˚。⋆06. sorry⋆。

59 20 3
                                    

annyeonghaseyo
apa kabar cegil Rafa?
masi pada stay kann
makasii yang masi stay

happy reading💐

Bel pulang sekolah berbunyi, bersamaan dengan itu, ponsel Lunna juga berbunyi memunculkan beberapa notifikasi.

Naisa🍒
Lunnaaaaaa
Udah kelar kelas, kan?

Angel 🍒
Lun, ayok bimbingan

Rafael Zayyandra
Gue di lab komputer 2

Lunna mengacak-acak rambutnya frustasi. "Arghh, bisa-bisanya lupa kalau hari ini mau bimbing mereka."

Kanaya yang sedang merapikan meja dari barang-barang sekolahnya itu merasa heran. "Kamu kenapa?"

Lunna menatap Kanaya dengan wajah memelas. "Nay, gue hari ini mau bimbingan. Bukan gue yang dibimbing tapi gue yang bimbing."

"Bimbingan apa?"

"Proposal."

"Wow, daebak! Ada Rafael, ya?"

Lunna yang tadinya sudah mengalihkan pandangan itu kembali menatap Kanaya. "Kok tauu?"

Kanaya tersenyum. "Tau dong, orang aku nguping obrolan kamu sama Rafael tadi pagi," ucap Naya dengan polosnya.

"Ishh, Nayaa!"

Kanaya merapikan alat tulisnya. Kemudian berlari meninggalkan Lunna yang masih duduk di bangkunya. "Dadaa, Lalunna. Naya pulang dulu." Gadis itu melambaikan tangannya dari depan pintu. Ia pulang bersama Alvian.

"Dasar bucin." Lunna memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. "Oh iya, tapi kenapa gue masih jomblo aja dari lahir? Perasaan gue nggak jelek-jelek amat."

Lunna mengambil cermin milik Kanaya yang memang sengaja ditinggalkan di laci meja. "Tuh, kan. Gue nggak jelek-jelek amat, kok. Cantik nih. Tapi kenapa masih jomblo aja dari lahir? Kenapa gitu nggak ada cowok yang deketin gue?"

"Kenapa, ya? Apa kare-"

Brak ....
"Woi!"

Ucapan Lunna terpotong ketika seorang cowok tiba-tiba datang dan menggebrak mejanya dengan cukup keras.

Lunna yang kesal itu kembali menggebrak meja.
Brak....

"Lo diajarin sopan santun nggak, sih? Seenaknya masuk kelas orang. Mana gebrak meja. Sopankah begitu?" tanya Lunna.

"Bodoamat. Lo kayanya juga lupa sama amanah."

"Amanah? Nggak ada, gue nggak dititipin amanah apa-apa, kok."

Cowok itu mengeluarkan beberapa lembar dokumen yang sudah acak-acakan. "Proposal, anjir."

Lunna memegang kepalanya. "Oh iyaaa. Gue lupa, Raf. Sorry."

"Makannya jangan ngedrakor mulu lo."

"Kok lo tau kalo gue hobi drakor."

"Keliatan. Lo bawa pc Lee Jong Suk sama Na Jaemin ke mana-mana."

Lunna tertawa kecil. "Pacar dan suami itu penyemangat sekolah."

"Ahh, iyaaa iyaa yang penting sekarang ayo bimbingan."

"Oke sip ayok ke lab."

Lunna, Rafael, Naisa, dan Angel mengerjakan proposal itu bersama-sama di lab komputer. Lunna yang sedang membaca ulang itu berhenti di suatu halaman.

"Kenapa, Lun?" tanya Naisa.

"Yang punya ide event ini siapa?" Lunna menunjuk ke salah satu event yaitu 'adu gombal' yang terdapat dalam proposal tersebut.

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now