17. PAGI PAGI SIAL ?

18 3 0
                                    

Happy reading!!!

Thank u so much yang sudah vote di chapter sebelum nyaa 💖💖

Thank u so much yang sudah vote di chapter sebelum nyaa 💖💖

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




>>>>>>><<<<<<<

Pagi pun tiba, sasa sedang bergegas untuk berangkat sekolah seperti biasa. Fikiran nya saat ini sedikit kalang kabut, memikirkan kejadian kemaren sore, ia takut jika adik angkat nya terluka.

Ketika hendak berangkat sekolah, ia ber bolak balik ke kanan dan ke kiri, untuk meyakinkan diri nya menelpon kembali sang adik dengan tujuan menanyakan kabar atau tidak, dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Niat nya diurungkan karna ia berfikir jika menelpon, keributan akan kembali terjadi.

" Gue kawatir sama nara, tapi kalo gue telpon pun bakal nambah masalah yang ada bunda bisa benci gara gara gue terus terus an ganggu. " Ujarnya

Tak perlu waktu lama dalam membuang waktu, sasa memanfaatkan waktu untuk segera berangkat agar tidak terlambat.

" Gimana nanti lah gue pikir, mending berangkat dulu dari pada gue telat bisa abis gue sama tu satpam. "

Mengunci pintu dan menaiki Scoopy manis adalah hal yang di lakukan sasa saat ini, segera menancap gas sedang menuju sekolah telah sasa lakukan, ia berada di jalan yang tak terlalu padat tetapi tetap berisik.

" Ga rame sih tapi brisik nya itu lo bram brem bram brem mulu dah. "

Ocehan ocehan kecil ia lontarkan untuk mengumpat di setiap pengendara yang tak ia sukai hal biasa di setiap berkendara pasti nya.

" Sampai juga akhirnya, untung ga telat. "

Ketikan ia berjalan menuju koridor kelas terlihat tak jauh di sana ada seseorang yang sedang berbincang.

" Buruan siram air itu, biar kepleset. Pura pura ga sengaja nyenggol bahu aja. " ujarnya dengan tatapan tajam.

Tak perlu waktu lama, wanita tersebut menjalankan tugas yang sudah di tugaskan dengan sigap dan cepat

Dengan hitungan detik saja
Sasa terjatuh ternysungkur akibat senggolan bahu yang cukup keras. Air membanjiri lantai dan rok pun basah meliputi nya.

" Upss ups sorry ga sengaja" segera berlari dan tak tertinggal senyuman yang mengartikan ejekan.

Sasa yang diperlakukan seperti tadi tentu saja menjadi pusat perhatian saat ini. Ia hanya bisa menangis tanpa bersuara. Baju yang ia kenakan sudah setengah basah, orang orang hanya berlalu lalang dan enggan menolong tiba tiba ada ketukan langkah cepat seperti berlari menghampiri nya dengan sigap lalu menggendong sasa ala bridal style.

Sasa hanya bisa menutupi wajah menangis nya, ia benar benar malu dan benar benar tak menyangka masih saja ada yang membuly, padahal ia tak pernah menyakiti seseorang.

𝐒𝐡𝐞 𝐢𝐬 𝐬𝐚𝐬𝐚 ?Where stories live. Discover now