksud dari perkataan Daniel barusan bukan untuk menunggu waktu matahari terbenam, tetapi lebih dari itu. Daniel mencium bibir Alice, dan mendorong Alice ke belakang pohon besar dan lebat yang melindungi mereka dari angin. Kulit kayunya keras dan padat di itu menopang tubuh Alice. Alice melihat sekilas ke langit yang semakin gelap saat Daniel menciumnya lagi.

"Sepertinya hujan akan turun"

"Itu bukan masalah yang besar, honey"

Tangan Daniel melayang ke pinggul Alice dan lidahnya mulai mengeksplor bibir Alice. Alice melingkarkan lengannya di leher Daniel.

"Menurutmu ada orang yang akan mendengar kita, Dan?"

"Ketahuan berhubungan seks di jalur pendakian? Mmm, itu tidak termasuk dalam sepuluh fantasi teratasku, Alice. Tapi siapa yang tahu? Mungkin itu akan membangkitkan sesuatu dalam diriku"

Alice bersandar di pohon dan memberikan beberapa ciuman lembut di leher Daniel, perlahan menyeret bibirnya ke bagian bawah Daniel.

Tangan Alice meluncur ke bawah jaket yang Daniel kenakan, melewati perut Daniel saat ia mencium titik manis tepat di belakang telinga Daniel. Tangan Daniel tidak mau diam, tangan itu turun dari pinggul Alice ke pantatnya, lalu meremasnya dengan kuat.

Alice berjongkok dan membuka celana yang Daniel kenakan, tangannya mengelus penis Daniel sebelum ia keluarkan dari celana dalam berwarna hitam itu. Nafas Daniel yang mukai tidak teratur, dapat Alice rasakan. Tangannya mulai mengelus penis Daniel dan mengulumnya lembut, tangannya juga sesekali meremas penis Daniel.

Tetesan air hujan jatuh diatas kepala mereka berdua. Air yang jatuh tidak membuat mereka terganggu sama sekali, justru membangkitkan mereka untuk melakukannya lebih jauh lagi. Alice terus mengulum penis Daniel, karena tidak mau berlama-lama. Daniel menarik Alice untuk berdiri dan mencium bibirnya kembali.

"Mmm, Alice aku menginginkanmu"ucap Daniel.

Daniel melepaskan pakaian yang menutupi tubuh Alice dan tubuhnya, sekarang mereka berdua tidak memakan sehelai benangpun ditubuhnya. Angin dan tetesan air hujan mulai menusuk tubuh mereka, membuat gairah seks yang semakin tinggi.

Tangan Daniel terasa dingin saat melingkari punggung Alice dan melepaskan kaitan bra. Puting Alice langsung mengeras di udara dingin, mata mereka tidak pernah lepas satu sama lain saat Alice meraih penisnya lagi. Daniel mengerang kembali.

"Apakah itu terasa enak?"tanya Alice menggoda, ibu jarinya memainkan pusat inti penis Daniel.

"Nghh oh ya"

Daniel memasukan salah satu puting Alice ke dalam mulutnya. Lidah yang terasa hangat dan lembut di setiap sedotannya, dan meninggalkan sedikit gigitan. Jari-jarinya memainkan vagina Alice, kini miliknya sudah sangat basah.

"Berputar"perintah Daniel.

Daniel memutar dan mendorong tanga Alice ke pohon. Mengambil pinggulnya, bukan Daniel namanya jika tidak menggoda penisnya di bagian luar vagina Alice. Daniel menggesekkan penisnya maju mundur melintasi klitoris Alice. Satu tangan Daniel meraih dan meremas payudara Alice.

"Mmmm Daniel masukan, cepat"erang Alice, tangannya mencengkram pohon itu tidak kuat dengan godaan Daniel.

Daniel mengarahkan penisnya, tangannya segenggam rambut Alice dan tangan satu lagi memegang erat dan kuat melingkari pinggul Alice. Daniel menyodorkan pinggulnya ke pantat Alice. Alice menguatkan kakinya ke tanah dan menancapkan kukunya di sekitar kulit pohon.

"Lebih keras, Daniel, ahhhhh"

Daniel tersenyum dan langsung mempercepat dorongannya, Alice mendesah sangat nikmat. Saat ini mereka tidak perduli orang-orang mendengar atau melihat aktifitas mereka.

Alice merasakan vaginanya semakin kencang di sekitar penis Daniel. Dorongan itu semakin dalam sampai diding rahim Alice, Daniel yang mempercepat temponya semakin membuat Alice tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Aku akan keluar, Alice"ucap Daniel. Ia lalu bergerak mempercepat temponya lagi. Tak lama, Daniel menghantam kencang penisnya sembari mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Alice. Perut Alice langsung terasa hangat.

Alice memutarkan badannya dan memeluk tubuh Daniel.

"Ayo, kita kembali ke tenda. Aku takut kita membeku di atas sini"ucap Daniel sambil mengelus pundak telanjang Alice.

Mereka berdua saling membantu untuk kembali mengenakan pakaiannya masing-masing. Alice dak sabar untuk berganti pakaian dan berpelukan di tenda bersama Daniel.

"Ayo! Ayo pergi!"seru Daniel, mereka berdua berjalan turun ke area perkemahan dengan kedua tangan saling memegang erat.

Naughty Stepsister [REVISI AS SOON AS POSSIBLE]Where stories live. Discover now