13-01-2022
di meja makan keluarga argata
"hari ini 8 thnnya bunda" ucap adel memecah keheningan"kamu ada jadwal kontrol kan" ucap samata mengelus pucuk kepla anaknya
"tara temani adik kamu kontrol ya!" pinta samata pada anak tengah nya
"bumi tolong tidak telat datang ke kantor" ucap samata si sulung
"kathrin sudah selesai belum nak" tanya samata pada si bungsu
"bentar pah"
"papah tunggu di mobil ya, pelan-pelan aja makannya" ucap samata sebelum pergi
"kak aku sekolah dulu" pamit kathrina mengecup pipi tara yang kebetulan berada disamping
setelah kepergian ayah dan si bungsu dari rumah keheningan menerka meja makan
"kamu punya dua kaki untuk berjalan, mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat""tara" tegur bumi pela
"kamu tidak lebih penting dari apapun dirumah ini jadi berhenti merepotkan" ucap tara berlalu pergi
"TARA" teguran keras dari bumi seperti angin lalu bagi tara
***
Aldean berdiri menatap kosong cermin depannya belakangan ini ia harus kemabali ke rumah sakit untuk kontrol jantung nya yang belakangan ini seringkali kambuh
tentang ucapan tara tadi?
itu seperti makanan sehari-hari baginya bahkan jika ada ayahnya pun tara sama sekali tak menyembunyikan ke tidak sukaanya terhadap aldean hanya pada si bungsu tara menjadi sosok berbeda.ntah lah sedari kecil ia merasa tara ada di samping nya tapi seperti terhalang tembok yang besar.
tentang kakak pertama nya?
ia merasa ganendra berada di sisi bagian tembok dirinya tapi tak tau dimana keberadaannyaia mengambil foto bingkai bundanya ingin ia mengadu dan merengek kepada bundanya bahwa ia lelah, ia bosan. jika saja bundanya berada disini mungkin semua tentang penyakit dan sikap kakak-kakaknya tak begitu melelahkan dan menyakitkan
"mas al mobil nya sudah siap" ucap seorang wanita paruh baya dari luar pintu kamar aldean, mendengar itu aldean menarik nafas nya kuat agar tak terlihat menyedihkan.
aldean adalah sosok yang tulus selalu menyebarkan senyumnya kepada siapapun dan dalam kondisi apapun
"pak mampir kerumah marsha ya"🏥🏥🏥
"udah sembuh ini, apalagi ada yang nemenin" mendengarnya aldean sedikit tersipu pasalnya ini bukan yang pertama ia di temani oleh rashel si teman masa kecil
"berarti saya gak perlu kesini lagi kan dok" tanya aldean pada dokter yang menangani nya dari kecil
"abisin vitaminnya ya del kalau udah dateng lagi kesini"
setelah pemeriksaan dan beberapa wejangan dari dokter rashel dan aldean pergi meninggalkan ruangan milik dokter kenan
"jangan murung gitu dong del" rashel menggenggam lengan adel
"tadi dokter bilang sembuh tapi tetep disuruh habisin obat dan kontrol lagi, itu namanya belum sembuh"
"vitamin del bukan obat biar makin kuat" ucap rashel mengangkat kedua tangan nya seperti petinju yang menunjukan otot-otot nyaadel terkekeh dan mengacak rambut rashel gemas
"kira-kira aku bisa sembuh gak ya? kalau bisa kapan? nih ya ra kalau tembok di rumah sakit ini bisa ngomong pasti dia lagi ngomong gini *hadehh ini orang ganteng siapa sih dateng mulu, yaaa kira-kira gitu lah ra"
rashel sedkit tertawa mendengarnya
"aneh kamu mah dah yuk aku ada matkul jam 1""kita beli es krim dulu gimana"
"boleh"
"eh beli pizza juga yuk"
"iyaaa""tapi kamu mau makan siang apa"
"kita ke mobil dulu ya aldean aksh di jalan baru kita tentuin
mau apa" adel setuju dan meletakan tangan nya di pinggang memberi kode agar marsha menggandeng nyarashel hanya menggeleng walau tetap mengikuti arahan orang yang berada disamping nya
"ra" panggil aldean kepada rashel yang tengah sibuk dengan handphone nya
"makasih ya"
"untuk?
"untuk semuanya, ra boleh aku minta sesuatu ke kamu?"
"apa kamu mau apa"
"ra aku beneran sayang sama kamu, aku mau kita lebih dari yang sekarang"
"del.......
"kalau kamu gak bisa jawab sekarang gak papa kok ra aku bakal tunggu waktu kamu siap"
"del aku juga sayang sama kamu"
"tapi bukan untuk lebih, kita udah temenan dari kecil aku sayang kamu sebagai sahabat aku"
"ada orang lain ya?
rashel mengangguk pelanggan
"dia orang bikin aku jatuh sejatuh- jatuhnya maaf del""gak papa aku jadi lega aja udah ungkapin semuanya"
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARGATA
Short StoryCAPTHER tolong anggap aku~ saya mencoba bertahan~ lihatlah sisi berbeda~