Bab 2

139 12 5
                                    

Kaizo berubah, sosoknya sebagai pemimpin masih begitu sempurna melebihi apapun yang dapat digambarkan dari seorang pemimpin, pribadi yang tenang, jitu menemukan solusi dan lihai dalam strategi, tidak ada seorangpun di perusahaan itu yang menyadari perubahan Kaizo kecuali Sai.

Hanya dari sorotan matanya, Sai segera paham, di mata itu, mata yang serupa dengan Fang, diselimuti bayang-bayang kegelapan, sosok Kaizo yang Sai kenal seperti tenggelam dalam sesuatu, seberapa kuat Sai mencoba menyelam dan menggapai sosok itu, Sai gagal menggapainya, Sai dengan bodohnya berada di permukaan menonton dan membiarkan sosok itu tenggelam dalam kegelapan pekat, menyerah melakukan sesuatu.

Sai kira Kaizo memang sudah mati tenggelam dalam kegelapan itu, hingga tiba-tiba sosoknya muncul kembali ke permukaan, sosoknya yang serupa dengan Kaizo, namun apa yang mengisinya hanya Kaizo dan Tuhan yang tahu.

Mansion itu menjadi wilayah haram bagi Sai. Fang menjadi sosok yang tidak tersentuh, jauh tak tergapai, Sai tidak pernah diizinkan untuk menginjakkan kaki ke mansion mereka, walaupun dia khawatir apa yang terjadi di antara kedua kakak beradik itu, memilih menurut pada ucapan Kaizo.

Sai takut, selama ini Sai kira dia telah mendapatkan sebuah keluarga, Sai bertanya-tanya, bukankah ini suatu hal lumrah yang ditempuh setiap keluarga, timbul tenggelam dalam masalah, yang nantinya masalah itu juga akan hilang sendirinya? Sai yakin keadaan akan membaik, dia yakin Kaizo akan kembali, jika Kaizo telah kembali, Sai dapat bertemu dengan Fang lagi, dia yakin semuanya akan kembali normal seperti sedia kala, sayangnya keoptimisannya begitu tinggi sehingga menjadi senjata makan tuan baginya.

Di sela waktunya, di waktu sekecil apapun, Sai menyadari Kaizo akan menyempatkan mengecek handphonenya, Sai tidak tahu apa yang di lihat Kaizo tapi apapun itu, apapun yang ditampilkan oleh layar handphonenya itu akan menenangkannya untuk sesaat.

Selama 2 tahun, Sai tidak pernah kembali ke mansion itu, selama 2 tahun Sai tidak pernah bertemu atau berbicara pada Fang lagi, kondisi Fang hanya dia ketahui dari Kaizo, Sai kerap kali menanyakan keadaan Fang padanya dan jawaban yang dia terima selalu sama.

"Dia baik-baik saja," balas Kaizo datar.

Jawaban yang tidak pernah memuaskan Sai, dia menginginkan lebih, sejujurnya dia sangat ingin bertemu dengan Fang, Sai berkali-kali menanyakan perihal lain yang berhubungan dengan Fang, namun Kaizo memerintahnya untuk bungkam.

Dan suatu saat dia sadar bahwa semua ini sudah cukup. Sai memutuskan untuk melihat sendiri keadaan Fang, tanpa izin Kaizo pun dia akan pergi melihat Fang. Dia siap menerima kosnsekuensi apapun, asalkan dia dapat menemui sosok Fang lagi.

Hari itu, Sai meminta untuk cuti, yang dikabulkan oleh Kaizo tanpa rasa curiga sedikitpun. Dia pergi dari apartmenya ke mansion Kaizo pukul 9 pagi. Dari luar, mansion itu terlihat berbeda dari terakhir Sai pergi ke tempat itu, seakan akan diliputi oleh kegelapan, mansion itu terlihat mirip istana hantu. Sai cukup terkejut saat dia mencoba masuk, dia sudah menyiapkan alat untuk membobol sistem keamanan namun sistem keamanan menyimpan data Sai sebagai seseorang yang diizinkan untuk masuk setiap saat.

Sai merasa tersentuh dan bingung. Walaupun tidak diizinkan untuk menemui Fang, dirinya tidak pernah dianggap ancaman.

Sai masuk dengan mudah seperti memasuki apartmentnya sendiri. Saat kakinya menginjakkan ruangan mansion itu, sesuatu terasa salah, awalnya Sai tidak menyadari karena masuk dengan mudah, namun sekarang Kaizo telah memasang sistem keamanan yang lebih berlapis, kamera bertambah dan jelas-jelas memelototi dari setiap sudut. Tidak ada tirai yang diizinkan untuk terbuka, setiap sela yang ada diberi jeruji besi. Yang jelas tidak normal.

Sai memanggil Fang, berharap bocah itu akan menunjukkan wujudnya dari balik daun pintu dapur atau ruang keluarga, namun berapa kalipun Sai memanggil, panggilannya tak kunjung terjawab.

A Small Heaven In PrisonWhere stories live. Discover now