🍋

627 5 0
                                    

Chapter 5: Hate but Love (2)


Ingin sekali Ino menghajar pemuda pirang yang duduk di sebalahnya, setelah semua usaha, pada akhirnya Naruto tetap saja tidak mendengar semua yang telah ia ucapkan. Pemuda itu tetap saja duduk tenang sambil membaca buku.

Ragu sejenak, akhirnya Ino memberanikan diri menjangkau telinga Naruto, mencoba mencopot sebelah headset sang pemuda. Tetapi sebelum bisa menarik headset itu setelah menyentuhnya, tangannya digenggam oleh Naruto.

Tangan yang kasar, besar, dan hangat. Ino bahkan merasa nyaman digenggam oleh tangan tersebut, tetapi kenyamanan itu lenyap setelah beradu pandangan dengan mata sapphire Naruto.

"Apa maumu, pirang!" Naruto ketus, sikapnya tidak menunjukan kemarahan seperti yang Ino bayangkan, melainkan kesal oleh sesuatu yang lain.

Ino terdiam sesaat, sebelum mendengus kesal dan menarik tangannya paksa dari genggaman Naruto, bersamaan headset yang ia pegang. "Aku mau jadi pacarmu, pirang!" Ino merasa ia menjadi orang bodoh jika di dekat Naruto.

"Tch. Kau menggangguku untuk ini! Bukannya kau tadi tak mau? Terus sekarang kau seolah memaksaku untuk pacaran denganmu,"

"Siapa yang maksa?" Ino pun dibuat emosi olehnya. Bukankah ia yang diperas di sini?

"Oh terus ngapain masih di sini? Bukankah kau tak mau jadi pacarku? Hush... hush... pergi!" Ekspresi Ino terpelintir setelah mendengar ucapan Naruto, ia merasa telah dipermainkan oleh si pemuda.

"Ti-tidak bukan begitu, aku ingin meminta maaf."

"Minta maaf untuk apa?" Naruto mendesah bosan sebelum kembali fokus pada bukunya.

"Itu... karena aku telah menolakmu." Ucap Ino ragu, untuk sekian kalinya ia merasa dirinya bodoh.

"Kau tidak mencintaiku kan? Jadi untuk apa minta maaf?" Naruto masih cuek. Jika itu orang lain maka sedari tadi Ino pergi meninggalkan Naruto, tapi tidak untuk si pemuda. Ia tidak percaya jika dirinya bisa lepas semudah itu.

"Itu..." Ino bahkan dibuat bungkam oleh kalimat sederhana Naruto, ia bergerak gelisah dalam diamnya.

"Tch, sebenarnya mau mu itu apaan sih?" Naruto berucap kesal, terlihat risih dengan sikap Ino.

"Mauku?" Ino nampak berpikir untuk sesaat, "Aku mau pacaran denganmu, apapun syaratnya." Ia tetap tinggal agar masalahnya tak berdampak pada keluarganya, tentu saja Ino siap apapun keinginan Naruto.

"Bukankah kau bilang tak menyukaiku?"

"Aku suka kok, perasaanku tulus padamu, Naruto-kun."

"Oh ya, sejak kapan?" Alis Naruto naik sebelah.

"Sejak... tadi. Ya sejak tadi!" Ino melihat Naruto tersenyum padanya, 'sial ternyata si pirang ini mempermainkanku.' batin Ino menjerit saat melihat senyuman Naruto.

"Lagipula kan dirimu tampan Naruto, rasanya tak ada rugi pula jika berpacaran denganmu." Ino berucap dengan nada kesal, suasana hatinya terbawa arus dari sikap Naruto. "Meskipun sikapmu itu yang membuatku benci sih..." Lanjut Ino bergumam, tetapi hal itu masih bisa di dengar Naruto.

"Oh jadi kau sebenarnya membenciku atau mencintaiku?"

"Eh?" Ino diam sejenak, jika ia salah mengambil langkah, bisa-bisa Naruto nanti tak mau jadi pacarnya, ujungnya keluarganya pun sengsara. "Mungkin... dua-duanya, hehehe...,"

Ino tertawa canggung setelah menjawabnya, ia sedikit malu ketika memikirkan kembali jawaban ngasal itu.

"Pfft... Wahahaha!" Hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Ino ialah, Naruto yang tertawa. Mendengar tawa keras itu Ino semakin yakin sedari tadi ia telah dipermainkan. Namun Ino hanya diam, jika ia terpancing maka keluarganya akan sengsara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naruto vs everybody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang