Empat

1.3K 112 17
                                    


Zhan merapikan buku-bukunya dan segera beranjak dari kursi untuk pergi. Ia harus segera bekerja.

Tak lupa Zhan melirik Yibo yang masih bercanda tawa dengan kedua sahabatnya membuat Zhan ikut tersenyum saat melihat tawa Yibo.

Zhan melangkahkan kakinya pelan disusul dengan seorang pria yang tersenyum hangat padanya.

"Apakah kau akan pulang?" Tanya Hedi tersenyum ramah.

"Ah? Tidak, aku harus bekerja." Jawab Zhan kembali membalas senyuman yang tak kalah ramah pada Hedi. Kemudian ia kembali menoleh ke arah Yibo.

"Apa kau menyukai pria itu?" Tanya Hedi seraya menunjuk Yibo. Melihat Zhan yang selalu memperhatikannya membuat Hedi lebih curiga.

"Ah?! Tidak-tidak! Aku tidak menyukainya!" Bantah Zhan dengan panik.

Yibo yang mendengar percakapan mereka pun menoleh. Tetapi ia hanya menatap Hedi dengan tatapan tajam tidak suka. Begitupula sebaliknya.

"Mereka tidak pernah akur." Bisik Hien pada Lin Yi yang sudah bergidik ngeri melihat tatapan dingin mereka berdua. Menjadi hal yang biasa jika keduanya bermusuhan.

Zhan melirik Yibo setelah itu melirik Hedi. Keduanya saling memberikan tatapan tajam membuat Zhan tak sama sekali mengerti ada apa dengan keduanya.

"Ee-ee.... Aku akan pergi." Ujarnya berpamitan dan segera melangkahkan kakinya lebar.

"Zhanzhan! Tunggu kami!!" Teriak Lin Yi dan Hien yang ikut melangkahkan kakinya mengejar Zhan. Tak ingin berada di antara dua manusia yang bermusuhan.

"Kau memang ahli mencari perhatian orang lain." Ujar Yibo yang mendekat dan mensejajarkan posisinya dengan Hedi.

"Kakek bilang, kau harus tidur di rumahnya hari ini." Ujar Hedi masih dengan memberikan tatapan ledek pada Yibo.

"Kenapa tidak kau saja? Bukankah akan lebih mudah menarik perhatian kakek? Cucu kesayangan." Cibir Yibo dengan memberikan senyuman miringnya.

"Aku jadi sangat kasihan denganmu, masih mending jika aku cucu kesayangan, dari pada cucu yang tidak dianggap?" Ledek Hedi tak mau kalah.

Yibo melotot tajam dan mencengkram kerah bajunya dengan penuh amarah. Sementara Hedi tersenyum senang karena berhasil memancing amarah Yibo.

"Apa yang terjadi dengan Wang Hedi dan Yibo?" Tanya Zhan penuh rasa penasaran.

"Mereka memang bermusuhan sejak dulu." Jawab Lin Yi.

"Kenapa mereka bermusuhan?"

"Hm.... Aku tidak bisa memberitahunya." Jawab Lin Yi.

"Ini rahasia." Sambung Hien dengan berbisik.

Zhan semakin tambah penasaran kenapa Yibo dan Hedi bermusuhan. Rasanya ia ingin mencari tahu tetapi tak berani untuk bertanya banyak.

Zhan mengarah ke parkiran dan segera mengambil sepedanya yang terparkir. Menaiki sepedanya kemudian bersiap untuk mengayuh. Tetapi ia mengurungkan niat untuk mengayuh saat melihat Yibo yang berjalan ke arah motornya.
Reflek Zhan tersenyum lebar memperhatikan pria itu. Setidaknya ia memiliki kesempatan untuk melihat Yibo.

Yibo mulai menancapkan gas motornya kemudian barulah Zhan mengayuh sepedanya saat Yibo sudah tak tampak lagi di pandangannya.

Seperti biasa, Zhan harus bekerja paruh waktu di Sunshine Cafe tempatnya bekerja.

Yibo memarkirkan motornya di halaman rumah besar dengan beberapa bodyguard di luarnya. Ia disambut baik kemudian ia melangkah masuk. Saat Yibo masuk, ternyata sudah ada Hedi yang tengah berbincang dengan kakeknya.

Loving Your HurtsWhere stories live. Discover now