15

2.1K 175 19
                                    

Day 18

"Maaf ya sha, hari ini aku harus nemenin chika jemput adiknya di bandara baru pulang dari medan" Ini masih terlalu pagi untuk membuat marsha emosi dan naik pitam

"Emangnya jemput adiknya si chika berapa lama ? Seharian kah?" Sebenarnya dalam menulis chat ini dia dengan nada marah

Namun zee menganggap marsha hanya bertanya biasa, soal masalah seperti ini dia tidak pernah peka.

"Chika ngajak main hari ini terus mau makan malam di rumah dia juga di suruh mama dia" Zee menjelaskan sedatail mungkin agar tidak terjadi kesalah pahaman duniawi

"Harus banget ? Terserah sih. Aku cuma mau ngingetin kalau waktu kita ga banyak lagi!" Dia membuang ponsel nya sembarangan ke arah kasur dan ikut merebahkan badan nya

Ternyata lelah juga tidak bisa terang terangan seperti itu, zee terlalu naif untuk di kode. Dia harus di bilang secara gamblang agar mengerti. Marsha merasa sudah terlalu banyak emosi akhir akhir ini jadi dia memutuskan untuk lebih bersabar.

Sedangkan pria yang masih berada di rumahnya itu tiba tiba menjadi gelisah, dia bingung harus bagaimana. Satu sisi yang marsha katakan benar namun di sisi lain dia tak mungkin menolak chika.

"Hai christy" Sapa zee saat bocil itu masuk ke mobilnya

"Makasihh ya kak zee udah mau nemenin kak chika jemput aku" Anak itu jika tersenyum terlihat sangat manis

"Dari tadi dia melamun tau dekk" Sindir chika mengajak christy berghibah

"Lagi banyak pikiran" Zee menancapkan gas mobilnya

Bagaimana tidak kepikiran jika sang pujaan hati tak kunjung merespon pesan ataupun telepon dia dari tadi, sepertinya kali ini dia sangat marah.

"Chik... Hemmm... Gimana ya mau ngomong nya" Zee menggaruk kepalanya padahal tidak gatal

"Kenapa ? Mau batalin janji ? Mau sama marsha ?" Ledek chika

"Ga wkwk, mau liat reaksi dia secemburu apa sihhh" Sambungnya lagi

"Dia ga cemburu chik, cuma emang aku aja yang ingkar janji" Bagaimanapun dia akan selalu membela marsha

"Udah diem" Chika kembali berkonsentrasi ke ponselnya

Dari tadi zee hanya berdiam tak bersemangat, dia tak merespon banyak chika dan christy. Zee masih di abaikan marsha sehingga dia makin ovt.

"Zee udah punya pacar ?" Tanya aya mama chika saat mereka sedang makan malam bersama

"Udah tan" Pede zee padahal marsha bukanlah pacarnya

"Boong ma dia ga di anggep ama pacarnya" Tawa chika keras meledek zee

"Kayak kak chika di anggep aja sama bang ara" Ucap polos christy yang membuat semua mata di sana melotot ke arahnya

Zee bertanya tanya siapa bang ara ? Apakah pacar chika ? Atau cinta nya bertepuk sebelah tangan juga ? Makanya seakan chika expert jika memberi saran kepada zee ?

"Udah sama chika aja biar tante sama mama kamu besanan" Zee tersedak ketika mendengar itu dia buru buru minum rasa nya seperti tenggorokan nya terbakar

"Apaan sih ma" Malas chika kesal jika mama nya sudah mode jodoh menjodohkan

"Ya gapapa dong zee kan anak baik" Sambung mama nya

"Bener tuh dedek setuju" Seketika zee mati kutu dia bingung harus bereaksi apa

Chika hanya memutar bola matanya malas dan lanjut makan.

Selama di mobil ketika jalan pulang, zee hanya terpikir tentang marsha, hasilnya dia mengarahkan mobilnya menuju ke rumah gadis itu.

"Shaa.. " Panggilnya setelah sudah mendapat ijin ke atas dari orang tua marsha

Marsha hanya meliriknya sekilas dan kembali mengabaikan nya, dia tak sudi melihat muka zee malam ini karna pria itu telah membuatnya marah hari ini.

"Sha marah kahh.. " Ya menurut anda saja zee, gadis itu menunggu zee membujuknya dari tadi pagi dan pria itu mendatanginya di jam malam seperti ini

Dia kesal ketika zee tak menjadikan nya prioritas, enak saja niat memacari tapi malah asik asikan dengan gadis lain diluar sana. Mana si chika cantik, kan makin kesal si marsha.

"Jangan diemin aku dong, maafin ya? " Sedih zee

Marsha masih tak bergeming, ego nya bilang untuk mengabaikan pria itu selama lamanya. Dia kembali fokus pada film yang dia tonton.

Zee duduk di sebelahnya, merangkul pundak gadis itu namun marsha masih tak bereaksi.

"Kalau kamu ga jawab, aku cium ya bibir kamu" Zee mulai mendekat ke arah marsha

"Mau mati lu zee" Akhirnya marsha mengeluarkan suaranya

Bagaimana tidak, jantung dia seakan mau lompat dari tempatnya karna zee berusaha menciumnya.

"Abisnya kamu diem aja" Rengek zee

"Ngapain ngajak ngomong aku, sana ngomong aja sama si chika chika itu" Sindirnya

Zee hanya memasang muka cengo dia bingung harus beralasan apa lagi kali ini.

"Maaf yaa... Soalnya ga enak kalau nolak dia kan aku yang bikin dia sakit" Zee berusaha menjelaskan namun itu justru memancing kemarahan marsha lagi

Bisa bisa nya kaki pincang nya chika di jadikan alasan untuk pergi bersama si chika! Kan pasti si chika chika itu cuma modus.

Tapi marsha harus menahan amarahnya, karna dia pikir seharusnya dia tidak marah toh dia dan zee hanya sebatas perjanjian saja.

Setelah cukup lama menemani gadis itu nonton dan akhirnya tertidur, zee kembali kerumahnya dengan hati yang sudah aman.

"Zee mau ga kalau kira kira dijodohin sama chika" Baru saja pulang dia sudah di todong pertanyaan gila

"GAMAAU! ZEE UDAH PUNYA PACARRRRRRRRRRR" zee berlari menghindari mamanya sendir

Day 19

Seharusnya dia tak bercerita ke marsha soal jodoh menjodohakn itu, karna akhirnya dia sendiri yang pusing. Marsha dari tadi misuh misuh pake segala bilang zee di guna guna chika.

Soal pernyataan chika waktu itu zee jadi kepikiran, apa benar marsha cemburu ? Selain cemburu apa alasan gadis di sebelahnya ini jadi badmood dan menanggapi zee seperti dia sedang marah besar.

"Kamu, cemburu ya sama chika ?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut zee dan membuat sang wanita tertegun

"Kamu gila ya zee ? Mana ada aku cemburu! Aku tuh kesel aja padahal aku juga cantik ngerasa kalah saing" Dia beralasan dan zee percaya saja padahal dia berbohong

"Nah kan, mana mungkin kamu cemburu kamu aja ga suka sama aku" Walaupun kalimat ini menyedihkan tapi tetap saja ini fakta bahwa marsha tidak menyukai zee

"Hari ini kita mau kemana sha ?" Zee masih fokus dengan mobilnya, dia menyetir tanpa arah

"Aku mau ke rumah kamu!"

Zee sangat kaget fak kata zee teh, mana bisa semendadak ini dia kan jadi panik. Walaupun marsha pernah kerumah dia tetap saja ini beda.

"Tumben udah pulang sayang" Sapa shani

"Lohh sama anak cantik ternyata" Shani masih mengingat moment marsha menjenguk zee waktu itu

"Siapa namanya kemaren ?" Shani berusaha mengingat namun dia tetap lupa

"Marsha tante" Jawabnya biasa

"Oh iya marsha, pacarnya zee yaa" Shani ingin tertawa melihat ekspresi zee saat ini

"Bukk.. "

"Iya tante pacarnya zee" Belum sempat zee memjawab namun wanita disebelahnya itu dengan lantang dan seenaknya saja berucap seperti itu

"Aduhhh udah gede banget anak mami" Zee sudah bersiap pasti setelah ini dia akan di ejek selama satu minggu

"Yaudah ma mau ke kamar ya" Pamit zee mengajak marsha

"Iyaa sana, inget zee anak orang jangam dia apa apain" Tawa shani lepas


























*team zeesha atau zeechik nihh

Hope (Zeesha) Where stories live. Discover now