Bab 2 | Mister Hanna

1 0 0
                                    


Kantin,

Fasilitas di SMA Garuda ini memang bukan kaleng kaleng. Mendapatkan makan siang gratis berserta susu. Tetapi dikantin juga menyediakan makan lainnya seperti berbagai kedai.

Mereka berempat mulai mengobrol dengan gembira. Mara juga sudah bertukar nomor telepon dengan keempatnya. Mara mengaduk Sop ayamnya mungkin ini saatnya untuknya.

"Guys, gue nggak sengaja denger beberapa Minggu yang lalu ada murid yang bunuh diri yah. " Ucapnya.

Wajah mereka hanya biasa, itu berarti tidak ada yang disembunyikan.

"Wah, ada juga orang luar yang denger berita ini. Iya, kasihan banget tahu nggak Mar. Gua yakin itu bukan bunuh diri walaupun gua nggak kenal itu " Ucap Chika yang mendadak sedih.

"Dari kelas 10 D bukan? Namanya Hanna? " Tanya Kavi

"Iya, Kav. Kasihan banget mana sering di bully sama geng Badut centil itu. " sahut Chika lagi .

"Dibully?"

" Tuh, sama mereka. " Tunjuk Prita pada sekumpulan murid yang juga sedang makan.

Mara mengepalkan tangannya menahan amarahnya. Dia melihat ada tiga perempuan dan dua laki laki yang juga sedang membully. Dimana mereka menyuruh anak perempuan dengan kacamata bulat itu memakan makanan sisa.

Saat dia hendak berdiri ingin membantu perempuan itu. Tetapi,tidak jadi karena ada seorang cowok dengan tubuh yang sangat tinggi berbadan proposional.Dia tidak terlalu jelas dengan pembicaraan mereka. Karena meja berada dipaling ujung sana. Entah apa yang dikatakan cowok itu membuat gadis berambut merah menendang meja,kemudian pergi meninggalkan gadis yang dibully.

" GILA! Emang boleh sekeren itu Sean Atmaja Saseno. " Seru Chika sepertinya sangat mengidolakan.

"Dia siapa?"

"Sean, anak OSIS kelas 10 A. Top 2 siswa jenius SMA Garuda. " Sahut Kavi.

"Oh-- "

Mara terus memandangnya,ya dia mengakui kalau cowok itu keren. Tanpa sengaja mata mereka saling bertatapan semu. Dia langsung memutuskan ikatan kontak mata karena malu.

Saat itu, dia pergi untuk ke kamar mandi tapi sebenernya dia ingin menyelidiki geng pembully itu. Salah satunya adalah cewek dengan rambut merah. Entah kenapa sendirian cewe itu berjalan menuju ke tempat sepi. Ada di halaman gedung sekolah angkatan 10.

Mara mengintip dibalik pohon,sedangkan gadis berambut merah itu bertemu dengan anak OSIS tadi.

" Sherly, are you seriosly? Bukan Lo yang bunuh Hanna?"

Hah?? Kenapa Sean bisa tahu soal Hanna apa dia mengenalnya.

"Lo beneran pacaran ya sama Hanna? Segitunya banget pengen nyari pelakunya. Nggak denger apa kata kepolisian kemarin? Hanna itu bunuh diri! " Sentak Sherly yang mengibaskan rambutnya.

Cowok berwajah rupawan itu, dengan wajah santai menatapnya.

"Jadi, kalau bunuh diri nggak ada sebabnya. Kalian berlima itu yang sering bully. "

"Ckk, nggak ada buktinya kalau gue pernah ngebully. Kalau ada? Tahu kan backingan gue siapa? " Balas Sherly yang lagi lagi angkuh.

"Jangan terlalu percaya diri,Sherly. Karena apapun yang terjadi gua akan cari tahu semuanya."

"Silahkan, kalau bisa pangeran tampan."

Sherly meninggalkanya, sedangkan Sean hanya mengibaskan rambut secara kasar. Seakan kalau dia gagal tidak mendapatkan jalan keluarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweet SchoolWhere stories live. Discover now