Bab 1 | Misteri Hanna

2 0 0
                                    

Saat masih kecil Tamara Atara yang lebih sering dikenal dengan Mara selalu merasa sedih. Karena, dia selalu berpindah pindah kota. Setelah ayahnya tiada Mara dan Bundanya memutuskan untuk menetap di Jakarta.

Jakarta adalah kota besar penuh gedung gedung tinggi. Ditengah tengah kota bak megah area kelas atas. Meskipun dia tidak sekaya mereka. Dengan Bundanya yang merupakan dokter salah satu rumah sakit ternama. Dia tinggal dikompleks perumahan teratai dimana orang orang menengah.

Dia adalah gadis pemalu saat masih kecil karena sering berpergian sehingga ia tidak punya waktu bersosialisasi. Hingga ia, bertemu dengan gadis yang aktif berani dan menyenangkan. Kala itu, usianya baru sembilan tahun dan bertemu dengan Hanna.

Tetangga rumahnya, dengan tahi lalat yang khas dibawah bibir dan senyum pipinya indah. Mereka menjadi dekat tidak terpisahkan dari kecil hingga remaja ini. Tetapi, saat SMA mereka harus berpisah sekolah karena Mara tidak ingin bersekolah di SMA Garuda yang terkenal akan elite. Dia memilih SMA umum yang lebih nyaman berbeda dengan Hanna.

Baginya, bersekolah disana adalah anugerah karena tidak semuanya bisa masuk disana.Ia teringat hangat bagaimana Hanna belajar setiap malamnya bahkan sampai mimisan. Dan senyuman merekah saat dirinya berhasil masuk disekolah sana.

Semester awal kelas 10, Hanna sedikit berbeda seperti memiliki banyak beban yang tidak dapat diucapkan. Mara selalu menanyakan apakah disekolah sana baik baik aja. Tetapi, dengan Hanna selalu tersenyum menyakinkan bahwa dirinya baik baik aja.

Namun, disini lah dia berada didepan batu nisan bernama Hannah. Orangtuanya menangis dengan lesu, apalagi setelah mendengar kalau kasus putri semata wayangnya harus ditutup karena tidak ada secercah bukti.

•••

"Kamu yakin sayang?" tanya Bundanya didalam mobil.

" Iya Bundakuu"

Bagaimana tidak seorang ibu yang mengkhawatirkan Mara dengan tiba tiba mau pindah sekolah ke SMA Garuda. Alasannya pun ingin mencari tahu kenapa sahabatnya meninggal secara tidak wajar.

"Bunda khawatir banget loh,Mara "

"Bunda, Mara bakal baik baik aja. Aku nggak bisa biarin Hanna nggak tenang diatas sana karena--" Ucapan Mara berhenti saat tidak sengaja Bundanya mengerem mendadak karena hampir menabrak sepeda anak sekolahan.

Bundanya keluar dari mobil, untuk memeriksa siswa itu. Cowo dengan kacamata bulat itu ternyata adalah siswa SMA Garuda.

"Kenapa,Bun? " Teriak Mara dari jendela.

"Hmm, nak. Kebetulan putriku juga akan bersekolah di SMA Garuda. Jadi, ikut kita aja ya nak untuk sepeda ini tinggalin aja dibengkel. "

"Eh, gak usah Tante. Ngerepotin " Ujar cowok itu dengan lembut.

"Engga kok, beneran. Saya kan yang nabrak kamu. Yauda yuk. "

Bundanya membawa masuk seorang laki laki berkacamata itu. Sepeda nya dititipkan ke bengkel yang kebetulan ada disana. Dia duduk kursi belakang, Mara menyapanya dengan antusias.

"Hai, kenalin nama gue Mara. Lo siapa? " Tanyanya dengan memutar balik tubuhnya menghadapnya.

" Kavi "

"Kelas berapa?"

" 10 semester akhir "

"Wih sama dong, salam kenal ya " Mara mengulur kan tangan padanya yang diterima dengan baik.

Mara mendengarkan Kavi bercerita mengenai apa yang ada disekolah. Dari kelihatannya sekolah itu memang bukan sekolah sembarangan. Seperti sweet school~

SMA Garuda,

Mara masuk disekolah pada saat kelas 10 semester 2. Setelah bercakap cakap dengan Pak Ryan yang merupakan kepala sekolah dari sini. Dia adalah pria yang idealis dan karismatik.

"Selamat datang ya, Mara. Semoga bisa betah disini. " Ujar Pak Ryan.

"Terima kasih, Pak."

Mara dijemput oleh wali kelasnya yang merupakan wanita berkerudung. Namanya adalah Bu Erna yang mengampu mata kuliah fisika. Di SMA ini mempelajari semua mata pelajaran, tidak disekolah dulunya yang dibedakan dengan IPA dan IPS.

Kelas disini dibedakan menjadi dengan huruf abjad dari A sampai F. Sebenarnya tidak ada perbedaan semua kelas sama saja. Mara mendapat kan kelas 10 B,jantungnya berdetak lebih kencang karena gugup nya sembari mengikuti Bu Erna.

"Selamat pagi, anak anak " Suara Bu Erna memenuhi ruangan.

" Pagi! " Balas semua murid.

Siswa siswi yang tadinya lesu mendadak semangat karena melihatnya. Dia tambah gugup, disini sekelas berisi 20 orang.

" Perkenalkan nama saya Tamara biasa dipanggil Mara. Salam kenal semua. " Mara tersenyum tipis.

Dia berjalan menuju ke bangku yang kosong yaitu dibelakang dekat dengan jendela. Ternyata ada cowok yang sudah duduk dekat sana,ah dia adalah salah satu orang yang menatapnya intens.

"Permisi, kakinya bisa disingkirin?" Ujar Mara, karena cowok yang terlihat berandalan ini tengah berselonjor. Ia mengira disekolah elite ini tidak ada modelan bad boy semacam ini.

Cowok itu masih menatapnya diam, dengan permen milkita rasa susu hanya tersenyum miring.

"Bayarlah!"

"Hah??"

"Kalau mau duduk sini ya bayar. " Katanya

"Emang sekolah ini punya bokap Lo! Buruan minggir. " Ujar Mara yang semakin kesal.

Cowok itu malah tertawa kecil, ia membuang sisa gagang permen ke lantai. Mara terkejut saat tiba tiba ada cowok bertubuh bulat dan berkacamata mengambil sampahnya. Perlahan,dia mendekat ke arah Mara.

"Sekolah ini memang punya bokap gua,kepala sekolah yang Lo temuin tadi adalah paman gua. Jadi--"

" Kalian jangan ribut mulu, Daren Baskara jangan ganggu murid baru." Ucap Bu Erna.

Pundak Mara terpegang,dia menengok ternyata adalah Kavi. Dari awal dia memang sudah berada dikelas ini.

"Duduk sama aku aja, Mar. "

Dengan perasaan yang dongkol,ia menggangguk mengikuti Kavi ke bangku mejanya.

"Emang bener ya, Kav. Sekolah ini punya bapaknya?"

" Iya, Mar. Dia kan putra ketiga dari Baskara Group. " Sahut Kavi.

Baskara Group adalah sebuah perusahaan dengan bisnis dibagian pendidikan dan kesehatan. Diantaranya SMA Garuda, Donatur Columbia University, dan Rumah sakit Garda Baskara.

Dia melirik anak belagu itu, Mara mengerutkan dahinya saat Daren Baskara malah mengedipkan matanya.

"Daren juga anak geng motor loh! Keren banget! " Tiba tiba saja gadis berambut bob dengan poni menghadap ke belakang.

Mara hanya diam saja tidak tahu harus merespon apa.

"Eh, belum kenal yah? Gue ini cewe terimut disekolah ini nama gua Chika. " Gadis tersebut mengulurkan tangannya, Mara menerimannya dengan senang hati.

Tapi memang,ia mengakui kalau perempuan yang bernama Chika memang imut.

"Ga usah ngarang, dia emang kepedean banget. Salam kenal, Mara nama gua Prita "

" Prita ini itu Top 5 murid berprestasi di SMA Garuda. Kalau Lo jalan jalan ke aula prestasi pasti liat foto Prita." Seru Chika bersemangat.

" Ga usah berlebihan, Chik. "

Entah kenapa makin lama mereka jadi dekat dengan bertiga. Tidak kerasa bel istirahat, ia tidak lupa dengan misinya. Sebelum itu, dia harus meneliti semua yang ada disekolah dan mendapatkan informasi mungkin bisa mendapatkan dari mereka bertiga.

TBC...

Sweet SchoolWhere stories live. Discover now