13

321 12 1
                                    


Lucas tertawa mengejek, tangannya meraih pinggang wanita cantik yang menyentuh wajahnya halus. "Sama aja sama semua perempuan yang deketin saya"

"Kalian cuma suka wajah ini" lelaki itu memandang sedih mendengar kalimat tadi, biasanya dirinya akan jumawa dan langsung mengiyakan saja setiap wanita yang memuji wajahnya.

"saya-"

"Kalian ngapain?!" Teriakan Anin membuat Lucas tersadar dan melepaskan rangkulan di pinggul bos nya.

Anin Menarik tubuh Leah ke belakangnya dan berdiri berhadapan dengan Lucas "Ga usah, sentuh-sentuh Leah. Lo tuh ga pantes!"

"Kalo ga tau apa-apa bisa diem ga?" Lucas yang emosi mengubah nada bicaranya.

"Gue tau lo tuh busuk, terserah punya banyak cewek dan gonta ganti pasangan ga mandang gender" "Tapi jangan Leah!" Anin menunjuk-nunjuk pria tinggi dihadapannya. "Dasar man whore!"

"ANIN!" Leah berteriak menghentikan temannya yang hendak mengata-ngatai Lucas Lebih lanjut "Kamu pulang sekarang" Kini Anin ditarik ke arah pintu.

"Dengerin aku dulu, kamu harus tau rumor nya soal dia yang udah tidur sama-"

"ANIN CUKUP! Sebelum aku makin marah kamu pulang dulu" Leah membanting pintu ketika Anin sudah diseret ke luar rumah.

Dirinya kini melangkah ke dapur menghampiri lelaki yang dengan santai lanjut menyiapkan sarapan itu, "sorry ya" ujarnya pelan. "Maafin kata-kata teman saya"

"Harusnya anda mendengarkan teman anda. Kita ga cocok"

Lucas meletakkan omelet dan rati bakar. "Saya mau siap-siap, silahkan dimakan nona" ucapnya lalu bergegas ke kamar tamu.

'bangsat, kenapa pengen nangis'

Rutuk Lucas terhadap dirinya sendiri, dirinya sudah terbiasa dihina tapi kali ini merasa sangat kesal.

"Dia itu emang play girl ya? cuma suka tampang gue" jedanya sejenak lalu menatap ke arah cermin. "Emang gue ganteng sih. Tapi yang suka pada kayak setan semua, ga ada yang mirip ibu sama sekali"

...

Pagi itu mereka berangkat bersama ke kantor, dengan Lucas yang memakai pakaian sama seperti kemarin. Seisi kantor menatap kedatangan dua muda mudi itu, sedikit berbisik dan bergosip mengapa mereka datang bersama.

Siangnya mengadakan meeting penting dengan klien, dan Lucas cukup tegang karena ini merupakan meeting penting pertamanya. Dia melakukan beberapa catatan dan notulensi yang seharusnya ditulis oleh sekertaris, sepertinya dia melewati meeting pertamanya dengan lancar.

Kini mereka sedang berada di restoran untuk menikmati makan siang, setelah pagi sarapan dengan buru-buru dan asal. Sudah dipastikan perut Lucas sangat keroncongan. 

Dirinya sudah mulai terbiasa memesan dan mencari tempat makan bagus untuk wanita menyebalkan di hadapannya.

"Nona sedang ingin makan apa?"

"Pesankan apa saja dan tolong tambah wine"

"Nona mau minum?"

Leah hanya mengangguk dengan mata yang sibuk pada tablet nya, mengerjakan revisi dari klien.

"Tapi ini masih siang"

"Satu gelas saja, saya biasa minum kalau sedang stress"

Lucas mengangguk patuh, sekarang interaksi mereka benar-benar sudah selayaknya atasan dan bawahan. Tidak ada kata-kata menggoda dari Leah, ataupun perlakuan nya yang sering membuat Lucas merinding.

My Personal Assistant (21+)Where stories live. Discover now