chapter 4

821 95 1
                                    

Happy reading

Hari sudah pagi walau matahari belum memancar sinar hangatnya.

Gempa terbangun dari tidurnya melakukan rutinitas pagi  setelahnya turun ke dapur melihat apakah Halilintar sudah siap dengan sarapan.

Sesampainya di dapur tidak ada siapapun kosong bahkan sarapan juga belum siap.

Gempa mulai membuat sarapan pagi sampai sarapan selesai Halilintar belum juga turun.

Semua saudara sudah turun namun Halilintar belum juga turun.

"Mana sialan?" Tanya Blaze ketika melihat Gempa memasak sekaligus menyiapkan meja makan.

"Ga tau" balas Gempa

"Sakit dia, tadi pas malem panas" ucap solar yang fokus pada sarapannya

"Tau dari mana?" Tanya Thorn

"Tadi pas aku suruh beli gelas Beaker, dia bilang ga bisa, terus aku cek badannya panas"

"Biar gw yang bangunin" ucap Taufan yang mulai beranjak dari kursi miliknya.

"Bang ga usah, Abang makan aja, ngapain sih ngurusin dia" ucap Gempa yang memasukan beberapa makanan dalam mulutnya.

Taufan mengangguk ucapan Gempa ada benar nya ia kembali duduk lalu menikmati sarapannya.

Sampai dimana mereka harus berangkat sekolah di situlah masalah di mulai.

"Jadi siapa yang nyetir mobil satu lagi?" Tanya Gempa yang sudah pusing dengan saudara saudara nya karena mereka berebut ingin mengendarai mobil.

Dari Taufan yang merasa tertua ingin menyetir mobil namun beberapa kejadian lama yang hampir membuat mereka di tabrak membuat semua mengurungkan niat untuk mengendarai mobil.

Lalu Blaze jangan di tanya sifatnya hampir sama dengan Taufan.

"Jadi gimana nih aku, ice, Thorn sama solar mau berangkat" ucap Gempa

"Gimana naik motor?" Usul gempa

"Jangan lagi musim ujan bang, nanti mereka kehujanan" ucap solar

Gempa mengangguk paham "gimana kalo anak itu?" Final Gempa.

"Gem yang bener aja dong!" Taufan tak terima ketika gempa mengusul jika Halilintar yang menyetir.

"Ada apa ini?" Tiba tiba saja nada kecil ikut dalam pembicaraan mereka.

"Ngapain Lo disini?!" Tanya Blaze ketika melihat Halilintar

"Gini Lo nyetir mobil" ucap Gempa malas

Halilintar menyiritkan keningnya ke apa dia? Di mana supir?

"Dimana supir? Bukannya ada mobil yang kursi enam?" Tanya Halilintar

"Supir lagi sakit, mobil yang itu belum di check" jawab singkat Gempa

Tired /Halilintar/ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang