Rayyaz melabuhkan punggung di atas kerusi. Keluhan di lepaskan. Di lirik ke arah bonet belakang kereta miliknya.
Mata terkatup seketika. Patutlah sunyi. Sang isteri tiada di sini. Selalunya Mawar yang banyak bercakap dengannya. Tapi sekarang?
Keluhan di lepaskan untuk kedua kalinya. Bibir di ketap. Tangan di bawa ke dada. Tiba - tiba pula hatinya rasa resah. Dada naik turun laju. Pernafasan tiba - tiba saja tidak teratur.
" Ya Allah... Mawar..." Gumam Rayyaz. Dia bangkit dan membuka langkah mencapai telefonnya. Nombor Mawar di cari dan di tekan.
Di lekapkan telefonnya di cuping telinganya. Mulut terbuka dan tertutup cuba mengawal pernafasannya yang tidak teratur.
" Assalamualaikum... Abang?"
" Mawar... Mawar siap ye. Abang balik untuk amik Mawar." Pantas Rayyaz. Tidak
" Eh? Kenapa pula ni? Tadi paksa Mawar suruh duduk rumah sangat." Ujar Mawar dengan nada rajuk.
" Sayang... Abang minta maaf ye, sayang. Abang balik ambik Mawar. Mawar siap cepat sikit ye sayang."
" Gerai?"
" Tak apa... Abang bawa duit je. Gerai tak apa kot."
Rayyaz terus mengambil bekas duitnya yang berada di atas meja. Di masukkan ke dalam kereta.
" Cepat sayang... Siap." Arah tegas Rayyaz.
" Hm."
" Okey... Tunggu abang dekat bawah ye sayang. Assalamualaikum... Love you."
Belum sempat Mawar membalas salam suaminya. Dengan pantas Rayyaz menutup panggilan. Mawar pelik dengan tidakan suaminya.
Dia terus bangun dari kedudukan. Langkah di bawa ke bilik tidurnya bersama sang suami. Memang dia sudah siap... Tapi suaminya yang paksa jangan ikut. Sekarang? Pelik saja suaminya itu.
Tudung di sarung di sarung ke atas kepalanya. Dioles gincu merah di bibirnya. Kalau tidak pakai nanti. Macam mayat hidup pula jadinya.
Rayyaz memarkirkan keretnya di depan flat rumahnya. Terlihat Mawar sedang menorak langkah mendekati keretanya. Senyuman di lebarkan. Tiba - tiba saja degupan jantungnya menjadi teratur.
Mawar terus menerobos masuk ke dalam perut kereta. Senyuman di tayangkan ke arah suaminya. Baru saja Mawar ingin mencapai tali pinggang. Badannya di tarik pantas dan di peluk erat oleh suaminya.
Rayyaz menghela nafas lega. Senyuman terukir di bibirnya. Tiba - tiba jadi tenang hatinya apabila melihat isterinya berada di depan mata.
" Maafkan abang, sayang. Kalau abang tahu abang tak boleh pergi sorang. Mesti abang dah bawa sayang." Rayyaz meleraikan pelukan. Di kucup lembut dahi sang isteri.
" Abang ni sihat tak?"
Rayyaz membalas dengan senyuman manis saja. Di usap lembut pipi sang isteri. Dia terusk berkalih dan keluar dari kawasan rumah flat mereka.
Takut pula dia gerai di ganggu oleh orang - orang yang tidak beradap dan berdisiplin.
Sampai saja di gerai mereka. Rayyaz memarkir keretanya di belakang gerai. Baru saja Mawar ingin turun dari kereta. Rayyaz pantas menarik lengannya.
Badannya di peluk untuk kali yang kedua oleh suaminya. Bertaut rapat kening Mawar. Terkejut pun ada juga.
" Abang?"
" Abang tak boleh nak jauh dengan Mawar, sayang... Abang tak tahu... Abang rasa resah sangat..." Ujar Rayyaz sambil matanya tertutup. Pelukan masih tidak terlerai.
YOU ARE READING
- PENGORBANAN CINTA - [C]
RomanceAMARAN ⚠️ Cerita ini di ambil dari kisah benar. Kisah seseorang yang pernah menjalani kisah pahit di dalam hidup mudanya. ________ ✨🦋✨ ________ Cinta? Cinta mengajarkan kita tentang pengorbanan.Cinta mengajarkan kita cara untuk mengikhlaskan.Cinta...