Enam

1.2K 102 8
                                    


Zhan berjalan ke kantin dengan tidak semangat. Segera mengambil jatah makan siangnya dan mencari bangku kosong yang berada di pojokan.

Ia mulai menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya dan dibuat terkejut saat Zhi menepuk pundaknya secara tiba-tiba.

"Zhi! Kau mengejutkanku." Seru Zhan sedikit kesal.

"Apa yang terjadi?" Tanya Zhi seraya meletakkan piringnya dan duduk berhadapan dengan Zhan.

"Tugas praktekku mendapatkan nilai rendah." Keluh Zhan seraya menghela nafasnya sedih.

"Eh? Tumben sekali, biasanya nilaimu yang tertinggi."

"Itu karena Yibo yang salah memasukkan bahan."

"Yibo? Kau sekelompok dengannya?"

"Hm."

"Hei, seharusnya kau senang karena bisa berdekatan dengannya." Goda Zhi seraya tersenyum senang.

Zhan menatap Zhi heran dan lagi-lagi menghela nafasnya. Kemudian kembali melahap makanannya.

"Bagaimana kelas barumu? Apakah menyenangkan?"

"Lebih baik dari kelas sebelumnya." Zhan sedikit merasa lega karena kelasnya yang baru sangat berbeda dengan kelas bak neraka sebelumnya.

"Untunglah.... Apakah seru sekelas dengan Yibo?"

"Aku bisa lebih mudah memperhatikannya." Zhan tersenyum senang membayangkan wajah Yibo yang selalu ia perhatikan dalam diam. Kemudian senyuman Zhan mendadak hilang saat ia menyadari bahwa Yibo tidak pernah membalas senyumannya dan selalu menatapnya datar.

"Dia selalu tersenyum ramah pada orang lain, tetapi kenapa tidak denganku? Dia selalu menatapku datar." Keluh Zhan sedih.

"Kalau begitu kau harus membuatnya tersenyum padamu."

"Bagaimana caranya?" Zhan menatap Zhi penuh harap.

-----★•••★-----

Bel pulang sudah berbunyi. Semua murid-murid berbondong keluar. Zhan memperhatikan Yibo yang membereskan buku-bukunya kemudian perlahan mendekatinya.

Zhan bersiap untuk membuka mulutnya tetapi entah kenapa ia mendadak bisu. Mulutnya tak sama sekali bisa diajak bekerja sama.

Yibo menatapnya heran dan melangkahkan kakinya pergi bersama kedua sahabatnya. Zhan mendecak kesal seraya mengumpat di dalam hatinya karena sudah bersikap bodoh dan tidak memanfaatkan kesempatan untuk berbicara dengan Yibo.

Zhan pun melangkahkan kakinya menuju parkiran tempat sepedanya berada. Langkah kakinya terhenti saat melihat Yibo tengah berbincang dengan wanita cantik yang Zhan tak kenali. Yibo tampak tertawa lepas dan memberikan senyumannya dengan mudah pada wanita itu membuat Zhan merasa sangat iri dan juga hatinya sedikit terbakar.

Zhan mengepalkan tangannya saat melihat Yibo dengan mudah memeluk wanita itu. Zhan merasa sesak di dadanya dan dengan segera menaiki sepedanya kemudian mengayuhnya dan melewati Yibo dengan wanita itu begitu saja.

"Wajar saja, dia pria yang populer." Batin Zhan pasrah.

-----★•••★-----

Pagi ini, pelajaran olahraga yang sangat Zhan nanti-nanti untuk melihat Yibo. Zhan segera berjalan menuju lapangan dan berbaris. Memulai absen kemudian pemanasan. Setelahnya mereka membentuk tim untuk bermain basket.

Loving Your HurtsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora