chapter 11

841 101 10
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca

Happy reading

Keesokan harinya Blaze sudah di pindahkan di ruang inap sedangkan Halilintar tetap berada ICU agar tetap dalam pengawasan dokter jika terjadi sesuatu.

Terdengar derap langkah kaki yang cepat menggema di lorong rumah sakit.

Amato memasuki ruang Blaze "bagaimana keadaan mu Blaze?" Tanya Amato seraya tangannya mengelus Surai Blaze.

"Lebih baik yah"

Amato melihat sekeliling dirinya menyiritkan keningnya ketika sang sulung tidak terlihat.

"Di mana anak itu?"

"Bang Hali koma" ucap Gempa

Amato kini di buat bingung kembali mengapa sekarang Gempa memanggil halilintar dengan sebutan abang?

Solar paham dengan wajah bingung Amato angkat suara "bang Gem udah percaya anak itu"

Amato menatap tak percaya Gempa "apa benar?"

Gempa hanya mengangguk "ayah juga harus percaya"

"Apa kamu tidak merasa di hasut oleh nya?" Ucap Amato.

"Apaan sih yah, udah lah aku mau liat ke adaan bang Hali" ucap Gempa keluar dari kamar Blaze menuju ruang ICU.

Gempa memasuki ruang ICU ia melihat Halilintar yang masih setia menutup matanya.

Gempa duduk di kursi kosong sebelah ranjang "bang, ayah hari ini Dateng buat jenguk Blaze tapi ayah ga mau jenguk Abang" adu Gempa.

"Abang kapan bangun?" Ucap Gempa menggenggam tangan Halilintar.

-_-_-_-

Disisi alam bawah sadar Halilintar.

Sudah cukup lama dirinya berada di tempat kosong berwarna putih entah apa namanya.

Halilintar melihat sekeliling namun tetap tak ada orang sampai sebuh cahaya tiba tiba mendekati dirinya, dengan refleks Halilintar mendekati cahaya yang mendekati dirinya.

Saat sudah cukup dekat cahaya itu berubah menjadi sosok yang sangat ia rindukan dari dulu.

Halilintar menerjang sosok itu, dirinya memeluk erat seolah olah dirinya tak ingin kehilangan kembali.

"Bunda Hali kangen" lirih Halilintar, tanpa disadari air mata lolos dari pelupuk matanya.

Mara menatap anak pertamanya, ia mengusap lembut air mata yang keluar dari sudut mata Halilintar.

"Bunda juga kangen sayang"

Mara melepas pelukan lalu mengelus Surai milik Halilintar.

"Sekarang Hali udah besar ya"

"Maaf ya karena bunda kamu jadi di benci sama saudara kamu" ucap Mara kembali

Tired /Halilintar/ Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin